Kenapa Kristen Tidak Eksis di Arab Saudi?

Kenapa Kristen tidak eksis di Arab Saudi? Ini ceritanya:

Seorang pendeta mencoba menyampaikan misi Kristen di Arab Saudi.

Dia memasang baliho dan menyebarkan brosur undangan gratis di beberapa tempat strategis di beberapa kota di Arab, yang isinya adalah tentang mujizat penyembuhan.

Dengan ilustrasi gambar dan kata-kata yang sangat menarik sbb (dari kiri ke kanan):

Kita Kerja Sama-Sama

Markus 2:1-12
Dulu sewaktu kita masih mengikuti Sekolah Minggu ada sebuah lagu yang liriknya berkata, “Kita kerja sama-sama, sama-sama, sama-sama. Kita kerja sama-sama, senanglah hati.” Kata-kata lagu itu memang benar sekali, sebab dengan kerjasama kita pasti akan merasa senang. Sebagai satu tubuh dalam Kristus seharusnya menyadari bahwa kita saling membutuhkan seorang terhadap yang lain. Ada sesuah kata-kata bijak yang berkata: “Memulai bersama adalah awal kemenangan dan bekerja bersama akan berakhir pada kemenangan.”

Bagaimana kita dapat menghadirkan kerjasama itu dalam kehidupan kita sebagai tubuh Kristus? Ada 3 cara untuk dapat menghadirkan kerjasama yang dimaksud, yaitu:

Burned Alive

Disarikan oleh: Sigit B.Darmawan

Burned Alive adalah sebuah buku berisi kisah nyata yang mengguncangkan tentang seorang perempuan yang lolos dari pembunuhan atas nama kehormatan di suatu daerah di tepi Barat Palestina. Buku yang ditulis oleh Souad –bukan nama sebenarnya– ini menjadi national best seller dan sudah diterjemahkan kedalam 28 bahasa di 29 negara. Souad adalah perempuan yang berhasil diselamatkan dari sebuah pembunuhan berencana oleh keluarganya sendiri, setelah dirinya dianggap sebagai “charmuta” –julukan kepada perempuan dianggap telah melakukan hal yang memalukan keluarga — sehingga harus menerima vonis kematian untuk mengembalikan kehormatan keluarga dan seluruh desa.

Islam Bukan Ancaman Terbesar Bagi Penginjilan


Belum lama ini, sebuah lembaga riset The Pew Research Center memaparkan hasil penelitiannya mengenai Global Evangelical Leaders, diperoleh hasil bahwa 71% pengaruh sekularisme merupakan ancaman terbesar bagi penginjilan. Hal tersebut diikuti konsumerisme (67%), pengaruh pergaulan seks yang bebas dan kekerasan (59%), sedangkan ketakutan pada pengaruh Islam (47%).

For far more evangelical leaders around the world, the influence of secularism, not Islam, is the major threat, according to a newly released survey.

Kerendahan Hati

Pada edisi minggu ini saya ingin berbicara mengenai KERENDAHAN HATI dalam kehidupan kita sebagai orang-orang percaya. Dalam nilai inti (core value) GSJA di Indonesia salah satu poinnya berbicara mengenai kerendahan hati. Hal ini menunjukkan bahwa para pemimpin gereja kita memahami betul betapa pentingnya kerendahan hati dalam kehidupan anak-anak Tuhan.

Uskup Inggris Minta Waktu Ibadah Dipersingkat

London (ANTARA News) - Seorang uskup senior Inggris mendesak gereja-gereja untuk mengurangi waktu layanan untuk mendorong orang-orang lebih beribadah.

Telegraph mengatakan kebanyakan orang bingung antara menggunakan Minggu pagi untuk belanja atau berbaring di tempat tidur, atau menghabiskan waktu 90 menit di gereja.

Ada jawaban sederhana untuk masalah ini, berdasarkan pada salah seorang uskup senior yang mendesak para pendeta memotong waktu misa sebagai usaha untuk membalikkan tingkat kehadiran yang menurun.

Rt Rev Jonathan Gledhill, Uskup Lichfield, mengatakan ibadah sudah menjadi terlalu rumit dan menghabiskan waktu, meninggalkan orang yang bukan jemaat gereja rutin merasa bingung dan diasingkan.

Apa Tanggung Jawab Kita Setelah Kita Diselamatkan

Karena kasih-Nya yang besar itu kita dapat memperoleh keselamatan dan jaminan hidup yang kekal. Ia yang tidak menyayangkan Anak-Nya untuk datang ke dalam dunia untuk kemudian harus mati di kayu salib untuk menebus dosa dan pelanggaran kita (bdg. Rm. 8:32). Betapa luar biasanya kasih Allah kita.

Tindakan Kristus dengan mengorbankan diri-Nya bagi kita telah membuat kita, pertama, menjadi anak Allah. Yohanes1:12 berkata: ”Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.” Kedua, kita dibenarkan Allah. II Korintus 5:21 menulis: ”Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” Yang ketiga, kita diperdamaikan dengan Allah. II Korintus 5:19 mencatat: ”Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.” Dan yang keempat, kita menjadi ciptaan baru. Di dalam II Korintus 5:17 juga ditulis, ”Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”

Gubernur Letakkan Batu Pertama Pembangunan Gereja Toraja



(c) Gambar oleh http://torajacybernews.com

Makassar (ANTARA News) - Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo, melakukan peletakan batu pertama pembangunan Gereja Jemaat Rembon di Kecamatan Rembon, Kabupaten Tana Toraja, Sulsel, Minggu.

Seorang pejabat humas Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menyatakan hal itu dari Palopo, Minggu.

Selain Limpo, upacara pembangunan Gereja seluas 216 meter persegi juga dihadiri Anggota DPR RI Markus Nari, Ketua DPRD Sulsel, Moh Roem, Bupati Tana Toraja, Theofilus Allorerung, Bupati Toraja Utara, Fredrick Batti Sorring, serta tokoh-tokoh masyarakat di dua kabupaten tersebut.

Limpo mengatakan, agama adalah solusi dalam melakukan dan menghadirkan kebaikan terhadap sesama ummat manusia.

Iman yang Bertumbuh

“Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.“ Matius 17:20

Kali ini sekali lagi saya ingin berbicara mengenai iman percaya kita kepada Tuhan. Firman Tuhan berkata bahwa kita diselamatkan oleh iman kita kepada Yesus Kristus. Wah, hanya dengan iman kita bisa diselamatkan. Bukankah itu sesuatu yang luar biasa. Tetapi apakah hanya sampai di situ saja? Apakah iman kita ketika kita baru saja diselamatkan dan ketika kita ada saat ini sama saja? Ternyata iman percaya kita kita tidak berhenti sampai pada saat kita menerima Yesus dalam hidup kita saja, melainkan Iman kita harus senantiasa bertumbuh.

Tuhan Yesus mengumpamakan iman kita bagai biji sesawi. Biji sesawi adalah biji yang paling kecil dari segala jenis benih yang ada, tetapi apabila benih sudah bertumbuh, dia akan menjadi pohon yang besar. Dalam Mat 13:31-32 dikatakan: ”Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya."

Oleh karena itu tugas kita adalah memelihara iman sehingga menghasilkan pertumbuhan yang berarti bagi Kristus dan sesama manusia.

Bagaimana caranya agar iman kita dapat bertumbuh?

1. KITA HARUS BERAKAR DI DALAM KRISTUS
“Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita… hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia…” (Kol 2:6-7)
Biji yang jatuh ke tanah, pertama kali akan tumbuh akarnya. Akar akan menembus jauh ke dalam tanah, sehingga nantinya pohon akan menjadi kuat apabila diterpa angin dan badai.
Biarlah hidup kita berakar di dalam Kristus. Mari kita bangun hidup kita di atas firmanNya.
Semakin dalam hidup kita tertanam di dalam Kristus, semakin kuat kita menghadapi berbagai masalah dan pencobaan.

2. KITA HARUS BERTUMBUH DI DALAM KRISTUS
“Sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak…” (Ef. 4:13-15)

Jika sebuah pohon sudah berakar dengan baik maka akan mudah bagi pohon tersebut untuk bertumbuh. Ia akan bertumbuh menjadi besar dan kuat.

Iman yang bertumbuh adalah iman yang menjadi dewasa secara rohani. Firman Allah berkata: ”Susu adalah untuk anak-anak, tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa” (Ibr. 5:13-14). Orang yang dewasa di dalam Tuhan tidak lagi menyimpan rasa iri hati dan sakit hati. Mereka juga menghindari perselisihan. Dewasa juga berarti mandiri, tidak bergantung lagi kepada orang lain. Tetapi bisa menjadi orang yang berguna bagi orang lain. Tertulis dalam Ibrani 5:12: ”Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.”

3. KITA HARUS BERBUAH BAGI KRISTUS
“Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-KU” (Yoh 15:8). Pohon yang sudah bertumbuh besar seharusnya ia menghasilkan buah, sebab jika tidak menghasilkan buah maka pohon tersebut akan ditebang (bdg. Mat 3:10).
Tuhan juga menghendaki agar hidup kita menghasilkan buah yang banyak bagi Dia: buah roh (Gal 5:22-23), jiwa-jiwa dan buah-buah lainnya.

Marilah kita bersama-sama berakar, bertumbuh dan berbuah di dalam Kristus demi kemuliaan Allah. “Tetapi baiklah tingkat pengertian yang telah kita capai kita lanjutkan menurut jalan yang telah kita tempuh” (Fil 3:16).

Menjadi Seperti Kristus

”Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. – Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.” ( Roma 8:28-29)

Apakah makna sebutan Kristen? Makna kata ini adalah orang-orang yang mengikuti Kristus, mereka di sebut Kristen. Namun, makna ini menjadi kabur pada saat ini. Banyak orang yang beribadah ke gereja, atau bahkan secara turun temurun lahir dari keluarga Kristen, dan mereka secara otomatis disebut orang Kristen. Padahal hidupnya belum tentu sesuai dengan apa yang dikehendaki Kristus. Panggilan tertinggi kita adalah untuk menjadi seperti Kristus.

Apa yang dimaksud menjadi seperti Yesus? Tntu saja bukan menjadi seperti foto Yesus yang dipajang di rumah-rumah, kumis yang tebal, rambut panjang, dll. Tetapi, ini berkaitan dengan rencana Allah yang terbesar adalah untuk membuat kita menjadi pemenang seperti Yesus yang dalah Pemenang.

Mungkin pada saat ini Allah mengijinkan saudara melewati Jalan Salib. Masalah demi masalah datang dalam hidupmu, engkau ditolak oleh keluargamu, engkau difitnah oleh sahabatmu sendiri, engkau ditinggalkan oleh semua orang yang dekat denganmu.

 
Yohanes 14:6b "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.