Kerendahan Hati

Pada edisi minggu ini saya ingin berbicara mengenai KERENDAHAN HATI dalam kehidupan kita sebagai orang-orang percaya. Dalam nilai inti (core value) GSJA di Indonesia salah satu poinnya berbicara mengenai kerendahan hati. Hal ini menunjukkan bahwa para pemimpin gereja kita memahami betul betapa pentingnya kerendahan hati dalam kehidupan anak-anak Tuhan.

Yesus sendiri berkata dalam Matius 11:29: ”.... belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.” Tuhan Yesus mau kita sebagai orang-orang pilihannya hidup dalam kerendahan hati sebagai mana Ia juga rendah hati. Jadi jika kita ingin layak di hadapan Tuhan, salah satu syaratnya adalah kerendahan hati, karena ini adalah perintah Tuhan sendiri. Ia juga telah menujukkan contoh kerendahan hati yang luar biasa dengan cara membasuh kaki para muridnya (Yoh. 13:1-11). Ia yang adalah Anak Allah yang kudus, Raja di atas segala raja, yang Termulia dari yang mulia, rela merendahkan diri-Nya sedemikian rupa dan mau membasuh kaki para murid-Nya. Ini adalah sebuah teladan dari kehidupan Yesus yang luar biasa bagi kita. Berapa banyak dari kita yang pernah membasuh kaki orang lain untuk menunjukkan kerendahan hati kita?

Salomo berkata di dalam Amsal 15:33 berkata: ”Takut akan TUHAN adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan.”

Apa arti atau definisi dari kata rendah hati? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, kerendahan hati berarti tidak sombong dan tidak congkak. Sedangkan menurut padangan Alkitab kita dapat melihat di dalam Filipi 2:3 yang berkata: ”Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri.” Jadi, menurut Firman Tuhan kerendahan hati adalah ketika kita hidup mengutamakan orang lain lebih dari diri kita sendiri.

Apa yang menjadi ciri-ciri orang yang rendah hati? (1) Suka mendahului dalam memberi salam. Hal ini sederhana namun sering luput dari perhatian kita. Hal ini menunjukkan bahwa orang tersebut tidak gila hormat. (2) Suka mendahulukan orang lain, terlebih yang lebih tua. Misalnya di dalam kendaraan umum (bis atau kereta), sudah tidak ada tempat duduk, dan ada orang tua yang berdiri, maka kita bisa mempersilahkan dia duduk di tempat kita. (3) Suka mengalah. (5) Suka menolong orang lain, dan itu dilakukan dengan suka cita, bukan terpaksa dan bersungut-sungut. (6) Mau menjadi pendengar atau mau belajar dari orang lain walaupun mereka lebih muda dari kita. (7) Menganggap dirinya bukan siapa-siapa. Artinya kita tidak pernah menuntut orang lain menghormati kita. (8) Tidak pernah berbicara yang terlalu tinggi. (9) Mau mengerti atau memahami orang lain. (10) Gembira dengan keberhasilan orang lain. (11) Tidak mudah tersinggung.

Mengapa kita harus berusaha rendah hati? Yang pertama, karena Firman Tuhan berkata bahwa orang yang sombong akan direndahkna Tuhan (Yes. 2:11, 12, 17). Hal ini sangat jelas dalam ayat-ayat tersebut. Yang kedua, Amsal 15:25 berkata: ”Rumah orang congkak dirombak TUHAN, tetapi batas tanah seorang janda dijadikan-Nya tetap.” Yang ketiga, tertera jelas dalam Amsal 18:12 yang berkata: ”Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan.” Yang keempat, Amsal 22:4 berkata: ”Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan.” Bukankah ini janji Tuhan yang luar biasa bila kita hidup dalam kerendahan hati. Dan yang kelima, dikatakan bahwa Tuhan bersama-sama dengan orang yang rendah hati. Hal ini menunjukkan bahwa jika kita rendah hati maka Tuhan akan ada bersama dengan kita dalam kehidupan kita.

Hati-hatilah dalam hidup ini agar kita tidak jatuh pada dosa kesombongan, karena sering kali mungkin kita bahkan tidak menyadarinya. Hal yang bisa membuat kita menjadi tidak rendah hati adalah jika kita mempunyai harta berlimpah. Kadang ini membuat kita merasa kita bisa mempunyai apapun juga dengan harta kita. Atau jika kita mempunyai kepandaian di atas kebanyakan orang. Bisa saja kita menjadi sombong karena kita merasa tahu segala sesuatu dan meremehkan pandangan orang lain. Atau jika kita mempunyai kedudukan tinggi hingga kita meremehkan orang lain. Pada dasarnya semua itu tidaklah salah, jika kita kaya, punya ilmu dan memiliki kedudukan, tetapi tetaplah jaga kerendahan hati, agar dengan apa yang kita miliki, kehidupan kita akan menjadi berkat bagi orang lain dan menyukakan hati Tuhan.

0 comments:

Post a Comment

 
Yohanes 14:6b "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.