Daud Menangis, Petrus Menangis dan Yesus pun Menangis

Kali ini saya ingin sedikit berbicara mengenai hal menangis bagi orang-orang percaya. Ada beberapa alasan mengapa kita menangis, bisa karena kesedihan, kesakitan, terharu dan bisa juga karena sukacita yang luar biasa. Ada orang-orang (terutama laki-laki) yang merasa gengsi untuk menangis, walaupun hatinya mungkin telah remuk sekalipun. Mereka berusaha terlihat tegar. Lalu apa ada yang salah dengan menangis, sehingga (kebanyakan) para pria di dunia ini yang anti menangis? Menangis lebih identik dengan wanita, walau ada juga wanita yang anti menangis. Mereka semua tidak mau terlihat cengeng.

Tetapi perhatikan ayat-ayat Firman Tuhan berikut ini: Lalu Daud memegang pakaiannya dan mengoyakkannya; dan semua orang yang bersama-sama dengan dia berbuat demikian juga. Dan mereka meratap, menangis dan berpuasa sampai matahari terbenam karena Saul, karena Yonatan, anaknya, karena umat TUHAN dan karena kaum Israel, sebab mereka telah gugur oleh pedang (2 Samuel 1:11-12).

Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: "Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya (Matius 26:75).

Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata: "Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!" Maka menangislah Yesus. (Yohanes 11:33-35)

Tapi, ternyata para kesatria, rasul dan juga Yesus sendiri pun memberikan suatu contoh bahwa mereka pernah menangis! Daud yang dikenal sebagai seorang pemberani, seorang pahlawan yang memenangkan ratusan perang, bisa menangis ketika mendengar berita bahwa Saul dan Yonatan sahabatnya mati. Petrus yang terkenal dengan sifatnya yang menggebu-gedu, juga menangis tak kala dia teringat akan dosa dan kesalahannya menyangkal Yesus saat menjelang penyaliban-Nya di Golgota. Yesus? Hmm, Dia menangis ketika melihat Lazarus sahabat-Nya meninggal dunia sebelum Dia sendiri membangkitkannya dari kematian.

Menangis bukanlah hal yang cengeng jika kita menangis pada tempatnya. Menangis adalah sebuah ekspresi kita untuk menunjukkan perasaan duka yang ada dalam hati kita sama seperti aktivitas tertawa, melompat, marah dan lain-lain.

Menahan tangis hanya demi gengsi, itulah yang cengeng. Karena jika kita menahan kesedihan dalam hati kita dan menyembunyikannya itu berarti kita tidak berani menghadapi kenyataan. Daud, Petrus dan Yesus adalah contoh yang tepat tentang bagaimana caranya mengungkapkan perasaan hati. Mereka berani menghadapi kenyataan hidup yang begitu pahit sehingga mereka mengekspresikannya dengan menangis !

Air mata diciptakan Tuhan sebagai alat untuk menyentuh surga. Berapa banyak orang-orang yang kembali ke jalan Tuhan hanya dengan tetesan air mata dari para pendoa syafaat? Berapa banyak bangsa-bangsa yang terlepas dari belenggu Iblis hanya dengan cucuran air mata evangelism dan volunteer? Alkitab pun menggunakan air mata untuk membawa kemenangan.

Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya (Mazmur 126:5-6).

Jika air mata tak ada gunanya buat dunia ini tentu juga Allah tidak akan menciptakannya. Hanya saja, kita harus tahu kapan saatnya menangis. Dengan bersedih kita bisa menyelidiki kenapa kita begitu dan kemana kita akan melangkah setelah kesedihan itu berlalu.

Hadapilah kesedihan, berilah waktu untuk diri sendiri menikmati kesedihan itu dan izinkan diri kita menangis. Menangislah kepada Tuhan. Dia tahu rasanya bersedih. Dia pernah menangis. Dia tahu rasanya ditinggal sendirian. Dia mengenal kesedihan alam kubur dan juga segala bentuk penderitaan di bumi ini. Tetapi Dia juga mengenal sukacita kebangkitan kembali. Mengenal sorak sorai kemenangan atas penderitaan, kesedihan dan maut yang pernah dialami-Nya. Dan dengan kuasa-Nya juga, kita bisa kembali bangkit atas kesedihan kita sebelumnya. Terpujilah Nama Tuhan. Halleluya!

0 comments:

Post a Comment

 
Yohanes 14:6b "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.