Sebuah Masjid Didedikasikan untuk Yesus


Sebuah Masjid diberi nama sosok tokoh sentral dari Kekristenan adalah menjadi tonggak koeksistensi lintas iman di Yordania. Kedua pemimpin Muslim dan Kristen menyatakan kepuasan mereka ketika Masjid Yesus Kristus dibuka beberapa waktu lalu. Tempat ibadah ini diresmikan di kota Madaba, 30 Km sebelah Selatan dari ibukota, Amman.

Bersyukur


Renungan pada warta jemaat hari ini, saya akan berbicara tentang mengucap syukur. Saya berharap kita semua bisa mengakhiri tahun 2009 dan memulai tahun 2010 dengan ucapan syukur kepada Tuhan. ”Aku tak selalu mendapatkan apa yang kusukai, oleh karena itu aku selalu menyukai apapun yang aku dapatkan....” Kata-kata di atas merupakan wujud syukur. ‘Syukur’ merupakan kualitas hati yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tentram dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia. Ada dua hal yang sering membuat kita tak bersyukur.

Memotivasi Diri


Filipi 3:10-14

Paulus adalah seorang Rasul Tuhan yang memiliki pengalaman agamawi serta tingkatan pengetahuan diatas rata-rata. Namun, langkah Paulus dalam menapaki tangga keberhasilan berubah ketika mengalami perjumpaan dengan Tuhan secara pribadi di Damsyik. Perjumpaan itu menjungkirbalikkan arah serta pandangan hidupnya tentang Yesus. Ia menjadi orang yang hidup bergerak dalam tujuan Allah. Ia mengakhiri hidupnya dengan mulia, dengan menyelesaikan tugas dan panggilan-Nya (II Timotius 4:6-8). Marilah kita menjadi umat yang hidup bergerak dalam tujuan Allah.
Bagaimana kita dapat hidup maju bergerak dalam tujuan Allah?

I. Memiliki sasaran hidup yang jelas (ayat 10)
Tanpa sebuah sasaran jelas dalam hidup ini maka kita akan menjadi orang yang mudah diombang-ambingkan oleh keadaan, situasi, orang lain maupun diri kita sendiri. Paulus mengungkapkan bahwa tujuan hidupnya adalah ingin mengenal Yesus lebih dalam lagi (ayat 10). Dia rindu bersekutu, serta menjadi serupa dengan Yesus. Kekayaan, ketenaran, popularitas, dll terkadang menggeser sasaran yang jelas dalam hidup kita. Tetapkan tahun 2010 adalah tahun dimana kita menjalani hidup dengan sasaran yang jelas. Filsuf Yunani yang bernama Seneca mengatakan ”jika seorang individu tidak mengetahui pelabuhan yang dituju, maka angin mana pun dianggapnya benar.

II. Patahkan setiap penghalang di masa lalu (ayat 13)
Tahun 2009 mungkin menyisahkan pengalaman yang pahit atau manis, itu merupakan realita kehidupan. Kadang pengalaman masa lalu bisa menjadi penjara untuk kita maju. Kegagalan dalam berbisnis, ketidakharmonisan tumah tangga, pasang surutnya pelayanan, kebobrokan moral kita dll, semuanya itu pernah kita alami. Namun tatkala kita memfokuskan pandangan kita ke depan maka kita tidak ada kesempatan untuk melihat ke belakang. Contohnya sebuah dokar yang ditarik oleh seekor kuda, kuda ini dipakaikan pelindung disisi kedua matanya agar dia fokus untuk melihat jalan di depan tanpa harus menengok ke kiri atau ke kanan. Ia hanya akan mengikuti arahan dari sang kusir. Demikian juga dengan kehidupan kita, hendaklah kita fokus untuk melihat apa yang dikehendaki dan dijanjikan Tuhan dalam kehidupan masa depan kita, bukan terus hidup terpuruk dengan masa lalu yang suram. Paulus sadar bahwa kejayaan, popularitas di masa lalu dianggap sampah ketika mengalami Tuhan secara pribadi (Filipi 3:1b-9).

III. Bangunlah mentalitas juara (ayat 14)
seorang atletik Yunani kuno terus melatih dirinya dan siap mengikuti perlombaan hanya untuk memperebutkan sebuah mahkota dari daun salam. Hanya seorang juaralah yang hanya mendapatkan mahkota tersebut. Paulus meminjam gambaran tersebut untuk memotivasi dirinya, bahwa dia sedang berjuang bagi Yesus. Dia sadar bahwa dalam hidup dan pelayanannya penuh dengan tantangan (II Korintus 11:23-29), namun dia tidak menyerah. Memiliki mentalitas sang juara perli kita kembangkan. Tahun ini menyediakan banyak potensi untuk kita maju, tetapi di sisi lain juga dipenuhi dengan tantangan. Harapan adalah pondasi dari semua perubahan, selama kita percaya bahwa kita dapat memberikan dampak bagi sekitar kita, kita punya potensi untuk mewujudkannya. Sang juara tidak pernah menyerah. Bagaimana dengan kita, apakah kita pantas untuk menyandang gelar sang juara di tahun yang baru nanti?

Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati. Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.

Resep Pelayanan yang Sehat


Roma 12:1-11

Jangan biarkan diri anda terus ada dalam status quo dan plateau dalam pelayanan tetaplah bertumbuh. Menurut Robert Clinton: dalam hidup seorang hamba Tuhan akan ada sekitar 9 orang yang mempenagruhi hidupnya. Allah tidak menghendaki kita menjadi lone-ranger tetapi harus bersama-sama orang lain untuk saling membangun. Gereja yang sehat harus memiliki orang-orang yang saling membangun

Paulus mengatakan bahwa akhirnya kitalah yang harus berubah, dan itu bisa dilakukan. Spiritual health begins with leaders.

Makna Peristiwa Kalvari


Minggu ini kita kembali menghadapi meja perjamuan kudus, yang mengingatkan kita kembali akan penderitaan Yesus di Kalvari untuk menebus dosa kita. Namun, apakah kita benar-benar mengerti makna dari penderitaan-Nya di Kalvari tersebut? Kebanyakan orang terlalu menekankan penderitaan jasmani dari penyaliban itu. Memang kekejaman penyaliban itu nyaris tak terlukiskan. Kesengsaraan yang diderita Kristus tak terbayangkan. Gambaran mengenai penderitaan Yesus terlihat dalam Mazmur 22:7, 15, 16, 18. Tetapi lebih jauh dari penderitaan manusia terdapat arti yang lebih dalam. Yesus sebenarnya mengharapkan penyaliban itu dengan pengharapan yang penuh sukacita.

JADI APA YANG SEBENARNYA MENJADI ARTI DARI PERISTIWA KALVARI?

1. Peristiwa Kalvari adalah saat yang mulia bagi Yesus.
  • Ia berkata kepada Maria, ibunya: “Saat-Ku belum tiba.” (Yoh. 2:4). Saat penyaliban adalah saat yang telah ditetapkan sendiri oleh Allah, dan Yesuspun harus taat menunggu saat tersebut.
  • Tak seorangpun dapat membawa Dia ke saatnya lebih cepat (Luk. 4:30; Yoh. 8:59). Manusia tidak akan mampu melawan/ mengubah rencana Allah dalam diri Yesus.
  • Pada hari paskah, Ia tahu bahwa saatnya sudah tiba (Yoh. 13:1).

2. Peristiwa Kalvari adalah pembuktian kasih-Nya kepada manusia.
  • Kristus datang untuk mencari & menyelamatkan yg hilang (Luk. 19:10). Ini adalah alasan utama mengapa Yesus datang ke dalam dunia. Ia lakukan semua ini atas dasar kasih-Nya yang besar kepada umat manusia.
  • Ia mencari orang bedosa seperti wanita Samaria (Yoh. 4:7). Ia bukan datang mencari orang yang baik/saleh, tetapi Ia datang demi orang berdosa, orang yang tidak layak. Hanya karena kasih-lah Ia mau melakukan hal ini.
  • Ia mencari laki-laki seperti Saulus dari Tarsus (Kis. 9:5). Yesus bahkan mau menyelamatkan orang-orang yang paling membenci diri-Nya. Kasih-Nya sungguh luar biasa.
  • Satu-satunya jalan Ia dapat menebus orang berdosa adalah dengan memberikan nyawa-Nya (Mat. 20:28). Hanya dengan cara demikian Ia dapat membayar lunas dosa manusia.
  • Itulah pertunjukkan kasih yg terbesar (Yoh. 15:13).

3. Peristiwa Kalvari merupakan sukacita-Nya yang terbesar
  • Itulah kehendak Bapa-Nya agar Ia mati (Ibr. 10:5-10). Melakukan kehendak Bapa memberi kepuasan kepada-Nya (Yoh. 4:34). Melakukan kehendak Bapa adalah hal yang paling ingin Yesus lakukan.
  • Ketika orang berdosa diselamatkan oleh pengorbanan-Nya, ada sukacita besar di Surga (Luk. 15:10). Betapa berartinya jiwa manusia di hadapan Allah.
  • Sukacita karena membawa banyak orang kepada kemuliaan (Ibr. 2:10)
  • Sukacita karena Ia kembali memerintah dengan Bapa setelah menyelesaikan karya penebusan-Nya di Bumi (Ibr. 12:2)
  • Sukacitanya akan menjadi sempurna ketika orang tebusannya bergabung dengan Dia di Surga (Yoh. 17:24; Why. 3:21)
Salib tidak saja berarti kesengsaraan dan kematian tetapi salib juga mendatangkan hidup, sukacita dan kemenangan atas dosa. Salib membuka jalan penebusan dan membuka jalan bagi manusia untuk diselamatkan dan dipenuhi dengan pengharapan oleh percaya kepada Kristus. Sekilas melihat Surga akan menyingkirkan/menghilangkan segala kesedihan bumi. Marilah kita menempatkan iman kita dalam penebusan dan masuk ke dalam arti yang terdalam dari Kalvari.

Mengetuk Pintu Hati

“Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada …” (Efesus 5:15-16).

Hidup ini penuh dengan kesempatan yang tak terhitung banyaknya. Jika anda merenungkan kembali perjalanan hidup anda, berapa kali dalam hidup anda, anda mendapat kesempatan untuk melakukan sesuatu yang baru tapi mundur karena takut atau kuatir akan sesuatu yang tidak anda ketahui? Dan berapa kali anda melihat kembali ke belakang dan menyesali kenyataan bahwa anda membiarkan kesempatan yang pernah ada dalam hidup anda terbang melayang?
Kitab Suci merekam bagi kita suatu kisah yang sangat menyentuh tentang seorang laki-laki bernama Zakheus yang tidak mau membiarkan apa pun menghalangi dia untuk berjumpa dengan Yesus Kisah ini terdapat di dalam Lukas 19:1-10. Mari kita selidiki kisah ini dan lihat apa yang dapat kita pelajari dari kisah ini.

Kenapa Kristen Tidak Eksis di Arab Saudi?

Kenapa Kristen tidak eksis di Arab Saudi? Ini ceritanya:

Seorang pendeta mencoba menyampaikan misi Kristen di Arab Saudi.

Dia memasang baliho dan menyebarkan brosur undangan gratis di beberapa tempat strategis di beberapa kota di Arab, yang isinya adalah tentang mujizat penyembuhan.

Dengan ilustrasi gambar dan kata-kata yang sangat menarik sbb (dari kiri ke kanan):

Kita Kerja Sama-Sama

Markus 2:1-12
Dulu sewaktu kita masih mengikuti Sekolah Minggu ada sebuah lagu yang liriknya berkata, “Kita kerja sama-sama, sama-sama, sama-sama. Kita kerja sama-sama, senanglah hati.” Kata-kata lagu itu memang benar sekali, sebab dengan kerjasama kita pasti akan merasa senang. Sebagai satu tubuh dalam Kristus seharusnya menyadari bahwa kita saling membutuhkan seorang terhadap yang lain. Ada sesuah kata-kata bijak yang berkata: “Memulai bersama adalah awal kemenangan dan bekerja bersama akan berakhir pada kemenangan.”

Bagaimana kita dapat menghadirkan kerjasama itu dalam kehidupan kita sebagai tubuh Kristus? Ada 3 cara untuk dapat menghadirkan kerjasama yang dimaksud, yaitu:

Burned Alive

Disarikan oleh: Sigit B.Darmawan

Burned Alive adalah sebuah buku berisi kisah nyata yang mengguncangkan tentang seorang perempuan yang lolos dari pembunuhan atas nama kehormatan di suatu daerah di tepi Barat Palestina. Buku yang ditulis oleh Souad –bukan nama sebenarnya– ini menjadi national best seller dan sudah diterjemahkan kedalam 28 bahasa di 29 negara. Souad adalah perempuan yang berhasil diselamatkan dari sebuah pembunuhan berencana oleh keluarganya sendiri, setelah dirinya dianggap sebagai “charmuta” –julukan kepada perempuan dianggap telah melakukan hal yang memalukan keluarga — sehingga harus menerima vonis kematian untuk mengembalikan kehormatan keluarga dan seluruh desa.

Islam Bukan Ancaman Terbesar Bagi Penginjilan


Belum lama ini, sebuah lembaga riset The Pew Research Center memaparkan hasil penelitiannya mengenai Global Evangelical Leaders, diperoleh hasil bahwa 71% pengaruh sekularisme merupakan ancaman terbesar bagi penginjilan. Hal tersebut diikuti konsumerisme (67%), pengaruh pergaulan seks yang bebas dan kekerasan (59%), sedangkan ketakutan pada pengaruh Islam (47%).

For far more evangelical leaders around the world, the influence of secularism, not Islam, is the major threat, according to a newly released survey.

Kerendahan Hati

Pada edisi minggu ini saya ingin berbicara mengenai KERENDAHAN HATI dalam kehidupan kita sebagai orang-orang percaya. Dalam nilai inti (core value) GSJA di Indonesia salah satu poinnya berbicara mengenai kerendahan hati. Hal ini menunjukkan bahwa para pemimpin gereja kita memahami betul betapa pentingnya kerendahan hati dalam kehidupan anak-anak Tuhan.

Uskup Inggris Minta Waktu Ibadah Dipersingkat

London (ANTARA News) - Seorang uskup senior Inggris mendesak gereja-gereja untuk mengurangi waktu layanan untuk mendorong orang-orang lebih beribadah.

Telegraph mengatakan kebanyakan orang bingung antara menggunakan Minggu pagi untuk belanja atau berbaring di tempat tidur, atau menghabiskan waktu 90 menit di gereja.

Ada jawaban sederhana untuk masalah ini, berdasarkan pada salah seorang uskup senior yang mendesak para pendeta memotong waktu misa sebagai usaha untuk membalikkan tingkat kehadiran yang menurun.

Rt Rev Jonathan Gledhill, Uskup Lichfield, mengatakan ibadah sudah menjadi terlalu rumit dan menghabiskan waktu, meninggalkan orang yang bukan jemaat gereja rutin merasa bingung dan diasingkan.

Apa Tanggung Jawab Kita Setelah Kita Diselamatkan

Karena kasih-Nya yang besar itu kita dapat memperoleh keselamatan dan jaminan hidup yang kekal. Ia yang tidak menyayangkan Anak-Nya untuk datang ke dalam dunia untuk kemudian harus mati di kayu salib untuk menebus dosa dan pelanggaran kita (bdg. Rm. 8:32). Betapa luar biasanya kasih Allah kita.

Tindakan Kristus dengan mengorbankan diri-Nya bagi kita telah membuat kita, pertama, menjadi anak Allah. Yohanes1:12 berkata: ”Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.” Kedua, kita dibenarkan Allah. II Korintus 5:21 menulis: ”Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” Yang ketiga, kita diperdamaikan dengan Allah. II Korintus 5:19 mencatat: ”Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.” Dan yang keempat, kita menjadi ciptaan baru. Di dalam II Korintus 5:17 juga ditulis, ”Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”

Gubernur Letakkan Batu Pertama Pembangunan Gereja Toraja



(c) Gambar oleh http://torajacybernews.com

Makassar (ANTARA News) - Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo, melakukan peletakan batu pertama pembangunan Gereja Jemaat Rembon di Kecamatan Rembon, Kabupaten Tana Toraja, Sulsel, Minggu.

Seorang pejabat humas Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menyatakan hal itu dari Palopo, Minggu.

Selain Limpo, upacara pembangunan Gereja seluas 216 meter persegi juga dihadiri Anggota DPR RI Markus Nari, Ketua DPRD Sulsel, Moh Roem, Bupati Tana Toraja, Theofilus Allorerung, Bupati Toraja Utara, Fredrick Batti Sorring, serta tokoh-tokoh masyarakat di dua kabupaten tersebut.

Limpo mengatakan, agama adalah solusi dalam melakukan dan menghadirkan kebaikan terhadap sesama ummat manusia.

Iman yang Bertumbuh

“Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.“ Matius 17:20

Kali ini sekali lagi saya ingin berbicara mengenai iman percaya kita kepada Tuhan. Firman Tuhan berkata bahwa kita diselamatkan oleh iman kita kepada Yesus Kristus. Wah, hanya dengan iman kita bisa diselamatkan. Bukankah itu sesuatu yang luar biasa. Tetapi apakah hanya sampai di situ saja? Apakah iman kita ketika kita baru saja diselamatkan dan ketika kita ada saat ini sama saja? Ternyata iman percaya kita kita tidak berhenti sampai pada saat kita menerima Yesus dalam hidup kita saja, melainkan Iman kita harus senantiasa bertumbuh.

Tuhan Yesus mengumpamakan iman kita bagai biji sesawi. Biji sesawi adalah biji yang paling kecil dari segala jenis benih yang ada, tetapi apabila benih sudah bertumbuh, dia akan menjadi pohon yang besar. Dalam Mat 13:31-32 dikatakan: ”Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya."

Oleh karena itu tugas kita adalah memelihara iman sehingga menghasilkan pertumbuhan yang berarti bagi Kristus dan sesama manusia.

Bagaimana caranya agar iman kita dapat bertumbuh?

1. KITA HARUS BERAKAR DI DALAM KRISTUS
“Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita… hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia…” (Kol 2:6-7)
Biji yang jatuh ke tanah, pertama kali akan tumbuh akarnya. Akar akan menembus jauh ke dalam tanah, sehingga nantinya pohon akan menjadi kuat apabila diterpa angin dan badai.
Biarlah hidup kita berakar di dalam Kristus. Mari kita bangun hidup kita di atas firmanNya.
Semakin dalam hidup kita tertanam di dalam Kristus, semakin kuat kita menghadapi berbagai masalah dan pencobaan.

2. KITA HARUS BERTUMBUH DI DALAM KRISTUS
“Sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak…” (Ef. 4:13-15)

Jika sebuah pohon sudah berakar dengan baik maka akan mudah bagi pohon tersebut untuk bertumbuh. Ia akan bertumbuh menjadi besar dan kuat.

Iman yang bertumbuh adalah iman yang menjadi dewasa secara rohani. Firman Allah berkata: ”Susu adalah untuk anak-anak, tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa” (Ibr. 5:13-14). Orang yang dewasa di dalam Tuhan tidak lagi menyimpan rasa iri hati dan sakit hati. Mereka juga menghindari perselisihan. Dewasa juga berarti mandiri, tidak bergantung lagi kepada orang lain. Tetapi bisa menjadi orang yang berguna bagi orang lain. Tertulis dalam Ibrani 5:12: ”Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.”

3. KITA HARUS BERBUAH BAGI KRISTUS
“Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-KU” (Yoh 15:8). Pohon yang sudah bertumbuh besar seharusnya ia menghasilkan buah, sebab jika tidak menghasilkan buah maka pohon tersebut akan ditebang (bdg. Mat 3:10).
Tuhan juga menghendaki agar hidup kita menghasilkan buah yang banyak bagi Dia: buah roh (Gal 5:22-23), jiwa-jiwa dan buah-buah lainnya.

Marilah kita bersama-sama berakar, bertumbuh dan berbuah di dalam Kristus demi kemuliaan Allah. “Tetapi baiklah tingkat pengertian yang telah kita capai kita lanjutkan menurut jalan yang telah kita tempuh” (Fil 3:16).

Menjadi Seperti Kristus

”Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. – Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.” ( Roma 8:28-29)

Apakah makna sebutan Kristen? Makna kata ini adalah orang-orang yang mengikuti Kristus, mereka di sebut Kristen. Namun, makna ini menjadi kabur pada saat ini. Banyak orang yang beribadah ke gereja, atau bahkan secara turun temurun lahir dari keluarga Kristen, dan mereka secara otomatis disebut orang Kristen. Padahal hidupnya belum tentu sesuai dengan apa yang dikehendaki Kristus. Panggilan tertinggi kita adalah untuk menjadi seperti Kristus.

Apa yang dimaksud menjadi seperti Yesus? Tntu saja bukan menjadi seperti foto Yesus yang dipajang di rumah-rumah, kumis yang tebal, rambut panjang, dll. Tetapi, ini berkaitan dengan rencana Allah yang terbesar adalah untuk membuat kita menjadi pemenang seperti Yesus yang dalah Pemenang.

Mungkin pada saat ini Allah mengijinkan saudara melewati Jalan Salib. Masalah demi masalah datang dalam hidupmu, engkau ditolak oleh keluargamu, engkau difitnah oleh sahabatmu sendiri, engkau ditinggalkan oleh semua orang yang dekat denganmu.

 
Yohanes 14:6b "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.