”Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. – Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.” ( Roma 8:28-29)
Apakah makna sebutan Kristen? Makna kata ini adalah orang-orang yang mengikuti Kristus, mereka di sebut Kristen. Namun, makna ini menjadi kabur pada saat ini. Banyak orang yang beribadah ke gereja, atau bahkan secara turun temurun lahir dari keluarga Kristen, dan mereka secara otomatis disebut orang Kristen. Padahal hidupnya belum tentu sesuai dengan apa yang dikehendaki Kristus. Panggilan tertinggi kita adalah untuk menjadi seperti Kristus.
Apa yang dimaksud menjadi seperti Yesus? Tntu saja bukan menjadi seperti foto Yesus yang dipajang di rumah-rumah, kumis yang tebal, rambut panjang, dll. Tetapi, ini berkaitan dengan rencana Allah yang terbesar adalah untuk membuat kita menjadi pemenang seperti Yesus yang dalah Pemenang.
Mungkin pada saat ini Allah mengijinkan saudara melewati Jalan Salib. Masalah demi masalah datang dalam hidupmu, engkau ditolak oleh keluargamu, engkau difitnah oleh sahabatmu sendiri, engkau ditinggalkan oleh semua orang yang dekat denganmu.
Tetapi perhatikan bahwa Allah mau engkau menjadi Pemenang. Ternyata kehidupan Yesuspun bukannya tanpa masalah dan pergumulan. Ada banyak tantangan yang harus Ia hadapi. Misalnya Iblis berusaha untuk mengalihkan YESUS dari jalan salib. Iblis menawarkan jalan PINTAS. ”asal engkau menyembahku... aku akan memberikan seluruh isi dunia ini kepadamu.” Ini adalah tawaran Iblis juga kepada kita. Iblis akan terus mengatakan berhenti saja, sudah, jalan salib itu terlalu berat!! Tapi di kayu salib itu iblis sudah dipermalukan, ia diinjak-injak.
Bahkan saking berat jalan salib itu Yesus berdoa ditaman Getsemani: ”Ya Allahku jikalau sekiranya mungkin biarkan cawan ini berlalu daripadaku”. Mungkin pada saat ini anda sedang berada pada moment Getsemani. Kita sedang ketakutan dengan apa yang akan kita sedang hadapi saat ini. Allah datang kepadamu pada saat ini: ”Jalan terus, jalani jalan salib itu. Jangan takut, kemenangan ada didepan.”
Ada sebuah kisah tentang seseorang yang bernama Hawa Ahmed. Hawa Ahmed adalah seorang mahasiswa non-Kristen di Afrika Utara. Suatu hari, dia membaca traktat Kristen di asramanya dan dia memutuskan untuk menjadi seorang Kristen. Ayahnya adalah seorang Emir. Dapat dipastikan bahwa dia akan kehilangan warisan keluarganya jika dia menyatakan pertobatannya. Dia benar-benar belum siap untuk menghadapi sesuatu yang terjadi berikut ini.
Ketika Hawa memberitahu keluarganya bahwa dia telah menjadi Kristen dan mengganti namanya menjadi Faith, ayahnya benar-benar murka. Ayah dan kakak-kakaknya yang laki-laki melucuti pakaiannya dan mengikatnya di sebuah kursi yang dipasangi sebatang logam. Mereka bermaksud menghukumnya dengan arus listrik. Faith meminta mereka untuk meletakkan Alkitab di atas pangkuannya. Ayahnya menjawab, "Jika kau ingin mati bersama dengan kepercayaanmu yang salah, jadilah seperti yang kau inginkan." Salah satu kakaknya menambahkan, "Itu akan menunjukkan bahwa kepercayaanmu tidak punya kuasa." Meskipun dalam keadaan terikat, Faith dapat menyentuh ujung Alkitabnya. Dia merasakan kedamaian meliputi hatinya, seolah-olah ada seseorang yang berdiri di sampingnya. Ketika ayah dan kakaknya memasukkan steker ke dalam soketnya - tidak terjadi apapun - dan tidak ada sesuatupun yang terjadi. Mereka mencoba sampai 4 kali dan mengganti kabelnya, tetapi listrik tetap tidak mengalir juga. Akhirnya, ayah Faith, karena frustasi dan marah, dia memukul, mengusirnya serta berteriak, "Kau bukan anakku lagi." Lalu dia melemparkan anak perempuannya itu ke jalanan tanpa sehelai baju melekat di tubuhnya.
Faith berlari menyusuri jalan, merasa terhina dan dipermalukan. Banyak orang memandangnya dan shock melihatnya. Dalam keadaan gemetar karena kedinginan dan sambil berlinang air mata, Faith berlari menuju ke rumah seorang temannya. Temannya mempersilakan Faith masuk, memberinya pakaian dan tempat bernaung. Hari berikutnya, temannya itu bertanya kepada para tetangga tentang apa yang mereka lihat dan pikirkan saat melihat Faith berlarian tanpa busana di jalanan. "Aku tidak mengerti yang kau tanyakan?" mereka bertanya. "Gadis itu memakai baju putih yang sangat indah. Bahkan kami bertanya-tanya kepada diri kami sendiri mengapa ada seseorang yang memakai baju putih seindah itu berlarian di sepanjang jalan." Saat ini Faith bekerja sebagai evangelis fulltime di EHC.
Mungkin kita tidak mengalami pengalaman yang seperti Faith. Tetapi kebenarannya tetap sama. Allah hadir ditengah-tengah badai.
0 comments:
Post a Comment