Rumahku adalah Rumah Doa - Bag. 2

Pada artikel sebelumnya yang lalu Firman Tuhan mengajak kita untuk menilik diri kita masing-masing apakah diri kita sudah menjadi bait Allah yang benar dengan menjadikan diri kita masing-masing sebagai rumah doa. Dan sebagai kumpulan umat Tuhan, kita harus bisa menjawab dengan benar apakah kita sudah menjadikan gereja kita sehat secara rohani dengan memiliki salah satu ciri yaitu gereja yang berdoa.

Sekarang kita kembali mengarahkan perhatian kita pada teks Lukas 19-47-48. Dari teks ini kita mendapatkan kebenaran bahwa doa adalah syarat terjadinya kebangunan rohani.

Wajah Yesus Tampak di Pencitraan 'Google Earth'

Gambar wajah Yesus yang tampak di Pencitraan Google Earth, dekat Puspokladany, Hungaria
Gambaran wajah Yesus ditemukan oleh seseorang yang berumur 26 tahun ketika sedang menggunakan peta website untuk tujuan berlibur.

Zach Evans, dari Southampton, melihat garis bentuk itu di gambar satellite pada sebuah ladang pertanian dekat Puspokladany di Hungaria

Dia menuturkan kepada The Sun: Saya bukan seorang yang religius yang mencari gambar-gambar Maria atau Yesus, tetapi gambar ini jelas.

Sejumlah orang mengklaim telah menemukan gambar wajah Yesus pada tahun-tahun terakhir

Minggu yang lalu, Alex Cotton, 38, melihat wajah Yesus pada saluran pipa.

Gambar lain juga ditemukan pada sebuah papan penggorengan setelah penggorengan tersebut terbakar, yang ditemukan oleh Toby Elles, 22, dari Salford, Manchester.

Gambar-gambar yang sama juga telah dilihat pada bekas setrikaan dan juga pada pintu toilet di Breaehead, Skotlandia.

Diterjemahkan kembali oleh : J.R. Sumber : Telegraph.co.uk

Rumahku adalah Rumah Doa - Bag. 1

Lukas 19:45-48

Pada hari ini Tuhan Yesus sedang akan memasuki Yerusalem. Bayangkan bahwa pada masa hidup Yesus, Dia adalah seorang yang sangat dikenal. Dia dikenal karena kuasa-Nya, kelembutan-Nya, perbuatan-perbuatan supranatural-Nya, khotbah-khotbah-Nya yang menarik dan keberanian-Nya menelanjangi orang-orang Farisi dan ahli Taurat. Nama-Nya tersebar dan termasyur di mana-mana. Kemana saja Ia pergi, disitu pula banyak orang mengikuti untuk mendengarkan khotbah-khotbah-Nya, sampai-sampai harus berebutan (seperti Zakheus), dan lupa makan (sehingga Yesus dengan cepat membentuk seksi konsumsi dadakan, sehingga 5 ribu orang diberi makan sampai kenyang).

Jika Tuhan Yesus datang ke rumah saudara, bagaimana perasaan saudara? Pasti saudara akan sangat senang. Apa yang saudara harapkan jika Yesus datang di rumah saudara? Apa yang saudara harapkan jika Yesus mengunjungi GSJA Haleluya Mondoroko? Mungkin ada yang ingin disembuhkan, mendapat pekerjaan, diberikan jodoh, atau bahkan ingin Yesus melakukan mujizat 5 ketul roti dan 2 ekor ikan, tetapi disesuaikan dengan konteks Indonesia ialah 2 bungkus nasi Padang menjadi cukup bagi seluruh jemaat yang hadir dengan lauk yang berbeda-beda sesuai selera.

Tetap Tegar di Masa Sukar - 2

Baca Sebelumnya :
Tetap Tegar di Masa Sukar - 1

1 Petrus 3:8-4:19

Minggu yang lalu saya memberikan renungan tentang bagaimana kita bisa tetap tegar di masa sukar. Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah kita mengakui dan menerima kenyataan bahwa saat ini memang kita sedang berada di dalam masa sukar. Dengan mengakui dan menerima kenyataan maka kita diajak untuk menyikapi dengan benar sesuai dengan kenyataan. Pertanyaan selanjutnya adalah apakah yang harus kita lakukan setelah kita bisa menerima kenyataan?

Kebahagiaan Diperoleh dari Memberi

Kisah ini bercerita tentang seorang wanita cantik bergaun mahal yang mengeluh kepada psikiaternya bahwa dia merasa seluruh hidupnya hampa tak berarti.

Maka si psikiater memanggil seorang wanita tua penyapu lantai dan berkata kepada si wanita kaya," Saya akan menyuruh Mary ke sini untuk menceritakan kepada Anda bagaimana dia menemukan kebahagiaan. Saya ingin Anda mendengarnya."

Si wanita tua meletakkan gagang sapunya dan duduk di kursi dan menceritakan kisahnya: "OK, suamiku meninggal akibat malaria dan 3 bulan kemudian anak tunggalku tewas kecelakaan.

Aku tidak punya siapa-siapa. aku kehilangan segalanya. Aku tidak bisa tidur, tidak bisa makan, aku tidak pernah tersenyum kepada siapapun, bahkan aku berpikir untuk mengakhiri hidupku. Sampai suatu sore seekor anak kucing mengikutiku pulang. Sejenak aku merasa kasihan melihatnya.

Tetap Tegar di Masa Sukar - 1

I Petrus 3:8-4:19

Hidup ini sulit. Inilah realita yang kita alami sehari-hari. Setiap hari kita harus berjuang dengan lalu lintas yang makin macet, pekerjaan yang makin keras persaingannya, beban kebutuhan hidup keluarga yang makin membengkak. Gereja? Wah kadangkala justru pelayanan di gereja melahirkan banyak masalah dan konflik yang seperti duri tajam menusuk dan menyakitkan. Di luar kesulitan-kesulitan itu kita masih harus terbayang-bayangi dengan resiko terjadinya bencana alam, tertular penyakit-penyakit yang makin ganas, dan juga bahaya kejahatan yang makin variatif metodenya. Ibarat sebuah botol air, maka daya tampung dan daya tahan manusia dalam menghadapi kesulitan itu ada batasnya. Stress dan gangguan kejiwaan menjadi sahabat yang makin akrab dengan kehidupan manusia masa kini.

Kadangkala juga ada orang-orang yang menyangkali realita sulitnya hidup ini. Kata-kata mereka senantiasa indah dan berbunga-bunga. Kadang-kadang juga dibungkus dengan kata-kata rohani, seolah-olah mengesankan iman yang kuat. "Tidak ada masalah di sini, yang ada hanya kesempatan. Tidak ada yang mustahil bagi anak-anak Tuhan," mungkin begitu kata mereka. Tentu, menyemangati orang lain untuk menjadi tangguh adalah pekerjaan yang mulia.

Tanpa Visi Gereja Hancur

Tanpa Visi, Gereja Hancur - The Power of Vision
Pengarang: George Barna
Jenis Buku: Soft Cover

BILA TIDAK ADA WAHYU MENJADI LIARLAH RAKYAT. Amsal 29:18

Menggapai Visi Tuhan bagi pelayanan Anda tentu saja bukanlah sebuah pilihan. Ini adalah sebuah keharusan. Untuk melayani dengan benar dan penuh wewenang, pertama-tama Anda harus menjelaskan visi Anda – lalu merangkulnya dan menjadikannya sebagai fokus dari kerja hidup Anda dan detak jantung gereja Anda. Didalam The Power of Vision, penulis best-selling, George Barna menunjukkan mengapa visi sebenarnya adalah gambaran jiwa yang jelas dari sebuah masa depan yang diinginkan, diberikan oleh Tuhan kepada pelayan terpilih-Nya.

Catatan Kecil pada Televisi

Suatu malam, pada pukul 23.30, seorang wanita setengah baya keturunan Afrika Amerika, berdiri di pinggir jalan tol Alabama, berusaha untuk sabar menghadapi kilatan petir dan hujan. Mobil dia rusak berat dan ia sangat membutuhkan tumpangan. Dengan tubuh yang basah kuyub, dia memutuskan untuk menghentikan mobil yang lewat. Seorang laki-laki kulit putih menghentikan langkahnya untuk menolong wanita malang itu.

Pada tahun 1960, kejadian tersebut amatlah ganjil karena adanya konflik ras. Laki- laki itu membawa wanita itu ke tempat yang aman, membantu wanita itu untuk mendapatkan taksi. Wanita itu terlihat sangat terburu-buru tapi dia menyempatkan diri untuk menulis alamat pria itu dan berterima kasih pada laki-laki itu.

Tujuh hari berlalu dan seseorang mengetuk pintu pria itu. Sebuah televisi besar telah diantarkan ke rumah laki-laki itu sebagai suatu kejutan. Catatan khusus telah di lekatkan di televisi tersebut; tertulis:

"Terima kasih banyak atas bantuan anda pada waktu saya berada di jalan tol malam itu. Hujan tidak hanya membasahi pakaian saya, tapi juga semangat saya. Lalu anda datang. Karena anda, saya bisa sampai ke tempat suami saya yang sekarat sesaat sebelum suami saya meninggal dunia. Tuhan memberkati Anda karena telah menolong saya dan mau menolong orang lain."

Hormat saya,
Nyonya Nat King Cole

Immanuel dan Nasi Pecel

“Allah di Pihakku”

Nasi Pecel adalah makanan yg sangat umum. Makanan yg bisa dijangkau semua orang dan kalangan (di Malang ada nasi pecel Glintung yg dikunjungi oleh tukang becak maupun yang bermobil). Murah tapi bukan murahan. Apalagi kalau ditambah tempe, telur ceplok, empal dan sate, ehm...sedap.

Nasi pecel tidak kenal krisis moneter, kenaikan elpiji, atau pada waktu dolar hanya 2500 rupiah, nasi pecel juga ada. Bagi keluarga saya nasi pecel muncul pada waktu kita kehabisan lauk, biasanya hari Kamis atau Jumat (krn bahan belanjaan sudah hampir habis, jadi kami ambil sayur di kebun Sati) atau bahkan ketika kami baru belanja karena sayuran masih segar. Nasi pecel tidak mengenal musim, musim hujan atau panas, nasi pecel tetap ada, tidak seperti ice cream, rujak, es dawet yg terpengaruh oleh musim. Tidak pandang bulu dan pandang waktu, itulah pecel. Nasi pecel merupakan simbol kesederhanaan dan kelenturan. Merakyat dan membumi.

Allah Turut Bekerja Dalam Segala Sesuatu

“Saat-saat di mana kita merasa "gubuk" kita terbakar, Percayakah Saudara bahwa Allah Turut Bekerja dalam Segala Sesuatu?”

Pernyataanl di atas adalah suatu kalimat tanya yang perlu dijawab. Benar, apakah saudara percaya bahwa Allah turut bekerja dalam segala perkara? Mudah untuk mengatakan dengan mulut kita bahwa kita percaya, tetapi seringkali tidaklah mudah untuk menerimanya di dalam kenyataan hidup kita. Mengapa? Karena ada banyak perkara yang terjadi di dalam hidup kita yang tidak kita mengerti dan dengan jujur seolah-olah memang kita tidak bisa melihat bagaimana kita bisa mengatakan bahwa Allah sedang bekerja dalam perkara yang kita hadapi itu. Ketidakmampuan kita untuk menguraikan dan menjelaskan bagaimana Allah sedang bekerja di dalam masalah yang kita sedang hadapi, tidaklah berarti bahwa Allah tidak sedang turut bekerja di dalam masalah kita. Allah bekerja atau tidak, bukanlah ditentukan oleh pengertian pikiran kita yang terbatas ini. Allah turut bekerja di dalam segala perkara karena memang itulah yang difirmankan Allah kepada kita dan kita harus memilih untuk mempercayai Allah bahwa apa yang difirmankan itu “ya dan amin”.

 
Yohanes 14:6b "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.