Matius 18:1-5
Sebagai orang percaya, kita mempunyai satu tujuan akhir yang sama, yaitu masuk ke dalam Kerajaan Sorga, tempat di mana Allah Bapa kita bertahta. Saya percaya hal ini adalah merupakan kerinduan kita semua. Namun, pertanyaannya adalah bagaimana sikap seorang Kristen yang layak bagi Kerajaan Sorga.
Perikop yang kita baca di atas menceritakan perdebatan di antara murid-murid Tuhan Yesus mengenai siapa yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Murid-murid Tuhan Yesus mempunyai pemikiran bahwa apa yang dialami di bumi akan dialami pula di Sorga. Itulah sebabnya mereka bertanya kepada Tuhan Yesus: “Siapakah yang terbesar di dalam Kerajaan Sorga?” Tuhan Yesus dengan tegas mengatakan bahwa: “kunci utama untuk masuk dan mendapatkan kebesaran dalam Kerajaan Sorga adalah BERTOBAT dan MERENDAHKAN DIRI.” Sebab, menurut Yesus, kebesaran tidaklah berbicara mengenai kedudukan, jabatan kepemimpinan, kekuasaan, nama besar, keberhasilan yang besar, seperti yang dipahami oleh kebanyakan orang (termasuk para murid), tetapi:
- Kebesaran berkaitan dengan tingkat kerohanian seseorang di hadapan Allah, yaitu: menjadi besar di dalam iman, kerendahan hati, watak yang saleh, hikmat, penguasaan diri, kesabaran dan kasih.
- Kebesaran menyangkut kasih yang sepenuh hati dan penyerahan diri kepada Allah, yaitu mereka yang memiliki kasih yang terbesar bagi Dia dan komitmen kepada Firman yang dinyatakan.
a. Bertobat (18:3)
Bertobat yang di maksud dalam ayat ini adalah merupakan sikap, perilaku dan cara berpikir yang telah di ubahkan, yaitu dengan meninggalkan cara hidup yang lama dan memulai kehidupan yang baru di dalam Kristus. Pertobatan haruslah di mulai melalui pikiran, hati dan tingkah laku. Mengapa demikian? Karena apa yang dipikirkan seseorang, itulah yang akan masuk ke dalam hatinya dan kemudian di tunjukkannya melalui perilaku dalam kehidupannya.
b. Merendahkan Diri/Rendah Hati (18:4)
Tuhan Yesus menghendaki adanya kerendahan hati dalam kehidupan para murid dan juga dalam kehidupan semua orang percaya. Karena Yesus tahu bahwa kesombongan dan keangkuhan akan menghilangkan ketenteraman hati dan menyebabkan ketegangan di dalam jemaat Tuhan. Bahkan bukan tidak mungkin akan mengakibatkan perpecahan di antara tubuh Kristus.
Lalu bagaimanakah ciri-ciri dari orang yang rendah hati? Untuk memahami ciri-ciri orang yang rendah hati dapat kita lihat dari sisi hubungan, yaitu: bagaimana hubungan seseorang dengan Allah? Bagaimana hubungan seseorang dengan sesamanya? Dan bagaimana hubungan seseorang dengan diri sendiri?
- Tentang Hubungan dengan Allah, orang yang rendah hati di tandai oleh sikap bersedia menyerahkan seluruh aspek kehidupannya kepada Allah untuk di bentuk sesuai rencana dan kehendak-Nya (Roma 12:1).
- Tentang Hubungan dengan sesama/orang lain, orang yang rendah hati di tandai dengan sikap bersedia menempatkan orang lain setara atau bahkan setingkat lebih tinggi dari kehidupannya (Yoh. 13:4-5)
- Tentang Hubungan dengan diri sendiri, orang yang rendah hati ditandai dengan sikap tidak mengandalkan kemampuannya sendiri tetapi lebih mengutamakan Kristus di dalam kehidupannya (Flp. 3:7-9)
Kiranya Tuhan menolong kita semua. Haleluya!!
0 comments:
Post a Comment