Mengembangkan Persahabatan Anda dengan Allah - 2


Baca Sebelumnya :
Mengembangkan Persahabatan Anda dengan Allah - 1

“Mendekatlah kepada Allah, Ia akan mendekat kepadamu.” (Yakobus 4:8a)

Terpujilah Tuhan, karena rahmat-Nya yang besar maka kita dapat berjumpa lagi dalam rumah Tuhan ini. Dalam Suara Gembala yang lalu, kita telah merenungkan dua rahasia untuk mengembangkan persehabatan dengan Allah, yaitu kita harus memilih untuk jujur terhadap Allah dan memilih untuk mentaati Allah di dalam iman. Berikut ini, kita kan membahas dua rahasia lagi.

Dalam mengembangkan persahabatn dengan Allah, kita harus memilih menghargai apa yang Allah hargai. Inilah yang dikerjakan oleh sahabat Allah, mereka peduli pada apa yang penting bagi sahabat itu. Semakin akrab Saudara sebagai sahabat Allah, Saudara semakin peduli terhadap hal-hal yang Allah peduli, bersedih atas hal-hal yang membuat Allah bersedih, dan bersuka cita atas hal-hal yang mendatangkan kesenangan bagi Dia.

Renungan Di Hari Minggu

Hari ini sebelum kamu mengatakan kata-kata yang tidak baik;
Pikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berbicara sama sekali.

Sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu;
Pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

Sebelum Anda mengeluh tidak punya apa-apa;
Pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta dijalanan.

Sebelum kamu mengeluh bahwa kamu buruk;
Pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk di dalam hidupnya.

Sebelum kamu mengeluh tentang suami atau istri Anda;
Pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Tuhan untuk diberikan teman hidup.

Mengembangkan Persahabatan Anda dengan Allah - 1

“Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya.” (Roma 5:10)

Pengorbanan Kristus di kayu salib telah memulihkan hubungan kita dengan Allah. Kita tidak hanya diangkat menjadi anak-anak Allah, tetapi Allah juga menginginkan kita menjadi sahabat-Nya. Dalam Suara Gembala minggu lalu, kita telah merenungkan tentang dua rahasia dalam mengembangkan persahatan dengan Allah, yaitu melalui percakapan yang terus-menerus dengan Allah dan merenungkan Firman Allah (meditasi) yang terus-menerus. Dari kehidupan para sahabat Allah dalam Alkitab, kita dapat menemukan empat rahasia lagi dalam mengembangkan persahabatan kita dengan Allah. Tetapi kita akan membahas dua rahasia saja dalam Suara Gembala minggu ini.

Rekonsiliasi Abadi

Anak bangsa sudah jenuh dengan pertikaian. Pertikaian politik terjadi pada puncak elit politik. Pertikaian horisontal terjadi di berbagai daerah. Lihat saja peristiwa Poso, Sampit, Ambon dll. Anak bangsa sudah sangat prihatin dengan perkembangan pertikaian, permusuhan, perseteruan. Tidak mengherankan kalau banyak anak bangsa yang mulai berteriak: "Ayo damai! Ayo rekonsiliasi!"
Memang kata rekonsiliasi mudah diucap dan didambakan. Namun tak banyak di antara kita yang sadar akan biaya rekonsiliasi. Apalagi kalau kita berbicara rekonsiliasi damai yang langgeng. Lihat saja apa yang terjadi baru-baru ini, dengan rekonsiliasi anak bangsa, Madura dan Dayak. Berapa lamakah akan bertahan? Kita semua mendoakan dan mendambakan bahwa rekonsiliasi itu akan langgeng.

Kisah dibalik Lagu "Sentuh Hatiku"

Mungkin banyak yang mendengar lagu Sentuh Hatiku, yang dinyanyikan oleh Maria Shandy. Akan tetapi di balik lagu itu ternyata ada sebuah kisah yang luar biasa.

Pencipta lagu ini adalah seorang anak Tuhan, dan kisah di dalam lagu itu adalah milik teman sekolahnya.

Temannya itu diperkosa oleh ayahnya sendiri dan menjadi gila, sehingga harus dipasung (dirantai) dirumahnya. Ia suka datang dan mendoakan anak itu sambil sesekali menulis lirik lagu. Waktu pun berlalu. Dia pun pindah kota dan mulai sibuk dengan kegiatannya sendiri. Suatu ketika anak perempuan itu menelepon dia. Tentu saja dia kaget bukan main, karena anak itu kan gila - dipasung pula. Kok sekarang bisa lepas, telepon pula?

Menjadi Sahabat Karib Allah

“Aku tidak lagi menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.” (Yohanes 15:15)

Selamat beribadah kembali di GSJA “Halleluya” Mondoroko, kiranya Saudara berjumpa secara pribadi dengan Tuhan dalam ibadah pagi ini. Hubungan kita dengan Allah memiliki banyak aspek berbeda: Allah adalah Pencipta dan Pembuat kita, Bapa, Juruselamat dan banyak lagi. Tetapi kebenaran yang paling mengejutkan adalah ini: Allah yang Mahakuasa ingin menjadi Sahabat Saudara!

Biarlah yang Miskin Berkata, "Aku Kaya!"

Suatu hari, ayah dari suatu keluarga yang sangat sejahtera membawa anaknya bepergian ke suatu negara yang sebagian besar penduduknya hidup dari hasil pertanian, dengan maksud untuk menunjukkan bagaimana kehidupan orang-orang yang miskin.

Mereka menghabiskan waktu berhari-hari di sebuah tanah pertanian milik keluarga yang terlihat sangat miskin. Sepulang dari perjalanan tersebut, sang ayah bertanya kepada anaknya, "Bagaimana perjalanan tadi?"

"Sungguh luar biasa, Pa."

"Kamu lihat kan bagaimana kehidupan mereka yang miskin?" tanya sang ayah.

"Iya, Pa," jawabnya.

Inti Penyembahan

“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”(Roma 12:1)

Selamat berjumpa lagi dalam kasih dan pemeliharaan Allah yang ajaib. Saya percaya bahwa melalui Suara Gembala beberapa minggu ini, Allah telah menolong kita untuk semakin mengerti tentang tujuan Allah dalam kehidupan kita dan bagaimana kita dapat hidup mencapai tujuan tersebut. Kita telah belajar bahwa kita diciptakan untuk kemuliaan Allah. Salah satu cara untuk kita dapat mendatangkan kemuliaan bagi Allah adalah dengan menyembah-Nya.

Inti penyembahan adalah berserah diri. Ibadah yang sejati yaitu mendatangkan kesenangan bagi Allah. Hal ini terjadi bila kita memberi diri kita sepenuhnya kepada Allah. Tindakan berserah diri ini disebut dengan banyak hal: penyucian, menjadikan Yesus Tuhan kita, memikul salib kita, mati bagi diri sendiri, berserah diri kepada Roh Kudus. Yang penting adalah bahwa kita mengerjakannya, bukan sebutan apa yang kita gunakan untuknya.

Mendengar Tapi Tidak Mengerti

Suatu ketika, ada seorang pemuda yang berumur 20 tahun, disuruh berjaga di rumah oleh ibunya. Ibunya hendak ke pasar.
Ibunya berpesan, "Nak, tolong jaga pintu yah, ibu mau ke pasar dulu. Jangan biarkan orang lain masuk."

Lalu pergilah sang ibu. Sang pemuda mengambil kursi dan duduk di depan pintu rumah. Beberapa menit kemudian, ada seorang melihatnya dan bertanya, "Nak, apakah ibumu ada di rumah?"
Jawabnya, "Tidak ada. Ibu sedang ke pasar."

"Oh, kalau begitu, tolong antarkan aku menyusul ibumu."

Apa yang Membuat Allah Tersenyum - 2

Baca Sebelumnya :
Apa yang Membuat Allah Tersenyum - 1

“Tuhan memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah.” (Mazmur 14:2)

Halleluya, Tuhan itu baik bagi kita sekalian. Kiranya kebaikan Allah senantiasa sidang jemaat alami setiap hari. Dalam Suara Gembala minggu lalu kita telah merenungkan dua tindakan penyembahan dalam kehidupan Nuh, yang dapat membuat Allah tersenyum. Tindakan penyembahan yang pertama adalah Allah tersenyum bila kita mengasihi Dia di atas segalanya. Tindakan penyembahan yang kedua adalah Allah tersenyum ketika kita mempercayai Dia sepenuhnya.

 
Yohanes 14:6b "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.