“Aku tidak lagi menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.” (Yohanes 15:15)
Selamat beribadah kembali di GSJA “Halleluya” Mondoroko, kiranya Saudara berjumpa secara pribadi dengan Tuhan dalam ibadah pagi ini. Hubungan kita dengan Allah memiliki banyak aspek berbeda: Allah adalah Pencipta dan Pembuat kita, Bapa, Juruselamat dan banyak lagi. Tetapi kebenaran yang paling mengejutkan adalah ini: Allah yang Mahakuasa ingin menjadi Sahabat Saudara!
Kata untuk sahabat dalam ayat di atas bukan berarti hubungan yang biasa, melainkan hubungan yang dekat dan dipercayai. Di istana raja, para hamba harus menjaga jarak dari raja, tetapi teman-teman raja yang dipercayai menikmati hubungan yang dekat, jalan masuk langsung, dan informasi rahasia. Tuhan Yesus menyebut kita bukan sebagai hamba, tetapi sahabat. Ini merupakan hak istimewa kita untuk dapat mengenal dan mengasihi Allah, dan dikenal serta dikasihi oleh Allah.
Kedekatan kita dengan Allah bergantung pada pilihan kita. Seperti semua persahabatan, kita harus berusaha mengembangkan persahabatan kita dengan Allah. Dalam Suara Gembala minggu ini, kita akan belajar dari Alkitab tentang dua rahasia mengembangkan persahabatan dengan Allah.
Rahasia pertama adalah: melalui percakapan yang terus-menerus. Alkitab berkata: ”Tetaplah berdoa” (I Tes. 5:17), berarti kita harus terus-menerus bercakap-cakap dengan Allah. Allah menginginkan lebih dari sebuah janji bertemu pada waktu saat teduh harian kita, meskipun saat teduh adalah kebiasaan yang baik, yang perlu kita bangun. Allah ingin terlibat di dalam setiap kegiatan, setiap percakapan, setiap masalah, bahkan setiap pemikiran. Kita dapat terus bercakap-cakap dengan Allah dalam setiap kegiatan kita dengan menaikan doa dalam satu kalimat pendek, misalnya “Engkau menyertaiku.””Aku bergantung kepada-Mu.” “Aku ingin mengenal-Mu.” “Aku milik-Mu. “Tolong aku percaya pada-Mu.” Kadang Saudara akan merasakan hadirat Allah, kadang tidak. Tetapi yang menjadi sasaran Saudara bukanlah perasaan, melainkan kesadaran yang terus-menerus akan kenyataan bahwa Allah selalu ada.
Rahasia kedua dalam mengembangkan persahabatan dengan Allah adalah melalui meditasi yang terus-menerus. Meditasi bukanlah ritual yang sulit dan misterius dengan cara mengasingkan diri. Tetapi meditasi adalah “Memikirkan tentang Firman Allah berulang-ulang di dalam pikiran kita.” Ayub dan Daud disebut sahabat-sahabat Allah, karena mereka menghargai Firman-Nya lebih dari segala sesuatu, dan mereka merenungkannya terus-menerus sepanjang hari (Ayub 23:12; Maz. 119:97).
Meskipun Saudara tidak dapat menghabiskan sepanjang hari mempelajari Alkitab, tetapi Saudara dapat merenungkan Firman Allah sepanjang hari, dengan mengingat ayat-ayat yang telah Saudara baca atau hafal dan mempertimbangkannya di dalam pikiran Saudara. Sahabat saling berbagi rahasia, dan Allah akan berbagi rahasia-Nya dengan Saudara jika Saudara merenungkan Firman-Nya sepanjang hari.
Segala sesuatu yang kita lakukan bisa merupakan tindakan “menggunakan waktu bersama Allah” jika Allah diajak untuk mengambil bagian di dalamnya dan kita tetap sadar akan kehadiran-Nya.
(Rick Warren)
Menjadi Sahabat Karib Allah
Posted by GSJA HALLELUYA on Friday, October 08, 2010
0 comments:
Post a Comment