Apa yang Membuat Allah Tersenyum - 2

Baca Sebelumnya :
Apa yang Membuat Allah Tersenyum - 1

“Tuhan memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah.” (Mazmur 14:2)

Halleluya, Tuhan itu baik bagi kita sekalian. Kiranya kebaikan Allah senantiasa sidang jemaat alami setiap hari. Dalam Suara Gembala minggu lalu kita telah merenungkan dua tindakan penyembahan dalam kehidupan Nuh, yang dapat membuat Allah tersenyum. Tindakan penyembahan yang pertama adalah Allah tersenyum bila kita mengasihi Dia di atas segalanya. Tindakan penyembahan yang kedua adalah Allah tersenyum ketika kita mempercayai Dia sepenuhnya.

Selanjutnya, tindakan penyembahan yang ketiga adalah Allah tersenyum ketika kita mentaati Dia dengan sepenuh hati. Allah memberikan petunjuk yang sangat rinci kepada Nuh dalam hal ukuran, bentuk, dan bahan bahtera itu, serta jumlah binatang-binatang yang akan di bawa dalam bahtera. Alkitab memberi tahu kita tentang tanggapan Nuh: “Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Tuhan kepadanya, demikianlah dilakukannya” (Kej. 6:22). Perhatikan bahwa Nuh taat sepenuhnya dan dia mentaati dengan tepat. Inilah artinya sepenuh hati. Tidak diragukan lagi Allah tersenyum kepada Nuh.

Kadangkala kita berupaya untuk memberi Allah ketaatan sebagian. Kita memiliki daftar perintah yang kita sukai dan mentaati perintah-perintah tersebut, sedangkan perintah-perintah Tuhan lainnya kita abaikan. Tetapi ketaatan sebagian berarti ketidaktaan. Sebagai anak Allah, Saudara bisa mendatangkan kesenangan pada Bapa surgawi melalui ketaatan. Hal ini menandakan bahwa Saudara mengasihi Allah.

Tindakan penyembahan yang keempat adalah Allah tersenyum bila kita memuji dan bersyukur kepada-Nya terus-menerus. Kehidupan Nuh membawa kesenangan bagi Allah karena dia hidup dengan hati yang penuh pujian dan ucapan syukur. Tindakan pertama yang dilakukan Nuh setelah selamat dari air bah adalah menyatakan syukurnya kepada Allah dengan mempersembahkan kurban. Alkitab berkata, “Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi Tuhan....Ketika Tuhan mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah Tuhan dalam hatiNya: Aku takkan mengutuk bumi lagi karena manusia...”(Kej. 6:20a, 21a).

Hampir tidak ada hal yang rasanya lebih baik daripada menerima pujian yang tulus dan penghargaan dari orang lain. Allah juga menyukai pujian. Dia tersenyum ketika kita mengekspresikan kekaguman dan ucapan syukur kita kepada-Nya. Ketika kita memberi Allah kesukaan, hati kita sendiri dipenuhi dengan sukacita!

Akhirnya, tindakan penyembahan yang kelima adalah Allah tersenyum bila kita menggunakan kemampuan kita. Setelah air bah, Allah memberi Nuh petunjuk sederhana: “Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi....Segala yang bergerak, yang hidup, akan menjadi makananmu. Aku telah memberikan semuanya itu kepadamu seperti juga tumbuh-tumbuhan hijau” (Kej. 6:1, 3). Allah menyuruh Nuh untuk melanjutkan hidupnya di bumi, dan hal itu menyenangkan Allah. Kita mungkin berpikir bahwa Allah hanya disenangkan ketika kita melakukan aktivitas-aktivitas rohani saja. Sebenarnya, Allah senang mengamati setiap rincian kehidupan Saudara, pada waktu Saudara sedang bekerja, bermain, beristirahat, atau makan. Setiap kegiatan yang Saudara lakukan, kecuali dosa, bisa mendatangkan kesenangan bagi Allah. Kiranya Tuhan menolong kita untuk dapat hidup selalu menyenangkan hati Allah.

0 comments:

Post a Comment

 
Yohanes 14:6b "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.