Mengembangkan Persahabatan Anda dengan Allah - 1

“Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya.” (Roma 5:10)

Pengorbanan Kristus di kayu salib telah memulihkan hubungan kita dengan Allah. Kita tidak hanya diangkat menjadi anak-anak Allah, tetapi Allah juga menginginkan kita menjadi sahabat-Nya. Dalam Suara Gembala minggu lalu, kita telah merenungkan tentang dua rahasia dalam mengembangkan persahatan dengan Allah, yaitu melalui percakapan yang terus-menerus dengan Allah dan merenungkan Firman Allah (meditasi) yang terus-menerus. Dari kehidupan para sahabat Allah dalam Alkitab, kita dapat menemukan empat rahasia lagi dalam mengembangkan persahabatan kita dengan Allah. Tetapi kita akan membahas dua rahasia saja dalam Suara Gembala minggu ini.

Dalam mengembangkan persahabatan dengan Allah, kita harus memilih untuk jujur terhadap Allah. Kita harus jujur kepada Allah mengenai kesalahan-kesalahan maupun perasaan-perasaan kita. Allah tidak mengharapkan kita untuk sempurna, tetapi Dia sungguh-sungguh menekankan kejujuran sepenuhnya. Jika kesempurnaan adalah persyaratan untuk bisa bersahabat dengan Allah, maka kita tidak akan pernah mampu menjadi sahabat Allah. Untunglah, karena kasih karunia Allah, Yesus tetap “sahabat...orang berdosa” (Mat.11:19).

Mungkin kita perlu mengakui dengan jujur kemarahan dan kepahitan yang tersembunyi terhadap Allah. Kepahitan merupakan penghalang terbesar terhadap persahabatan dengan Allah: untuk apa saya ingin menjadi sahabat Allah, jika Dia mengizinkan hal ini terjadi? Kita perlu menyadari bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu bagi kebaikan dalam hidup kita, meskipun tindakan tersebut menyakitkan dan kita tidak memahaminya. Tetapi melepaskan kemarahan Saudara dan menyatakan perasaan Saudara merupakan langkah pertama untuk penyembuhan.

Untuk mengajarkan kita tentang kejujuran yang tulus, Allah memberi kita Kitab Mazmur, yaitu buku panduan penyembahan, penuh dengan jeritan, kemarahan, kebimbangan, ketakutan, kepahitan, dan penderitaan yang dalam digabungkan dengan ucapan syukur, pujian, dan pernyataan-pernyataan iman. Semua emosi yang ada dibukukan dalam Kitab Mazmur. Saudara bisa berdoa dengan jujur seperti Daud: “Aku mencurahkan keluhanku ke hadapan-Nya, kesesakanku kuberitahu ke hadapan-Nya. Ketika semangatku lemah lesu di dalam diriku....” (Maz.142:3a).

Rahasia berikutnya dalam mengembangkan persahabatan dengan Allah yaitu: kita harus memilih untuk mentaati Allah di dalam iman. Setiap kali kita mempercayai himat Allah dan melakukan apapun yang Dia firmankan, meskipun kita tidak memahaminya, kita memperdalam persahabatan kita dengan Allah. Tuhan Yesus berkata, “Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu” (Yoh.15:14). Jadi, ketaatan adalah syarat untuk akrab dengan Allah. Kita menaati Allah, bukan karena kewajiban atau ketakutan atau paksaan; tetapi karena kita mengasihi Dia dan percaya bahwa Dia mengetahui apa yang terbaik bagi kita. Kita ingin mengikut Kristus karena rasa syukur atas semua yang telah Dia kerjakan bagi kita. Semakin Saudara dekat mengikut Yesus, semakin dalam persabahatan Saudara dengan-Nya.

Baca juga :
Mengembangkan Persahabatan Anda dengan Allah - 2

0 comments:

Post a Comment

 
Yohanes 14:6b "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.