Baca Sebelumnya :
Penyembahan yang Menyenangkan Allah - 1
“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itulah ibadahmu yang sejati” (Roma 12:1)
Selamat beribadah kembali dalam rumah Tuhan ini. Kiranya damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus. Dalam Suara Gembala Penyembahan yang Menyenangkan Allah - 1 yang lalu, kita telah merenungkan tentang dua dari empat ciri penyembahan yang menyenangkan hati Allah yang ditulis oleh Rick Warren dalam buku Kehidupan yang Digerakkan oleh Tujuan. Ciri yang pertama adalah Allah senang bila penyembahan kita tepat, dan ciri yang kedua adalah Allah senang bila penyembahan kita tulus. Ciri yang ketiga dan keempat akan dibahas berikut ini.
Ciri yang ketiga adalah Allah senang bila penyembahan kita melibatkan akal budi. Tuhan Yesus berkata, “Kasihilah Tuhan, Allahmu...dengan segenap akal budimu....” (Mat.12:30b). Allah tidak senang jika orang menyanyikan lagu-lagu tanpa pikiran, memanjatkan doa-doa klise yang rutin, atau mengucapkan secara berulang kata “puji Tuhan, haleluya, syukur, dan amin” tanpa berpikir tentang maknanya. Allah senang kita menggunakan akal budi kita ketika menyembah-Nya. Allah senang jika kita mengucapkan pujian secara spesifik kepada Allah. “Aku mengasihi-Mu Tuhan, karena Engkaulah Allah Bapa yang baik.” “Aku bersyukur kepada-Mu, karena Engkaulah Allah yang menyembuhkanku.” “Aku meninggikan-Mu, sebab Engkaulah Allah Panji Keselamatanku. Penyembahan Saudara menyenangkan Allah jika Saudara sungguh-sungguh mengerti dan secara tulus mengucapkan kata-kata tersebut.
Ciri yang keempat adalah Allah senang bila penyembahan kita bersifat praktis. Tuhan Yesus berkata “Kasihilah Tuhan, Allahmu...dengan segenap kekuatanmu.” (Mat.12:30b). Tuhan menyatakan bahwa penyembahan membutuhkan usaha dan tenaga. Kita menyembah Tuhan secara praktis melalui tindakan kita. Penyembahan tidak selalu menyenangkan atau enak, dan kadang-kadang penyembahan benar-benar merupakan tindakan berdasarkan kehendak, kurban dengan sukarela (Rom. 12:1). Ketika Saudara memuji Allah meskipun Saudara tidak merasa ingin melakukannya. Ketika Saudara bangun beribadah saat Saudara letih. Ketika Saudara menolong orang lain saat Saudara lelah. Ketika Saudara mengalami hal-hal ini, Saudara sedang mempersembahkan kurban penyembahan kepada Allah. Ini menyenangkan Allah.
Marilah kita melakukan segala sesuatu dengan mata yang tertuju kepada Yesus. Kita mau selalu menyembah Allah melalui pikiran, perbuatan dan tutur kata kita. Kita ingin selalu menyenangkan hati Tuhan meskipun hal tersebut tidak selalu mudah. Biarlah pujian ini selalu ada dalam hati sidang jemaat sekalian:
Tuhan kumau menyenangkan-Mu; Tuhan bentuklah hati ini,
Jadi bejana untuk hormat-Mu; cemerlang bagai emas murni.
Tuhan kuserahkan hidupku; Semua kuberikan pada-Mu
Sucikan hingga tulus selalu; agar aku menyenangkan-Mu
0 comments:
Post a Comment