“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.” Markus 12:30
Haleluya! Allah itu baik bagi setiap sidang jemaat; bagi setiap orang yang berharap kepada-Nya. Kita ingin selalu menyenangkan hati Allah, karena untuk itulah kita diciptakan. Allah senang ketika kita memilih untuk membangun persahabatan yang karib dengan-Nya. Kiranya Suara Gembala yang lalu dapat menolong kita untuk mengembangkan persahabatan yang karib dengan Allah. Hati Allah juga disenangkan ketika kita menyembah Dia. Dalam ayat di atas, Tuhan Yesus memberitahukan kepada kita tentang bagaimana kita dapat mengasihi Allah. Dari ayat tersebut, Rick Warren dalam bukunya Kehidupan yang Digerakkan oleh Tujuan, menuliskan tentang empat ciri penyembahan yang menyenangkan hati Allah.
Ciri yang pertama adalah Allah senang bila penyembahan kita tepat. Penyembahan harus didasarkan pada kebenaran Alkitab, bukan pendapat kita mengenai Allah. Tuhan Yesus berkata “Kasihilah Tuhan, Allahmu....” Penyembahan adalah penyataan kasih kita, seharusnya ditujukan kepada Allah dalam pandangan yang benar. Tuhan Yesus juga berkata kita harus menyembah Allah dalam kebenaran (Yoh.4:23). Hal itu berarti kita menyembah Allah sebagaimana Dia benar-benar dinyatakan di dalam Alkitab. Alkitab mengajarkan kita tentang siapakah Allah. Allah itu maha hadir, maha tahu, maha kuasa, maha kudus, maha adil,maha benar, maha kasih, dan tidak berubah. Sungguh luar biasa Allah yang Saudara dan saya sembah!
Ciri yang kedua adalah Allah senang bila penyembahan kita itu tulus. Ketika Tuhan Yesus berkata, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu....” Yang Dia maksudkan adalah penyembahan haruslah sepenuh hati dan sungguh-sungguh. Kita harus bersungguh-sungguh dengan apa yang kita katakan dalam penyembahan. Ketika kita menyembah, Allah melihat melewati kata-kata kita ke sikap hati kita. Alkitab berkata, “Manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati” (I Sam. 16:7b).
Penyembahan melibatkan emosi kita. Allah memberi kita emosi sehingga kita bisa menyembah-Nya dengan perasaan yang dalam, tetapi emosi-emosi tersebut haruslah sungguh-sungguh, bukanlah pura-pura. Perasaan kita haruslah berpusat pada Allah. Penyembahan yang sejati terjadi ketika roh kita menanggapi Allah, bukan hanya sekedar menanggapi bunyi musik tertentu. Perasaan kita harus berpusat kepada Allah dan bukan pada berbagai kepentingan kita dan kekuatiran kita atas apa pandangan orang lain tentang kita.
Banyak orang Kristen berbeda pendapat tentang cara yang paling tepat untuk mengekspresikan pujian kepada Allah, tetapi pendapat-pendapat ini biasanya hanya menunjukkan perbedaan kepribadian dan latar belakang. Di dalam Alkitab, kita menemukan banyak bentuk pujian, diantanya membuat pengakuan, menyanyi, bersorak, berdiri sebagai penghormatan, berlutut, menari, membuat sorak sukacita, bersaksi, memainkan alat-alat musik, bertepuk tangan, dan mengangkat tangan. Semuanya berkenan kepada Allah jika Anda melakukannya dengan ketulusan hati dan dalam kebenaran.
Gaya penyembahan terbaik adalah penyembahan yang secara tulus menunjukkan kasih Anda kepada Allah. (Rick Warren)
Baca Juga :
Penyembahan yang Menyenangkan Allah - 2
0 comments:
Post a Comment