“Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan” (Wahyu 4:11)
Selamat datang di GSJA Halleluya. Kiranya damai Allah yang melampaui segala akal dan pikiran akan menguasai Saudara. Dalam Suara Gembala minggu ini kita akan merenungkan tentang tujuan Allah menciptakan kita. Tahukah Saudara bahwa saat di mana Saudara dilahirkan, Allah ada di sana dan tersenyum. Allah senang dengan kelahiran Saudara. Allah mengasihi Saudara secara individu. Allah mengasihi Saudara bukan karena wajah, warna kulit, latar belakang keluarga, status sosial ekonomi atau apapun yang ada pada Saudara. Allah mengasihi Saudara karena Allah menganggap Saudara itu berharga. Saudara berharga di mata Allah.
Kehadiran Saudara di bumi untuk menyenangkan Allah. Saudara lahir direncanakan untuk kepentingan-Nya, untuk kemuliaan-Nya, untuk tujuan-Nya dan untuk kesenangan-Nya. Mengertikah Saudara bahwa Saudara begitu berharga di depan mata Allah. Ketika Saudara jatuh di dalam dosa, Allah tidak mentertawakan Saudara. Allah menangisi Saudara. Ketika Saudara jauh dari Tuhan, Allah juga tidak tinggal diam dan Saudara tidak dipedulikan Allah. Justru sebaliknya, Allah menunggu Saudara untuk Saudara pulang kembali kepada Allah. Ketika Saudara marah kepada Allah karena penderitaan, sakit penyakit, kecelakaan, kebangkrutan, masalah rumah tangga, kehilangan orang yang dikasihi, dan semua persoalan yang tidak kunjung berhenti. Allah akan membiarkan Saudara menumpah segala kemarahan Saudara, dan kemudian Dia akan memeluk Saudara tanpa berkata-kata sampai Saudara merasa kehangatan kasih-Nya. Kemudian Dia berkata, “Anakku, Aku mengasihimu. Percayalah Aku mengasihimu.” Kebenaran ini membuktikan betapa Saudara berharga.
Kita adalah anak Allah, dan kita mendatangkan kesenangan bagi Allah. Mendatangkan kesenangan bagi Allah disebut penyembahan. Ketika kita berbicara tentang penyembahan, jangan berpikir bahwa yang dimaksud penyembahan hanyalah datang ke gereja dan kemudian kita menyanyi dan memuji Tuhan dengan diiringi musik. Penyembahan jauh lebih dari sekedar puji-pujian dan musik. Segala perbuatan kita yang mendatangkan kesenangan bagi Allah merupakan tindakan penyembahan. Apabila Saudara bekerja dan pekerjaan itu dilakukan untuk menyenangkan Tuhan, maka itu disebut penyembahan. Apabila Saudara seorang suami dan Saudara menjadi suami yang sungguh mengasihi dan baik bagi isteri Saudara sehingga isteri Saudara bersyukur kepada Tuhan karena Saudara, maka Saudara sedang melakukan penyembahan kepada Allah. Demikian juga apabila Saudara seorang isteri dan Saudara menjadi penolong bagi suami Saudara sehingga suami Saudara bersyukur atas Saudara, maka Saudara telah melakukan penyembahan kepada Allah.
Apabila Saudara menjadi orangtua yang bertanggung jawab dan memberi teladan bagi anak-anak serta membawa mereka kepada Allah, maka Saudara sedang melakukan penyembahan kepada Allah. Sebaliknya demikian juga dengan anak-anak, apabila Saudara membuat orangtua bangga karena sikap dan prestasi Saudara sehingga orang tua mensyukuri kehadiran Saudara, maka Saudara sedang melakukan penyembahan. Bahkan ketika Saudara terbaring sakit tidak berdaya dan Saudara menarik nafas dalam-dalam untuk kemudian mengucap syukur kepada Allah karena Saudara tetap percaya kepada kasih-Nya, maka Saudara sedang melakukan penyembahan kepada Tuhan. Demikian juga ketika kita setia berbakti, hadir dalam ibadah doa, melayani Sekolah Minggu dan segala sesuatu yang kita lakukan untuk membuat Tuhan dimuliakan atas kehidupan kita, maka itu berarti kita sedang melakukan penyembahan kepada Tuhan. Saya berdoa kiranya kasih Allah memenuhi hati kita dan kita berkata, “Tuhan Yesus aku mengasihi Engkau, mampukan aku untuk menyembah-Mu.” Inilah penyembahan yang sejati yakni jatuh cinta kepada Tuhan Yesus.
Setiap aktivitas bisa diubah menjadi tindakan penyembahan bila Anda melakukannya demi pujian, kemuliaan, dan kesenangan Allah. (Rick Warren)
0 comments:
Post a Comment