Menyerukan Kabar Baik kepada Semua Orang - 1

“Membuat liburan menjadi lebih hidup”

Liburan hari raya Lebaran sudah semakin dekat. Banyak keluarga merencanakan perjalanan mudik, pulang kampung. Pasti bermacam-macam pikiran sudah berkecamuk di dalam benak kita. Mulai masalah transportasi, sampai masalah oleh-oleh apa yang perlu dibawa, kemudian ketika kita mulai belanja, seolah-olah semua ingin kita beli. Memang ada suatu perasaan senang karena akan ketemu keluarga, jalan-jalan dan pasti ada acara makan-makan. Namun di tengah-tengah acara hiruk pikuk itu, suatu pertanyaan muncul, “Apakah yang seharusnya kita lakukan sebagai orang percaya?”

Untuk menjawab pertanyaan itu, marilah kita membaca Yesaya 40:1-11, khususnya penekanan pada ayat 9-11. Melalui Yesaya Allah berfirman kepada bangsa Israel yang berada di dalam belenggu penawanan di pembuangan Babilonia. Allah memanggil Zion untuk menyerukan kabar baik kepada kota-kota Yehuda. Ini merupakan kerinduan hati Bapa bagi umat yang dibebaskan untuk memberitakan berita pembebasan. Ya benar ini merupakan kerinduan hati Bapa bagi kita untuk memberitakan kabar baik bagi saudara-saudara kita. Marilah kita simak kata-kata dari pujian yang berjudul

“Kerinduan Hati Bapa”.
Ku telah memilihmu sejak kau Kuciptakan
untuk menjadi saksiKu
Tidakkah kau sadari akan panggilanmu
membawa terang di antara para bangsa
Kurindu m’reka datang kepadaKu merasakan anugerahKu sebagai umat yang Kukasihi


Reff:
Nyatakanlah pada bangsa-bangsa
kerinduan hati Allah Bapa
Supaya mereka kan berbalik kepadaNya
dari jalan yang jahat
Serukanlah bagi bangsa-bangsa
yang hancur binasa oleh karena dosa
Naikkan doamu dihadapan tahtaNya
untuk Dia slamatkan negeriku


Yang seharusnya kita lakukan adalah memberitakan kabar baik kepada semua orang, sebab itulah kerinduan hati Bapa di Surga. Bagaimana kita bisa menyerukan kabar baik kepada semua orang?

I. Ketahuilah identitasmu bahwa engkau sebagai “Pembawa Kabar Baik!” (ay.9)
Apakah engkau sungguh-sungguh pembawa kabar baik atau sebaliknya justru sebagai pembawa kabar buruk? Apakah kehadiran kita itu adalah kehardiran yang dinanti-nantikan karena setiap kabar baik yang kita bawa? Bagaimana caranya menjadi pembawa kabar baik?

a. Mengalami kabar baik itu (ay. 1-4)
Untuk bisa memberitakan kabar baik, kita harus mengalami sendiri kabar baik itu sendiri. Paling tidak ada beberapa pengalaman standard yang kita miliki untuk bisa menjadi pemberita kabar baik.
  • Sudah dibebaskan dari belenggu perhambaan (ay.2)
  • Sudah diampuni (ay.2)
  • Sudah mempersiapkan jalan Tuhan dalam diri kita (ay. 3,4)
Hati-hati yang bengkok diluruskan (motivasi tidak murni diluruskan), lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit keangkuhan dan kesombongan diratakan.

b. Mengalami kemuliaan Tuhan (ay. 5)
Adakah pengalaman-pengalaman di mana Tuhan dipermuliakan lewat masalah, kesulitan, sakit penyakit atau apapun juga di dalam hidup kita? Pengalaman itu adalah sesuatu yang kita miliki, dan karena kita yang memilikinya maka kita bisa membagikannya.

The Mirror of Erised adalah sebuah cermin yang mempunyai keistimewaan dalam kisah Harry Potter and The Sorcerer Stone. Harry yang menemukan cermin ini di koridor belakang Hogwarts School of Witchcraft, dapat melihat dirinya bersama orang tuanya. Padahal, kedua orangtua Harry telah tewas ditangan Voldamort, Sang Pangeran Kegelapan. Ron, rekan Harry, melihat dirinya sedang menjadi kapten tim Quidditch pada Mirror of Erised tersebut. Mengapa demikian?

Pada cermin itu tertera tulisan erised stra ehru oyt ube cafru oyt on wohsi, yang ketika dibaca dari belakang berbunyi I show not your face but your heart's desire (Saya tidak memperlihatkan wajahmu, tetapi keinginan hatimu). Seseorang yang tidak puas dengan dirinya atau kondisinya akan melihat mimpinya di sana. Seseorang yang berbahagia akan melihat dirinya sendiri apa adanya, karena ia sudah berdamai dengan dirinya sendiri.
Seandainya The Mirror of Erised benar-benar nyata,dan kita berdiri didepannya, apa yang akan terlihat : diri kita apa adanya, atau mimpi-mimpi kita? Apakah identitas dirimu yang sebenarnya? Sudahkah kita menunjukkan identitas yang benar sebagai pembawa kabar baik? Ingat ketika saudara bertemu dengan orang-orang lain, identitas saudara adalah pembawa kabar baik.

Baca juga : Menyerukan Kabar Baik Kepada Semua orang - 2

0 comments:

Post a Comment

 
Yohanes 14:6b "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.