Mencari Kehendak Allah - 2

Baca sebelumnya :
Mencari Kehendak Allah - 1


Ini adalah bagian ke dua dari Mencari Kehendak Allah - 1 sebelumnya. Pada edisi yang lalu dijelaskan bagaimana seseorang dapat mengetahui kehendak Allah dalam hidupnya. Ada orang-orang yang memakai metode membuka Alkitab secara acak dan menganggapnya sebagai kehendak Allah dalam hidupnya.
Lalu bagaimana caranya supaya kita bisa mengetahui kehendak Allah? Bagaimana kita tahu bahwa keputusan yang kita ambil itu sudah sesuai dengan rencana Allah? Bagian pertama yang diulas pada minggu yang lalu adalah: ALLAH MEMBIMBING MELALUI FIRMAN-NYA (Mzm. 119:105). Firman Tuhan menjadi petunjuk jelas dalam perjalanan kehidupan kita. Setiap kali kita membaca Alkitab dan menjumpai kata-kata semacam “inilah kehendak Allah” atau kita mendapat kesan dari Roh Kudus bahwa inilah kehendak Allah bagi kita, maka yakinlah memang itu yang dikehendaki oleh Allah.
Kedua, Allah memimpin kita melalui bisikan Roh Kudus .

Setelah kita lahir baru, maka Allah mengaruniakan Roh Kudus kepada kita. Roh yang berasal dari Allah ini membimbing kita dan mengerjakan kehendak Allah di dalam diri kita. Rasul Paulus memberi perintah jemaat Filipi supaya mengerjakan keselamatan mereka (Flp. 2:12-13). Ini artinya supaya mereka menjalani hidup kekristenan dengan serius sesuai kehendak Allah.

Hal ini dapat kita lakukan karena Allah sendiri yang mengerjakannya. Allah memimpin kita ke situasi yang panas bak padang gurun, itu sebabnya Paulus kemudian berkata, “Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan” (Filipi 2:14). Jalanilah situasi yang sulit ini dengan tak bersungut-sungut, apalagi berbantah-bantahan. Anda mungkin menderita penyakit selama berbulan-bulan, atau menjadi korban fitnah, atau harus bekerja keras supaya anggota keluarga bisa makan dengan layak.

Jalanilah itu tanpa bersungut-sungut atau berbantah-bantahan. Dalam buku “Mata Air Bulan”, Sindhunata menulis kisah perempuan miskin yang buta. Namanya mbok Tukinem. Sebenarnya ia dilahirkan dengan mata normal, tapi pada usia 7 tahun, Tukinem muda ini menjadi buta. Pada usia 10 tahun, dia dibaptis menjadi Katolik. Ketika dewasa, Tukinem menikah dengan seorang pria yang juga buta. Mereka dikaruniai tiga anak, tapi semuanya meninggal. Kemudian, suaminya menderita kanker ganas. Seharian terbaring sakit dengan rasa nyeri. Kalau sudah begitu, mbok Tukinem mendampingi suaminya sambil berdoa dengan tasbih.

Bagaimana mbok Tukinem dapat menerima hidup seperti itu? Sepanjang hidupnya dapat dikatakan banyak menanggung susah. Kepada Sindhunata, ia berkata dengan pasrah, “Sakersanipun Gusti, kula nampi mawon” (terserah Tuhan, saya menerima saja). Tidak ada nada melawan. Ia menerima penderitaan apa adanya. Ia tidak bersungut-sungut atau berbantah-bantahan.

Ini jelas hasil dari karya Roh Kudus. Bisikan dari Roh Kudus adalah pimpinan Allah bagi kita. Perhatikan ayat ini: “Saudara-saudaraku yang kekasih, …. aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu…..” (Yudas 1:3). Kata-kata “aku merasa terdorong” tidak lain adalah bisikan Roh Kudus di dalam hati.

Meski begitu, memang bisa saja kita salah ketika mendengar bisikan tersebut. Tapi tidak usah cemas, karena Roh Kudus akan selalu mengingatkannya. “Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu” (Mazmur 32:8)

Jika begitu, apakah berarti kita tidak perlu lagi membuat rencana hidup? Rencana hidup itu perlu, malah wajib bagi kita. Tetapi saat kita melakukannya, jagalah supaya telinga kita tetap peka terhadap suara Tuhan. “Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya” (Amsal 16:9).

Baca Juga :

Mencari Kehendak Allah - 3

0 comments:

Post a Comment

 
Yohanes 14:6b "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.