Lawat Kami dan Jangan Lewati

Kata “dilawat” dan “dilewat” adalah dua kata yang terdengar hampir mirip, tetapi sesungguhnya memiliki makna yang berbeda. Kata “dilawat” berarti “dikunjungi”, dimana kata ini menyiratkan bahwa seseorang datang, berhenti dan masuk ke rumah kita serta ngobrol, ngopi atau bahkan makan dengan kita. Di dalamnya terkandung pengertian adanya suatu persekutuan atau hubungan. Sedangkan kata “dilewati” berarti “dilalui”, dimana ini menyiratkan bahwa seseorang hanya lewat di depan kita, tanpa adanya interaksi atau hubungan. Tentunya kedua kata “dilawat’ dan “dilewati” menghasilkan dampak yang berbeda. Berkaitan dengan dampak “dilawat” dan “dilewati”, hal ini mengingatkan saya pada kisah Bartimeus (baca Markus 10:46-52), di mana dia mendengar Yesus akan lewat di jalan, tempat dia biasa meminta-minta. Bartimeus tidak tinggal diam. Dia mendengar bahwa Yesus adalah seorang penyembuh yang ajaib dan dia menyadari keadaannya yang buta, keadaan yang perlu jamahan dari Sang Penyembuh Ajaib, Yesus. Bartimeus tidak mau hanya “dilewati” saja oleh Yesus, tetapi dia berkemauan keras untuk “dilawat”. Dampak dari “lawatan” Tuhan Yesus adalah Bartimeus mengalami kesembuhan, matanya bisa melihat!

Bagaimana dengan Saudara ketika mengikuti ibadah? Apakah Saudara “dilawat” atau “dilewati” oleh hadirat Tuhan Yesus? Mungkin Saudara mengatakan, “Saya ingin dilawat oleh Tuhan Yesus, tetapi mengapa setelah selesai ibadah, saya hanya merasa dilewati saja oleh Tuhan Yesus. Saya tidak mengalami perjumpaan dan jamahan pribadi Tuhan Yesus. Saya ingin menyatakan bahwa Tuhan Yesus sangat ingin melawat Saudara, tetapi seringkali kitalah yang tidak mempersiapkan diri untuk dilawat oleh Dia.

Pertanyaaannya adalah “Bagaimana saya bisa dilawat oleh Tuhan Yesus?”
Marilah kita perhatikan kisah Bartimeus, dan inilah langkah-langkah agar kita dilawat Tuhan Yesus:

1. Mengharapkan Tuhan Yesus menjamah kita
Sebelum kita beribadah, marilah kita menyuburkan hati kita dengan menaruh pengharapan bahwa Tuhan Yesus bukan hanya sekedar lewat, tetapi Dia akan menjamah dan melawat kita. Kerinduan kita seperti para penjaga malam yang mengharapkan fajar pagi. Ini harus dimulai sejak kita melangkahkah kaki keluar dari rumah menuju ke gereja.

2. Berseru-seru Memanggil Tuhan Yesus
Ketika kita sampai di gereja, kita harus segera memfokuskan semua indera kita untuk menyambut kehadiran Tuhan Yesus. Kita pilih tempat duduk yang kita merasa nyaman dan mulailah kita berdoa sejenak. Doa ini adalah seperti Bartimeus yang berseru-seru berulang kali sampai Tuhan Yesus mendengarnya. Demikian pula kita mulai ibadah dengan berseru kepada Tuhan, sampai Tuhan menaruh perhatiannya pada kita.

3. Bertindak Menghampiri Tuhan Yesus
Pada saat ibadah berlangsung, baik pujian dan penyembahan maupun penyampaian Firman Tuhan, kita harus memiliki sikap mau menghampiri Tuhan Yesus. Dengan aktif kita mengangkat tangan, menyanyikan pujian dengan penghayatan dan semangat, serta mengaminkan kebenaran Firman Tuhan.
Marilah kita bersama-sama sepakat sebagai umat Tuhan untuk berseru dan berharap kepada Tuhan, “Tuhan...marilah lawat kami!” Saya percaya, jika kita pribadi lepas pribadi secara terus-menerus di lawat oleh Tuhan kita akan menjadi pribadi-pribadi maupun gereja yang diubahkan, dipertumbuhkan dan diberdayakan demi kemuliaan Tuhan. Kiranya Tuhan memberkati kita semua.

HALLELUYA.

0 comments:

Post a Comment

 
Yohanes 14:6b "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.