Baca sebelumnya : Apakah Ibadah dalam Gereja itu? - 1
Puji Nama Tuhan karena kasih setiaNya yang tak berkesudahan dalam kehidupan kita. HALLELUYA!! Suara Gembala minggu ini adalah kelanjutan dari edisi minggu yang lalu. Minggu yang lalu kita berbicara mengenai aspek vertikal berkaitan dengan ibadah dalam gereja. Kali ini kita akan berbicara mengenai aspek horizontal berkaitan dengan ibadah dalam gereja.
ASPEK HORIZONTAL
Banyak sekali interaksi yang terjadi secara vertikal di antara kita dan Tuhan di dalam pujian dan penyembahan, namun perhatian yang diberikan kepada aspek-aspek horisontal pujian masih kurang. Dinamika-dinamika horisontal pujian ini mengandung bagian yang sangat penting dari pengalaman berjemaat, namun seringkali tidak ada di dalam kehidupan ibadah seseorang. Berikut ini ada enam unsur dari aspek horizontal yaitu:
1. Alasan pertama dari dinamika-dinamika horisontal kebaktian kita adalah bahwa kita memuji dan menyembah dengan maksud untuk memperkuat rasa persatuan di dalam Tubuh Kristus. Dari pembacaan pada Mazmur 133, kita akan mengerti betapa penting kesatuan bagi Tuhan dan bagaimana kita akan mengerti betapa penting kesatuan bagi Tuhan dan bagaimana ini menyenangkan Dia. Karena pujian dan penyembahan ikut membantu terbentuknya kesatuan, mereka pasti mendapat tempat istimewa di hati Tuhan.
2. Penyembahan tidak hanya menyebabkan kita bertumbuh di dalam kasih persaudaraan, namun memberi kesempatan untuk saling melayani. Tidak ada kesempatan lain di dalam ibadah penyembahan! Kepada nasihatnya tentang kasih persaudaraan, Rasul Yohanes menambahkan, “Dan perintah ini kita terima dari Dia: ‘Barangsiapa mengasihi Allah, ia juga harus mengasihi saudaranya” (1 Yoh. 4:21). Jadi Tuhan berkata kepada kita, “Engkau berkata bahwa engkau mengasihi Aku? Baiklah, buktikan itu! Layanilah sesamamu dengan kasih.” Itulah bukti kasih kita kepada Tuhan. Janganlah kita berkata kepada Tuhan bahwa kita mengasihi Dia jika kita tidak menunjukkan kasih kepada orang lain.
3. Lebih jauh kita memuji dengan maksud untuk mengajarkan dan memperkuat kebenaran rohani. Perhatikanlah bagaimana Paulus mengungkapkan konsep ini: “Berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati” (Ef. 5:19). Baca juga Kol. 3:16. Paulus membuat sangat jelas fungsi horisontal ini. Dia berkata dengan jelas bahwa hendaknya kita berbicara satu dengan yang lain dengan lagu yang kita nyanyikan, dan dia merinci bagaimana ini terjadi, yaitu kita mengajar dan menasihati satu dengan yang lain melalui pujian.
4. Pujian menyediakan orang-orang percaya kesempatan untuk mengakui iman mereka di hadapan orang lain. Pujian secara berjemaat menolong kita untuk menggunakan vokal lebih banyak di dalam mengekspresikan iman kita, karena pujian sesungguhnya adalah memberikan pernyataan dengan vokal. Jika kita mau mengakui nama Yesus di dalam ibadah penyembahan, kita akan mendapat keberanian lebih banyak untuk menyatakan nama-Nya di hadapan orang tidak percaya. Jika seseorang malu mengaku nama Yesus dengan suara keras di hadapan orang percaya, dia juga tidak akan pernah berani untuk menyatakan iman mereka kepada orang tidak percaya. Saat kita mengangkat suara kita di tengah jemaat, Tuhan akan menambahkan kemampuan kita untuk menyatakan iman kita dengan vokal kepada orang lain.
5. Kita memuji di tengah jemaat untuk menyatakan kemuliaan Tuhan di hadapan orang-orang yang tidak percaya. Sesungguhnya ada orang-orang tidak percaya yang mengunjungi ibadah-ibadah penyembahan kita, dan mereka menilai kita saat kita memuji. Seringkali kita perlu diingatkan bahwa kita selalu disoroti di dalam ibadah-ibadah penyembahan kita! Kesan apakah yang mereka peroleh bila mereka mendengarkan puji-pujian kita dan mengamati raut muka kita? Apakah mereka meresponi dengan berpikir, “Tanpa bergabung dengan orang-orang yang tidak beres ini saya sudah mendapat banyak problem?” Atau mereka menyaksikan vitalitan dan antusias kita yang meyakinkan mereka bahwa kita sedang mengambil bagian di dalam sesuatu yang sejati?
6. Kita mendapati bahwa pujian dan penyembahan memperkuat penerimaan Firman Tuhan. Survei terhadap para pengkhotbah membuktikan ketika mereka ditanya: “apakah Anda menemukan bahwa lebih mudah berkhotbah setelah jemaat membuka hati di dalam penyembahan?” Jawabannya hampir selalu menakjubkan, ya! Pertama, setelah gembala sidang menyembah bersama jemaat, dia akan merasakan secara lebih mantap hadirat Roh yang penuh urapan. Namun lebih penting, dengan menyembah, jemaat akan menjadi lebih terbuka untuk menerima Firman Tuhan.
0 comments:
Post a Comment