Israel Kecam Kesimpulan Sinode Katolik

JERUSALEM, - Seorang pejabat tinggi Israel, Minggu (24/10), mengecam pernyataan terbaru para uskup Katolik tentang Timur Tengah dan mengatakan, pernyataan seorang Uskup Agung Katolik yang merumuskan pernyataan itu sebagai fitnah.

Sabtu, para uskup Katolik dari Timur Tengah membuat kesimpulan terkait hasil sebuah konferensi dua minggu di Roma, Italia, dengan sebuah seruan bagi masyarakat internasional, khususnya PBB, untuk bekerja mengakhiri pendudukan wilayah Palestina. Minggu, Wakil Menteri Luar Negeri Israel, Danny Ayalon, mengecam pernyataan penutupan konferensi, yang disebut sebuah sinode, itu. "Kami menyatakan kekecewaan kami bahwa sinode penting itu telah menjadi forum bagi serangan politik terhadap Israel dalam sejarah terbaik propaganda Arab," kata Ayalon dalam sebuah pernyataan. "Sinode itu telah dibajak oleh sebuah mayoritas anti-Israel."

Ayalon secara khusus menyebut pernyataan seorang Uskup Agung Katolik yang mengatakan pada konferensi itu bahwa Israel bukanlah tanah terjanji orang Yahudi. "Kami orang Kristen tidak dapat berbicara tentang 'tanah yang dijanjikan' sebagai hak eksklusif-istimewa orang Yahudi," kata Uskup Agung Cyril Salim Bustros, yang memimpin Gereja Melkit Yunani di AS, pada konferensi pers akhir sinode itu, Sabtu. "Janji itu telah terhapuskan oleh (kedatangan) Kristus. Tidak ada lagi orang pilihan, semua orang, pria dan wanita, dari semua bangsa telah menjadi orang-orang pilihan," kata Bustros.

Hari Minggu, Ayalon mengatakan, "Kami sangat terkejut dengan bahasa yang digunakan oleh Uskup Agung Bustros selama konferensi persnya itu." Bustros memimpin komite yang menyusun pernyataan kesimpulan sinode tentang masalah Israel dan Palestina.

"Kami menyerukan kepada Vatikan untuk menjauhkan diri dari komentar Uskup Agung Boutros yang merupakan fitnah terhadap orang Yahudi dan Negara Israel dan tidak dapat dianggap sebagai posisi resmi Vatikan," kata Ayalon dalam pernyataannya. "Komentar yang keterlaluan ini seharusnya tidak merusak hubungan penting antara Vatikan, Israel dan orang-orang Yahudi."

Sebaliknya Otoritas Palestina memuji kesimpulan sinode itu dan mendukung pernyataan Bustros. "Israel tidak dapat menggunakan konsep alkitabiah tentang tanah terjanji atau orang pilihan untuk membenarkan permukiman baru di Jerusalem atau klaim teritorial Israel," kata Saeb Erakat, juru bicara Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas dan kepala negosiator Palestina, dalam sebuah pernyataan Minggu. Erakat mengatakan, sinode itu mengirimkan pesan yang jelas kepada pemerintah Israel bahwa negara itu tidak dapat mengklaim Jerusalem sebagai kota eksklusif Israel.

"(Dalam) minggu mendatang kami akan terlibat dalam diskusi dengan Vatikan pada cara-cara untuk lebih mengkonsolidasikan hubungan fantastis kami," kata Erakat."

Pernyataan Sinode Katolik pada Sabtu itu muncul pada akhir pertemuan yang dipimpin oleh Paus Benediktus XVI. "Orang-orang Palestina akan memiliki negara merdeka dan berdaulat di mana mereka dapat hidup secara bermartabat dan aman," kata pernyataan itu. "Negara Israel akan dapat menikmati perdamaian dan keamanan di dalam perbatasan mereka yang diakui secara internasional. Kota Suci Jerusalem akan dapat memperoleh status yang tepat, yang menghargai karakter khususnya, kekudusannya dan warisan agama dari tiga agama: Yahudi, Kristen dan Muslim," kata pernyataan itu. "Kami berharap bahwa solusi dua-negara akan menjadi kenyataan dan bukan hanya mimpi."

Paus pertamakali secara terbuka mendukung solusi dua-negara terhadap krisis Timur Tengah saat berkunjung ke daerah itu pada Mei 2009. Waktu itu, dia meyakinkan Palestina tentang dukungan Vatikan bagi tanah air Palestina yang berdaulat. Itu adalah sebuah konsep yang ditolak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Sumber : Kompas.com

0 comments:

Post a Comment

 
Yohanes 14:6b "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.