Bacaan : Filipi 1:12-19
Suatu malam di sebuah perempatan, Pak Jamil dirampok. Ia tengah menyetir mobil sendirian pulang kantor. Jalan macet. Dua orang pemuda tanggung mendatanginya. Mereka mengancam dengan kapak dan meminta paksa uang dalam dompetnya. Apa boleh buat, ia menuruti permintaan mereka. Bagaimana perasaan Pak Jamil? Marah? Menyesal? "Tidak, " katanya, "Buat apa? Itu tidak akan mengembalikan uang yang hilang. Malah syukurnya cuma uang di dompet yang mereka ambil, bukan nyawa saya. Dan syukurnya pula, saya yang dirampok bukan yang merampok. Semoga saja uang itu bisa berguna buat mereka."
Hal serupa dialami oleh Paulus. Ketika menulis surat Filipi, ia tengah dipenjara karena memberitakan Injil. Jauh dari marah dan menyesali kondisi yang ia alami, Paulus justru melihat pemenjaraan dirinya ada hikmahnya. Yakni, menyebabkan kemajuan Injil (ayat 12); dan membuat kebanyakan saudara seimannya semakin berani memberitakan firman Tuhan (ayat 14). Karenanya, ia pun tidak kehilangan sukacita dan rasa syukurnya. Di bagian akhir suratnya, ia menegaskan kembali pengharapan dan keyakinan imannya (Filipi 4:4-9).
Begitulah, di balik setiap kejadian atau keadaan yang kita alami, termasuk yang tidak menyenangkan sekalipun, selalu ada sisi-sisi baiknya. Kuncinya, kita tidak terjebak dalam kemarahan dan kekecewaan yang berkepanjangan. Menjalani apa pun yang terjadi dengan penyerahan diri kepada Tuhan; juga dengan keyakinan bahwa di balik semua itu pasti ada hikmahnya. Mungkin hal itu tidak menyelesaikan masalah, tetapi setidaknya, kita tidak akan kehilangan sukacita dan rasa syukur --AYA
KEMARAHAN DAN PENYESALAN ATAS SEBUAH PERISTIWA BURUK
BIASANYA HANYA MENGUNDANG MASALAH BARU
Sumber : Sabda.org
SISI-SISI BAIK
Posted by GSJA HALLELUYA on Thursday, June 10, 2010
1 comments:
Wah kisah ini mirip kisahnya penafsir Alkitab Klasik, Mathhew Henry, alkisah ketika dalam suatu perjalanan beliau dihadang dan dirampok oleh sekawan penjahat, kemudian setelah peristiwa tersebut beliau menuliskan sesuatu di dalam buku hariannya, kira-kira tulisannya seperti ini:
1. Saya bersyukur kepada Tuhan, karena saya dirampok.
2. Saya bersyukur kepada Tuhan, karena hanya uang didompet saja yang dirampok dan bukan seluruh harta benda saya.
3. Saya bersyukur kepada Tuhan, karena hanya uang saya saja yang diambil dan bukan nyawa saja.
4. Saya bersyukur kepada Tuhan, karena saya yang dirampok dan bukan saya yang merampok.
Nice Thought of him.
Post a Comment