Pulanglah Anakku!

Marilah kita membaca Lukas 15:11-24. Jika kita membaca Lukas 15:1-2, maka kita tahu apa yang memotivasi Yesus memberikan tiga perumpamaan yang terdapat dalam pasal 15 ini. Pada waktu itu orang-orang yang membenci Yesus sedang mengkritik Dia. Tuhan Yesus dikritik karena Dia, seorang guru yang suci, mau menerima orang-orang yang berdosa. Mereka heran bahwa orang seperti Yesus, yang memiliki pengajaran luar biasa dan dikagumi bak selebriti (kemana Yesus pergi, selalu banyak orang yang mengikuti), akan menghabiskan waktunya dengan “para pemungut cukai” (yang dikenal sebagai orang yang ‘makan darah’ saudara sendiri dan tidak setia dengan bangsanya sendiri) dan “para orang berdosa”. Mereka tidak habis pikir mengapa Yesus mau menerima orang jahat dan fasik itu. Sebagai tanggapannya Yesus menceritakan tiga cerita. Semua cerita itu dimaksudkan untuk mengajar suatu kebenaran yang sama: “Setiap jiwa, bahkan jiwamu, itu berharga bagi Allah”.

Ada suatu hal yang menarik sebelum kita belajar dari kisah Anak yang Terhilang yaitu bahwa Yesus memberi penekanan yang berjenjang, semakin lama semakin besar terhadap harga dari mereka yang terhilang. Di dalam cerita Domba yang Hilang ada 1 domba yang hilang dari 100 domba yang lain (itu berarti yang hilang 1%). Di dalam cerita Dirham yang Hilang ada 1 koin yang hilang dari 10 keping yang dimiliki (itu berarti yang hilang 10%). Di dalam cerita Anak yang Hilang ada 1 anak yang hilang dari 2 anak (itu berarti yang hilang 50%). Nampaknya secara progresif Yesus ingin menegaskan kepada kita bahwa “Setiap jiwa itu berharga bagi Allah!”.

Barangkali ada yang hadir merasa dirinya terhilang. Jika ada, ijinkan Tuhan menunjukkan kepada Bapak, Ibu betapa berharganya engkau bagi Tuhan dan datanglah kepadanya untuk diselamatkan. Mungkin ada juga yang sudah diselamatkan tetapi dirinya telah jauh dari Tuhan. Saya berdoa agar kiranya engkau belajar suatu kebenaran pagi hari ini bahwa engkau dapat pulang kembali. Yang saya minta hanyalah kiranya engkau mengijinkan Tuhan berbicara kepada hatimu pagi hari ini. Dengarkan suara-Nya yang memanggilmu. Kita akan mempelajari kisah Anak yang Hilang.

I. Ciri-ciri Sikap Anak yang Terhilang

A. Hidup dengan sikap seolah Allah tidak ada.
Menurut Ul 21:17 kemungkinan anak bungsu ini mendapat 1/3 dari seluruh warisan, tetapi suatu permintaan yang tidak sopan dan kurang ajar ialah bahwa ia meminta warisan di saat ayahnya masih hidup. Ini seolah-olah mengatakan, “Aku harap engkau Papa cepat meninggal dan tidak lagi mengatur saya. Saya sudah bosan dan saya ingin bebas darimu dan kontrolmu di dalam kehidupanku.” Perhatikan bahwa anak terhilang dengan sikap dan berperilaku seolah-olah Tuhan mati/tidak ada. Mereka melakukan apa saja tanpa ada rasa takut kepada Tuhan.

B. Hidup dengan berpusah pada diri sendiri (ay.12)
“Bapa, berikanlah kepadaku…”. Dia hanya peduli dengan dirinya sendiri. Sangat egois dan mementingkan diri sendiri. Dia mau minta apa yang Papanya miliki, tetapi tidak mau menerima Papanya. Orang hanya mau udara segar dari Tuhan (coba bayangkan kalau udara harus bayar!), makanan, air, kesembuhan dll, tetapi dia tidak menginginkan Papanya ada di dalam hidupnya.

Aplikasi:
Jika engkau ingin hidup seperti seolah tidak ada Tuhan dan mau apa saja yang baik dari Tuhan, tetapi menolak Tuhan itu sendiri, maka mungkin Dia akan mengijinkannya, tetapi ingat bahwa akhir dari semua itu adalah hidup tanpa Kristus dan hidup tanpa Kristus itu berarti hidup yang tanpa pengharapan akan hidup yang kekal.

II. Kenyataan Anak yang Terhilang (ay.13-14)
A. Kesenangan dosa (ay. 13)
Ketika anak itu meninggalkan rumah, ia juga meninggalkan semua aturan moral. Dengan kata lain dia lebih ditarik oleh keinginan dan daging daripada rumah Papanya. Apakah dia mengalami kesenangan? Iya! Tetapi apakah kesenangan itu berujung dengan kebahagiaan? Tidak! Kesenangan dosa selalu berujung pada hal yang sama yaitu kepedihan dan penderitaan. Nikmat membawa laknat atau nikmat membawa maut. Orang mengatakan “UUB” yaitu Ujung-Ujungnya Binasa!

B. Harga dari dosa (ay. 14)
Setelah uangnya habis, semua temannya meninggalkan dia. Dia mulai harus membayar harga dosa.

1) Dosa membawa pemisahan
Dia dipisahkan oleh dosa dari Bapanya. Dosa kesombongan dan ketidakpedulian (keras kepala). Demikian juga setiap jiwa yang terhilang, mereka terlepas dari Allah (Yes 59:2) dan terpisah dari Bapa.

2) Dosa membawa maut
Dosanya telah merampok dia dan segala sesuatu yang berharga, dan itu membuat dia tidak ada harapan dan tidak berdaya di negeri yg jauh. Inilah bagaimana dosa akan memperlakukan semua korbannya! Ingat “sebab upah dosa adalah maut” (Rm 6:23) dan “apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut” (Yak 1:15).

3) Dosa membawa rasa malu.
Anak bungsu ini adalah anak Yahudi, dan jika dia diceritakan memberi makan babi, maka itu berarti dia berada dalam keadaan yang paling memalukan. Orang-orang Yahudi yang mendengar ini pasti shock karena seorang Yahudi memberi makan babi! Mereka yang mengijinkan dosa masuk, cepat atau lambat

4) Dosa membawa penderitaan
Anak ini sangat menderita karena lapar dan akhirnya dia makan makanan babi. Dia menderita karena pilihannya.

5) Dosa membawa kesedihan.
Sangatlah menyedihkan mengingat segala kesengsaraan yang dia alami. Dia menjadi sangat sedih dan membandingkan keadaan dirinya dengan budak-budak yang bekerja di rumah Papanya.

Marilah merenungkan Firman Tuhan ini, paling tidak ada 2 pertanyaan yang perlu kita tanyakan sebagai bahan perenungan:
  1. Apakah kita melihat ada orang-orang yang di sekitar kita yang menunjukkan ciri-ciri orang yang terhilang? Tidakkah kita memiliki belas kasihan kepada mereka?
  2. Apakah kita adalah orang yang terhilang, yang meninggalkan Rumah Bapa di Surga? Jika kita adalah orang yang terhilang itu, dengarkan seruan Bapa di Surga yang mengatakan, “Pulanglah anakku…Bapa menunggumu!”

0 comments:

Post a Comment

 
Yohanes 14:6b "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.