Apakah Anda Yesus?

Suatu ketika, ada sekelompok salesman yang mengadakan pertemuan di kota lain. Mereka semua telah meyakinkan istri-istri mereka bahwa mereka akan mempunyai cukup waktu untuk makan malam bersama di rumah pada akhir pekan. Namun, ternyata pimpinan mereka menghabiskan lebih banyak waktu daripada yang telah diperkirakan dan pertemuan berakhir lebih lambat daripada yang telah dijadwalkan. Akibatnya, dengan tiket pesawat dan tas di tangan, mereka berlari menerobos pintu airport dengan tergesa-gesa untuk mengejar penerbangan mereka. Ketika mereka sedang berlari-lari, salah satu dari para salesman ini tidak sengaja menendang sebuah meja yang digunakan oleh seorang gadis untuk menjual apel. Dan apel-apel itu berhamburan kesana-kemari. Tanpa berhenti atau menoleh ke belakang, mereka semua akhirnya berhasil masuk ke dalam pesawat dalam menit-menit terakhir pesawat itu akan tinggal landas. Mereka semuanya, kecuali satu orang. Dia berhenti, menghela napas panjang, bergumul dengan perasaannya lalu tiba-tiba rasa kasihan menyelimuti dirinya untuk gadis yang menjual apel tadi. Ia berkata kepada rekan-rekannya untuk pulang tanpa dirinya, ia melambaikan tangan dan meminta salah satu temannya untuk menelpon istrinya ketika mereka sampai di tempat tujuan untuk memberitahukan bahwa ia akan mengambil penerbangan yang berikutnya. Kemudian, ia kembali ke pintu terminal yang berceceran dengan banyak sekali buah apel di lantai. Salesman ini merasa lega ketika ia tiba disana. Gadis yang berumur 16 tahun ini ternyata buta! Gadis tersebut sedang menangis sesegukan, air matanya mengalir turun di pipinya, dan gadis itu sedang berusaha untuk meraih buah-buah apel yang bertebaran di antara kerumunan orang-orang yang berlalu-lalang di sekitarnya, tanpa seorang pun berhenti, atau pun cukup peduli untuk membantunya.


Salesman itu berlutut di lantai di sampingnya, mengumpulkan apel-apel tersebut, menaruhnya kembali ke dalam keranjang dan membantu memajangnya di meja seperti semula. Seketika itu, ia menyadari bahwa banyak dari apel-apel itu rusak, dan kemudian ia memisahkan apel yang rusak ke dalam keranjang yang lain. Setelah selesai, pria ini mengeluarkan uang dari dompetnya dan berkata kepada si gadis penjual, "Ini, ambillah 200 ribu untuk semua kerusakan ini. Apakah kau tidak apa-apa?" Gadis itu mengangguk, masih berlinang air mata. Pria itu melanjutkan dengan, "Saya harap kami tidak merusak harimu begitu parah." Ketika pria ini mulai beranjak pergi, gadis penjual yang buta ini memanggilnya, "Pak..." Pria ini berhenti, dan menoleh ke belakang untuk menatap kedua matanya yang buta. Gadis ini melanjutkan,"Apakah engkau Yesus?" Ia terpana. Kemudian, dengan langkah yang lambat ia berjalan masuk untuk mengambil penerbangan berikutnya. Dan pertanyaan itu terus menerus berbicara di dalam hatinya, "Apakah kau Yesus?" Apakah orang-orang mengira engkau Yesus?

Bukankah itu tujuan hidup kita? Untuk menjadi serupa dengan Yesus sehingga orang-orang dapat melihat perbedaannya ketika kita hidup dan berinteraksi di dalam dunia yang buta dan tidak mampu melihat kasih dan anugrah Allah. Jika kita mengakui bahwa kita mengenal Dia, kita harus hidup, berjalan dan bertindak seperti Yesus. Menjadi seperti Yesus adalah lebih dalam daripada hanya sekedar mengutip kata-kata dari Alkitab dan pergi beribadah di gereja atau melayani di dalam gereja. Menjadi seperti Yesus bukan hanya sekedar memberi uang 100 rupiah kepada pengemis-pengemis yang ada di lampu merah. Menjadi Yesus adalah menghidupi FirmanNya hari demi hari. Menjadi seperti Yesus adalah ketika kita hidup dan bertindak seperti Yesus. Menjadi seperti Yesus adalah ketika kita mengikuti teladan-teladan kehidupan yang telah Ia tunjukkan kepada kita.

Sekarang yang menjadi pertanyaaannya adalah:
Bagaimana kita menjadi seperti Yesus?


1. Menjadi seperti Yesus adalah ketika kita menerapkan Buah-buah Roh dalam kehidupan kita, terutama Kasih!
Ayat yang tidak asing bagi kita adalah GALATIA 5:22-23, ayat ini menunjukkan kepada kita mengenai Buah Roh yang harus kita miliki dan diantara semua Buah Roh yang dituliskan itu, kata yang paling pertama dituliskah dalam ayat-ayat tersebut adalah kata KASIH. Bukan suatu kebetulan kalau kata KASIH ini ditulis pertama-tama dalam ayat ini. Sebabnya apa? Sebab Allah telah terlebih dahulu menunjukkan kasih-Nya kepada manusia dengan menyerahkan anak-Nya yang tunggal untuk mati menebus dosa-dosa kita (Yoh 3:16)

I KOR 13:8 mengatakan: KASIH TIDAK BERKESUDAHAN; NUBUAT AKAN BERAKHIR, BAHASA ROH AKAN BERHENTI; PENGETAHUAN AKAN LENYAP.

I KOR 13:13 mengatakan: DEMIKIANLAH TINGGAL KETIGA HAL INI YAITU IMAN, PENGHARAPAN DAN KASIH, DAN YANG PALING BESAR DIANTARANYA ADALAH KASIH.
Seluruh pelayanan Yesus di dunia ini didasarkan atas KASIH-NYA kepada manusia. Kita semua sebenarnya seperti buah apel tersebut di mata Allah. Meskipun kita rusak dan menjadi cacat ketika kita terjatuh, Allah berhenti mengerjakan apa yang sedang Ia kerjakan, kemudian Ia mengangkat Anda dan saya ke bukit Kalvari dan membayar penuh semua kerusakan kita. Mari mulai jalani hidup sesuai dengan harga yang telah dibayarkanNya.

Ilustrasi:
Ada seorang gadis muda yang bernama Sally dan ia adalah mahasiswa sebuah sekolah Alkitab. Suatu hari Sally masuk ke kelas dan segera menyadari bahwa akan ada sesuatu yang menyenangkan hari itu. Di dinding ada satu papan sasaran yang besar, di meja terletak banyak anak panah.

Dr. Smith meminta setiap murid untuk membuat gambar orang yang tidak mereka sukai atau orang yang telah melukai hati mereka; kemudian mereka akan diperbolehkan melempar anak panah pada gambar tersebut.
Seorang gadis, teman Sally, menggambar wajah gadis lain yang telah merebut pacarnya. Yang lain menggambar wajah adiknya. Sally menggambar wajah teman lamanya dengan sangat detail sampai dia tidak lupa menambahkan jerawatnya. Dia sangat puas setelah melihat semuanya lengkap.

Seluruh isi kelas kemudian berbaris dan mulai melemparkan anak panah, diiringi suara tawa riang. Beberapa di antara mereka melempar anak panah begitu kuatnya sampai merobek sasaran. Sally menunggu gilirannya ... kemudian dia kecewa, karena waktu sudah habis.

Dr. Smith meminta semua murid untuk duduk kembali di kursi masing-masing. Sambil duduk, Sally memikirkan rasa kecewanya karena belum memiliki kesempatan untuk melempar.

Dr. Smith mulai melepas sasaran dari dinding. Di balik sasaran terdapat gambar wajah Yesus ...
Suasana kelas menjadi hening ... semua murid menatap gambar Yesus yang telah hancur; seluruh wajahNya berlubang dan sobek bahkan matanya tertembus.

Dr. Smith hanya berkata ... "Apa yang kamu lakukan untuk saudaraKu yang paling hina, kamu melakukannya untukKu". (Matius 25:40). Tidak ada lagi kata-kata, semua mata berkaca-kaca menatap wajah Yesus ...

Dalam kehidupan kita pun kadang-kadang bersikap seperti ini terhadap orang lain ataupun terhadap saudara seiman kita. Ketika kita melihat teman yang sedang mengalami masalah atau terjatuh dalam hal karakter, apakah kita tetap peduli dan berempati dengan mereka lalu mencoba untuk menolong mereka. Atau kita hanya sekedar bersyukur saja kepada Tuhan karena kita tidak mengalami apa yang mereka alami dan kemudian kita bersikap masa bodoh dan tidak melakukan apa-apa untuk membantu mereka . Dan yang lebih parah lagi kita justru mengolok-olok mereka!!!

I KOR 13:1 mengatakan SEKALIPUN AKU DAPAT BERKATA-KATA DENGAN SEMUA BAHASA MANUSIA DAN BAHASA MALAIKAT, TETAPI JIKA AKU TIDAK MEMPUNYAI KASIH, AKU SAMA SAJA DENGAN GONG YANG BERKUMANDANG DAN CANANG YANG BERGEMERINCING.

Jika kita ingin melihat kerajaan Allah hadir di dalam hidup kita, maka kita harus memulainya dengan saling mengasihi dan saling memperhatikan satu dengan yang lain. Sehingga orang lain yang tidak mengenal Tuhan akan melihat bahwa Yesus ada di dalam hidup kita.


2. Menjadi seperti Yesus adalah ketika kita mau merendahkan hati kita!
Tuhan Yesus telah terlebih dahulu memberikan contoh kerendahan hati kepada kita. Seorang penulis buku yang bernama DR. Les Carter yang bergerak dalam pelayanan konselor di Minirt Meier New Life di Amerika, dalam bukunya yang berjudul BAGAIMANA MENCERMINKAN SIFAT-SIFAT KRISTUS memberikan gambaran kerendahan hatu Yesus dengan mengatakan seperti ini: KERENDAHAN HATI-NYA DITUNJUKKAN DENGAN CARA IA TURUN DARI TAHTA SURGAWI KE PALUNGAN YANG HINA.

Dalam buku tersebut, ia menceritakan tentang kelahiran Yesus yang menjadi pusat perhatian bukan sebagai raja atas segala raja namun yang terbaring sebagai seorang bayi yang tidak berdaya, yang siap menjadi rekan seperjuangan dalam menghadapi pergumulan manusia. Kristus yang disembah di tahta surgawi telah melakukan sesuatu yang tidak terpikirkan, Ia turun dari tahta Allah untuk berada diantara orang-orang berdosa, diantara para gembala dan diantara rakyat jelata.

Dalam pelayanan-Nya pun, Yesus tetap memperlihatkan kerendahan hati-Nya. Ketika Ia meninggalkan pekerjaan-Nya sebagai tukang kayu, Ia tidak pergi ke daerah yang elit atau mengambil kedudukan di kalangan elit. Ia memilih untuk berada di kalangan orang-orang kecil yang tidak berpendidikan. Ia bergaul dengan para pengemis, dengan penderita kusta dan bahkan dengan para tuna susila.

Ketika Ia memilih kedua belas orang untuk dijadikan murid-Nya, Ia tidak memilih orang-orang yang berpendidikan tinggi atau orang-orang intelek dalam bidang teologi. Ia malah mengumpulkan beberapa nelayan kasar, seorang oportunis dan seorang pemungut cukai.

Selama tiga tahun dalam masa pelayanan-Nya, Ia tidak mempunyai rumah sendiri, Ia tidak memiliki harta benda, Ia hidup dari kemurahan hati orang-orang. Namun yang harus kita ingat bahwa Ia sebenarnya adalah Kristus yang penuh dengan kemuliaan yang layak menerima kuasa dan kekayaan dan hikmat dan hormat dan kemuliaan dan puji-pujian.

Namun Ia rela hidup dalam kedudukan yang rendah karena Ia melakukan-Nya dengan satu tujuan.... Yaitu untuk menyatakan bahwa Allah menghargai kerendahan hati!!!

Rasul Paulus dalam FILIPI 2:5-7 mengatakan: HENDAKLAH KAMU DALAM HIDUPMU BERSAMA, MENARUH PIKIRAN DAN PERASAAN YANG TERDAPAT JUGA DALAM KRISTUS YESUS, YANG WALAUPUN DALAM RUPA ALLAH ITU SEBAGAI MILIK YANG HARUS DIPERTAHANKAN, MELAINKAN TELAH MENGOSONGKAN DIRINYA SENDIRI DAN MENGAMBIL RUPA SEORANG HAMBA DAN MENJADI SAMA DENGAN MANUSIA.

Bapak ibu yang saya kasihi dalam Yesus Kritus, Mungkin kita baru dapat menghargai sepenuhnya penjelmaan Kristus kalau kita nanti sudah bertatap muka dengan-Nya di surga nanti. Kalau kita nanti sudah melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya, baru kita akan betul-betul takjub melihat kesediaan-Nya menjadi manusia dengan cara seperti itu. Kita akan mengerti bahwa sifat-Nya yang rendah hati itu justru menunjukkan kebesaran-Nya sebagai Allah.

Ilustrasi:
Seorang ayah yang memiliki putra berusia kurang lebih 6 tahun, memasukkan putranya tsb ke sekolah musik untuk belajar piano. Ia rindu melihat anaknya kelak menjadi pianis yang terkenal.

Selang beberapa waktu kemudian, di kota tsb datang seorang pianis yang sangat terkenal. Karena ketenarannya, dalam waktu singkat tiket konser telah terjual habis.

Sang ayah membeli 2 buah tiket pertunjukan, untuk dirinya dan anaknya. Pada hari pertunjukan, 1 jam sebelum konser dimulai kursi telah terisi penuh. Sang ayah duduk dan putranya tepat berada disampingnya. Seperti layaknya anak kecil, anak ini pun tidak betah duduk diam terlalu lama. Tanpa sepengetahuan ayahnya, ia menyelinap pergi.

Ketika lampu gedung mulai diredupkan, sang ayah terkejut menyadari bhw putranya tidak ada disampingnya. Ia lebih terkejut lagi ketika melihat anaknya berada dekat panggung pertunjukan dan sedang berjalan menghampiri piano yang akan dimainkan pianis tersebut. Didorong oleh rasa ingin tau, tanpa takut anak tersebut duduk di depan piano dan mulai memainkan sebuah lagu. Lagu yang sederhana... Twinkle, twinkle little star.

Operator lampu sorot yang terkejut mendengar adanya suara piano mengira bhw konser telah dimulai tanpa aba-aba terlebih dahulu, dan ia langsung menyorotkan lampunya ke tengah panggung. Seluruh penonton terkejut melihat yang berada di panggung bukan sang pianis, tetapi hanyalah seorang anak kecil. Sang pianis pun terkejut dan bergegas naik ke atas panggung.

Melihat anak tersebut sang pianis tidak menjadi marah, ia tersenyum dan berkata,”Teruslah bermain”, dan sang anak yang mendapat ijin meneruskan permainannya. Sang pianis lalu duduk di samping anak itu dan mulai bermain mengimbangi permaianan anak itu. Ia mengisi semua kelemahan permainan anak itu dan akhirnya tercipta suatu komposisi permainan yang sangat indah. Bahkan mereka seakan menyatu dalam permainan piano tsb.

Ketika mereka berdua selesai, seluruh penonton dengan meriah. Karangan bunga dilemparkan ke tengah panggung. Sang anak menjadi Ge-er, pikirnya,”Gila, baru belajar piano sebulan saja sudah hebat begini!” Ia lupa bhw yang disoraki oleh penonton adalah sang pianis yang duduk disebelahnya, mengisi semua kekurangannya dan menjadikan permainannya sempurna.

Apa implikasinya dalam hidup kita?
Kadang kita bangga akan segala rencana hebat yang kita buat, perbuatan-perbuatan besar yang berhasil kita lakukan. Tapi kita lupa bhw semua itu terjadi karena Allah ada disamping kita. Kita adalah anak kecil tadi.... Tanpa ada Allah disamping kita, semua yang kita lakukan akan sia-sia.

Tapi bila Allah ada disamping kita, sesederhana apapun yang kita lakukan akan menjadi hebat dan baik bukan saja buat diri kita sendiri, tapi juga baik bagi orang di sekitar kita.

Kuncinya hanya satu, yaitu.... Kerendahan Hati!

Saya ingat perkataan Bapak Ishak Kaihatu (Ketua Umum GSJA di Indonesia), beliau pernah memberi pernyataan seperti ini: SETAN TIDAK TAKUT DENGAN GELAR SARJANA KITA... SETAN TIDAK TAKUT ORANG PINTAR, SETAN HANYA TAKUT DENGAN ORANG YANG RENDAH HATI!!!

3. Menjadi seperti Yesus adalah ketika kita mau Taat dan Setia dalam mengikut Tuhan!
Tuhan Yesus telah memberikan contoh dan teladan terlebih dahulu mengenai ketaatan dan Kesetiaan-Nya. Pada saat sebelum Tuhan Yesus diserahkan kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi untuk kemudian disalibkan, Ia berdoa dan bergumul dengan berat di taman Getsemani. Bahkan dalam pergumuan-Nya menjelang kematian-Nya itu, Ia berkata kepada Allah, Kalau bisa biarlah cawan ini berlalu dari pada-Ku. Namun dalam ketaatan-Nya, Ia mengatakan bahwa biarlah kehendak-Mu yang jadi. FILIPI 2:8 mengatakan: DAN DALAM KEADAAN SEBAGAI MANUSIA, IA TELAH MERENDAHKAN DIRI-NYA DAN TAAT SAMPAI MATI, BAHKAN SAMPAI MATI DI KAYU SALIB. Ini menunjukkan kepada kita bagaimana ketaatan Yesus kepada Bapa yang mengutus-Nya.

Tuhan Yesus telah lebih dahulu setia kepada kita, Dia selalu setia mendengar doa dan pergumulan kita. Dia selalu setia mendengar keluh kesah kita dan menjawab setiap pergumulan hidup kita. oleh karena itu tidak alasan bagi kita untuk tidak setia mengikut Dia.

Ilustrasi:
Seorang menulis surat kepada Editor sebuah surat kabar dan mengeluhkan kepada para pembaca bahwa dia merasa sia-sia pergi ke gereja setiap minggu.

Tulisnya, "saya sudah pergi ke gereja selama 30 tahun dan selama itu saya telah mendengar 3000 khotbah. Tapi selama hidup, saya tidak bisa mengingat satu khotbah pun. Jadi saya rasa saya telah memboroskan begitu banyak waktu-demikian pun para hamba Tuhan itu telah memboroskan waktu mereka dengan khotbah-khotbah itu."

Surat itu menimbulkan perdebatan yang hebat dalam kolom pembaca. Perdebatan itu berlangsung berminggu-minggu sampai akhirnya ada seseorang yang menulis demikian:

"Saya sudah menikah selama 30 tahun. Selama ini istri saya telah memasak 32.000 jenis masakan. Selama hidup saya tidak bisa mengingat satu pun jenis masakan itu yang dilakukan istri saya. Tapi saya tahu bahwa masakan-masakan itu telah memberi saya kekuatan yang saya perlukan untuk bekerja. Seandainya istri saya tidak memberikan makanan itu kepada saya, maka saya sudah lama meninggal."
Sejak itu tak ada lagi komentar tentang surat tersebut.

Kadang-kadang dalam kehidupan kita, kita pun bersikap seperti orang pertama yang menulis surat tersebut. Kita merasa sia-sia mengikut Tuhan dan banyak lagi yang kita keluhkan dalam hidup kita. Tapi satu hal yang harus kita tanamkan dlam hati yaitu ALLAH TURUT BEKERJA DALAM SEGALA SESUATU UNTUK MENDATANGKAN KEBAIKAN BAGI MEREKA YANG MENGASIHI DIA.

0 comments:

Post a Comment

 
Yohanes 14:6b "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.