PM Australia: Saya Tidak Percaya Tuhan

Brisbane (ANTARA News) - Australia tengah merajut sejarah baru dalam asa politik nasionalnya, setelah penggulingan Perdana Menteri (PM) Kevin Rudd oleh Partai Buruh (ALP) pada 24 Juni 2010.

Kini penggantinya Julia Gillard menjadi PM perempuan, PM yang tidak menikah, dan PM ateis pertama di Australia.

Pernyataan terbuka PM Gillard tentang keyakinannya terhadap Tuhan disampaikan dalam wawancara dengan radio ABC Melbourne kemarin, Senin (29/6).

"Saya bukan orang yang religius," kata PM Gillard (50) yang lebih lanjut menegaskan bahwa dirinya tidak akan berpura-pura religius untuk merebut hati publik Australia.

PM Gillard menceritakan, "Saya dibesarkan dalam lingkungan Gereja Baptis namun pada masa dewasa saya menemukan jalan yang berbeda. Saya tentu punya hormat kepada para penganut agama, tapi kepercayaan itu bukan hal yang saya yakini."

Jadilah Bejana Pilihan

Seorang Tuan sedang mencari sebuah bejana. Ada beberapa bejana tersedia -manakah yang akan terpilih? "Pilihlah saya", teriak bejana emas, "saya mengkilap dan bercahaya. Saya sangat berharga dan saya melakukan segala sesuatu dengan benar. Keindahan saya akan mengalahkan yang lain. Dan untuk orang yang seperti engkau, Tuanku, emas adalah yang terbaik!"

Tuan itu hanya lewat saja tanpa mengeluarkan sepatah kata. Kemudian ia melihat suatu bejana perak, ramping dan tinggi. "Aku akan melayani engkau, Tuanku, aku akan menuangkan anggurmu dan aku akan berada di mejamu di setiap acara jamuan makan. Garisku sangat indah, ukiranku sangat nyata. Dan perakku akan selalu memuji-Mu."

Apa yang Kita Lakukan Bila Hidup Terbeban?

Setiap hari Minggu pagi, orang Kristen umumnya pergi ke gereja. Mengikuti kebaktian. Menyanyikan lagu gereja bersama, mengagungkan nama-Nya. Mensyukuri atas segala berkat-Nya kepada kita. Bersama-sama bertelut di hadapan-Nya. Berserah diri kepada-Nya. Mendengarkan, memahami, meyakini sekaligus berusaha menerapkan Firman-Nya yang diberitakan selama kebaktian. Dan kita bersama mengucap syukur atas perlindungan-Nya selama ini.

Lain lagi, keesokan hari, setiap hari Senin pagi, kita semua bangun pagi, pergi ke tempat kerja bagaikan orang yang terbeban. Semua hal terasa salah. Kita kerap terjebak di kemacetan lalu lintas. Kehilangan kesabaran dalam antrian kendaraan. Perasaan was-was karena rencana kenaikan BBM. Rutinitas kerja yang begitu membebani perasaan, sangat membebani kehidupan. Apa yang terjadi kemudian? Ketika kehidupan membebani kita? Bagaimana reaksi hidup orang percaya dalam menggumuli rutinitas hidup yang menuntut kesabaran dan kasih?

KETIKA TEKANAN HIDUP MENGHADANG, APA RESPONS ATAU REAKSI KITA?
Saya yakin, kita semua memiliki tujuan yang baik. Kita semua menjalani kehidupan dalam kasih Tuhan. Berkeinginan untuk berperilaku serupa dengan-Nya sehingga mampu mencerminkan kehidupan penuh Kasih-Nya. Namun, kita menyadari bahwa lingkungan yang negatif menghadang kita dengan cepat. Terkadang kita tak punya waktu untuk merespons dengan penuh kasih. Inilah ketika kita menyadari realita hidup yang kejam kita tak mampu merespons atau bereaksi dengan benar. Apapun yang kita hadapi, kita seharusnya mampu menghadapinya dengan penuh kasih.

Dilawat atau Dilewati?

Kata “dilawat” dan “dilewat” adalah dua kata yang terdengar hampir mirip, tetapi sesungguhnya memiliki makna yang berbeda. Kata “dilawat” berarti “dikunjungi”, dimana kata ini menyiratkan bahwa seseorang datang, berhenti dan masuk ke rumah kita serta ngobrol, ngopi atau bahkan makan dengan kita. Di dalamnya terkandung pengertian adanya suatu persekutuan atau hubungan. Sedangkan kata “dilewati” berarti “dilalui”, dimana ini menyiratkan bahwa seseorang hanya lewat di depan kita, tanpa adanya interaksi atau hubungan. Tentunya kedua kata “dilawat’ dan “dilewati” menghasilkan dampak yang berbeda. Berkaitan dengan dampak “dilawat” dan “dilewati”, hal ini mengingatkan saya pada kisah Bartimeus (Mark 10:46-52), dimana dia mendengar Yesus akan lewat di jalan, tempat dia biasa meminta-minta. Bartimeus tidak tinggal diam.

Dia mendengar bahwa Yesus adalah seorang penyembuh yang ajaib dan dia menyadari keadaannya yang buta, keadaan yang perlu jamahan dari Sang Penyembuh Ajaib, Yesus. Bartimeus tidak mau hanya “dilewati” saja oleh Yesus, tetapi dia berkemauan keras untuk “dilawat”. Dampak dari “lawatan” Tuhan Yesus adalah Bartimeus mengalami kesembuhan, matanya bisa melihat!

You Are My Father - True Worshippers

Pengharapan

Lukas 15:11-32

Salah satu perkara yang membedakan manusia dari hewan atau tumbuhan adalah bahwa manusia memiliki pengharapan. Bagaimana kita dapat membuktikan bahwa hal ini benar? Coba kita perhatikan dan ingat, pernahkah ada hewan yang mengatakan, “cita-cita saya kalo sudah gede, ingin jadi penerbang!! atau aku ingin jadi dokter anak.” Yang ungkapkan ini adalah manusia (biasanya anak-anak).

Mungkinkah kita memiliki pengharapan di tengah dunia yang semakin aneh dan tidak bersahabat ini (dunia ini semakin negatif)? Sebagai orang Kristen, jawabannya adalah: “ya..kita memiliki pengharapan dalam Yesus.” Karena hanya Dia-lah satu-satunya pengharapan yang sejati.

Pengharapan kita tersebut bukanlah suatu kebodohan. Pengharapan itu adalah bisikan lembut di dalam hati orang Kristen yang mengatakan ‘ya....kita bisa.!! Di mana ada pengharapan, di sana ada optimisme.

Kisah Anak yang hilang menyiratkan adanya Pengharapan untuk pulih dari keadaan yang paling terpuruk.

Kendalikan Lidah Anda

Siapa yang tidak pernah bergumul dengan mengatakan hal yang salah pada waktu yang salah? Konsultan perilaku bersertifikat, Deborah Pegues, mengerti betapa mudah ucapan yang salah dapat menimbulkan masalah dalam hubungan pribadi dan bisnis. Itulah sebabnya mengapa ia menuliskan 30 hari puasa lidahnya untuk menolong Anda menjinakkan anggota yang tak terkendali itu dan menjadikannya sebagai sebuah aset yang produktif.

Dengan humor dan sedikit kata-kata lancang yang menyegarkan, Deborah mendedikasikan bagian-bagian dalam buku ini untuk Anda dapat belajar menaklukkan:

  • Lidah yang Membalas
  • Lidah yang Tahu Segalanya
  • Lidah yang Meremehkan
  • Lidah yang Sembrono
  • Lidah yang menggosip
  • Dan 25 hal lagi!
Cerita-cerita singkat, anekdot, pertanyaan-pertanyaan pencarian jiwa, dan penegasan-penegasan pribadi berdasarkan Alkitab digabungkan, untuk membuat setiap pasal dapat mengubah hidup dan cara berkata-kata.
javascript:void(0)
Deborah Smith Pegues adalah seorang akuntan publik bersertifikat yang berpengalaman, seorang guru Alkitab, seorang pembicara, seorang konsultan perilaku bersertifikat yang ahli dalam memahami temperamen pribadi, dan seorang penulis. Ia dan suaminya, Darnell, telah menikah selama lebih dari 25 tahun dan bermukim di California.

Sumber : www.gandummas.com

Pulanglah Anakku!

Marilah kita membaca Lukas 15:11-24. Jika kita membaca Lukas 15:1-2, maka kita tahu apa yang memotivasi Yesus memberikan tiga perumpamaan yang terdapat dalam pasal 15 ini. Pada waktu itu orang-orang yang membenci Yesus sedang mengkritik Dia. Tuhan Yesus dikritik karena Dia, seorang guru yang suci, mau menerima orang-orang yang berdosa. Mereka heran bahwa orang seperti Yesus, yang memiliki pengajaran luar biasa dan dikagumi bak selebriti (kemana Yesus pergi, selalu banyak orang yang mengikuti), akan menghabiskan waktunya dengan “para pemungut cukai” (yang dikenal sebagai orang yang ‘makan darah’ saudara sendiri dan tidak setia dengan bangsanya sendiri) dan “para orang berdosa”. Mereka tidak habis pikir mengapa Yesus mau menerima orang jahat dan fasik itu. Sebagai tanggapannya Yesus menceritakan tiga cerita. Semua cerita itu dimaksudkan untuk mengajar suatu kebenaran yang sama: “Setiap jiwa, bahkan jiwamu, itu berharga bagi Allah”.

Ada suatu hal yang menarik sebelum kita belajar dari kisah Anak yang Terhilang yaitu bahwa Yesus memberi penekanan yang berjenjang, semakin lama semakin besar terhadap harga dari mereka yang terhilang. Di dalam cerita Domba yang Hilang ada 1 domba yang hilang dari 100 domba yang lain (itu berarti yang hilang 1%). Di dalam cerita Dirham yang Hilang ada 1 koin yang hilang dari 10 keping yang dimiliki (itu berarti yang hilang 10%). Di dalam cerita Anak yang Hilang ada 1 anak yang hilang dari 2 anak (itu berarti yang hilang 50%). Nampaknya secara progresif Yesus ingin menegaskan kepada kita bahwa “Setiap jiwa itu berharga bagi Allah!”.

Mars Kaum Muda GSJA "Utusan Kristus"

Maju smua pemuda buat Yesus, kita s'mua Utusannya Kristus
Dia melindung dan p'rang buat kita, oleh cinta dan kuasa-Nya
Tidak dengan senjata yang lahir, tapi dengan perkataan-Hu
Dan Roh Suci dalam kita yang bersaksi, s'bab itu kita majulah

Reff:
Kita Utusan Kristus, kibarkan Panji Salib t'rus
Harus hidup bersihlah, jadi garamnya dunia
Bersaksi dari Yesus, Juruslamat yang Kudus
Bawa kabar Injil smua, hai Utusan-Nya

Bergantunglah Kepada Allah

Bacalah Terlebih dahulu : Yesaya 31:1-9 (Baca ayat online, klik disini)

Yesaya adalah seorang nabi yang melakukan tugas pelayanannya lebih kurang pada abad ke-8 sM di tengah Bangsa Yehuda. Yehuda adalah sebuah bangsa/Negara yang sedang beranjak maju secara ekonomis karena posisinya yang strategis untuk usaha komersial. Mereka mempunyai hubungan perdagangan dengan Arabia Selatan (Sebna & Ofir). Hal ini secara potensial menambah kekayaan Negara. Timbullah golongan pedagang yang kaya dan berpengaruh sekali. Golongan kapitalis ini mempengaruhi para pemimpin dan pejabat, sehingga menimbulkan gejolak sosial dan kemerosotan moral, jurang kesenjangan antara kaya dan miskin, pelecehan keadilan dan sebagainya.

Pada saat itu ada sebuah negara lain yang sedang bertumbuh dengan pesat (menjadi Negara adi-kuasa) yang berasal dari Timur Laut, yaitu Asyur dengan rajanya Tiglath Pileser III (Pul-2 Raj. 15:19). Bangsa ini bertumbuh dengan begitu cepat sehingga menjadi ancaman bagi bangsa-bangsa disekitarnya, Aram, Mesir, Fenesia, Israel, termasuk juga Yehuda. Ia berusaha menguasai negara-negara itu. Pada suatu kesempatan untuk melawan Asyur, Raja Israel (Pekah) dan Raja Aram ( Rezin) bersepakat untuk bersatu. Mereka pun mengajak Yehuda untuk bergabung namun ditolak. Akhirnya mereka justru bersepakat untuk menyerang Yehuda. Karena alasan itu, Yehuda justru mencari pertolongan kepada Asyur.

 
Yohanes 14:6b "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.