Memotivasi Diri


Filipi 3:10-14

Paulus adalah seorang Rasul Tuhan yang memiliki pengalaman agamawi serta tingkatan pengetahuan diatas rata-rata. Namun, langkah Paulus dalam menapaki tangga keberhasilan berubah ketika mengalami perjumpaan dengan Tuhan secara pribadi di Damsyik. Perjumpaan itu menjungkirbalikkan arah serta pandangan hidupnya tentang Yesus. Ia menjadi orang yang hidup bergerak dalam tujuan Allah. Ia mengakhiri hidupnya dengan mulia, dengan menyelesaikan tugas dan panggilan-Nya (II Timotius 4:6-8). Marilah kita menjadi umat yang hidup bergerak dalam tujuan Allah.
Bagaimana kita dapat hidup maju bergerak dalam tujuan Allah?

I. Memiliki sasaran hidup yang jelas (ayat 10)
Tanpa sebuah sasaran jelas dalam hidup ini maka kita akan menjadi orang yang mudah diombang-ambingkan oleh keadaan, situasi, orang lain maupun diri kita sendiri. Paulus mengungkapkan bahwa tujuan hidupnya adalah ingin mengenal Yesus lebih dalam lagi (ayat 10). Dia rindu bersekutu, serta menjadi serupa dengan Yesus. Kekayaan, ketenaran, popularitas, dll terkadang menggeser sasaran yang jelas dalam hidup kita. Tetapkan tahun 2010 adalah tahun dimana kita menjalani hidup dengan sasaran yang jelas. Filsuf Yunani yang bernama Seneca mengatakan ”jika seorang individu tidak mengetahui pelabuhan yang dituju, maka angin mana pun dianggapnya benar.

II. Patahkan setiap penghalang di masa lalu (ayat 13)
Tahun 2009 mungkin menyisahkan pengalaman yang pahit atau manis, itu merupakan realita kehidupan. Kadang pengalaman masa lalu bisa menjadi penjara untuk kita maju. Kegagalan dalam berbisnis, ketidakharmonisan tumah tangga, pasang surutnya pelayanan, kebobrokan moral kita dll, semuanya itu pernah kita alami. Namun tatkala kita memfokuskan pandangan kita ke depan maka kita tidak ada kesempatan untuk melihat ke belakang. Contohnya sebuah dokar yang ditarik oleh seekor kuda, kuda ini dipakaikan pelindung disisi kedua matanya agar dia fokus untuk melihat jalan di depan tanpa harus menengok ke kiri atau ke kanan. Ia hanya akan mengikuti arahan dari sang kusir. Demikian juga dengan kehidupan kita, hendaklah kita fokus untuk melihat apa yang dikehendaki dan dijanjikan Tuhan dalam kehidupan masa depan kita, bukan terus hidup terpuruk dengan masa lalu yang suram. Paulus sadar bahwa kejayaan, popularitas di masa lalu dianggap sampah ketika mengalami Tuhan secara pribadi (Filipi 3:1b-9).

III. Bangunlah mentalitas juara (ayat 14)
seorang atletik Yunani kuno terus melatih dirinya dan siap mengikuti perlombaan hanya untuk memperebutkan sebuah mahkota dari daun salam. Hanya seorang juaralah yang hanya mendapatkan mahkota tersebut. Paulus meminjam gambaran tersebut untuk memotivasi dirinya, bahwa dia sedang berjuang bagi Yesus. Dia sadar bahwa dalam hidup dan pelayanannya penuh dengan tantangan (II Korintus 11:23-29), namun dia tidak menyerah. Memiliki mentalitas sang juara perli kita kembangkan. Tahun ini menyediakan banyak potensi untuk kita maju, tetapi di sisi lain juga dipenuhi dengan tantangan. Harapan adalah pondasi dari semua perubahan, selama kita percaya bahwa kita dapat memberikan dampak bagi sekitar kita, kita punya potensi untuk mewujudkannya. Sang juara tidak pernah menyerah. Bagaimana dengan kita, apakah kita pantas untuk menyandang gelar sang juara di tahun yang baru nanti?

Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati. Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.

0 comments:

Post a Comment

 
Yohanes 14:6b "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.