Pendamaian yang dari Allah

II Korintus 5

Shalom Sidang Jemaat yang di kasihi Tuhan. Kalau kita memperhatikan situasi dunia saat ini, kita akan melihat bahwa di banyak tempat di dunia ini tidak ada lagi damai sejahtera. Hari-hari ini di negara Mesir terjadi pergolakan yang ingin menggulingkan pemerintah. Demikian juga terjadi beberapa negara lain. Di indonesia, ada banyak bencana alam yang terjadi, seperti cuaca yang ekstrim, badai, gunung meletus, ombak lautan yang besar sehingga para nelayan tidak bisa melaut, banjir di sana-sini dan lain-lain. Betapa sulitnya mencari kedamaian pada masa ini.

Kalau kita menyadari betul tentang Firman Tuhan, kita akan mengetahui bahwa dunia ini sebenarnya kehilangan damai sejak kejatuhan manusia yang pertama ke dalam dosa. Sejak Adam dan Hawa jatuh, hidup mereka menjadi lebih sulit, anak mereka (Kain dan Habel) bahkan saling membunuh. Tidak ada lagi damai yang sejati di dalam dunia ini. Namun, ada suatu pengharapan yang luar biasa bagi kita orang percaya. Di dalam II Korintus 5:19 berkata: ”Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.”

Ternyata masih ada pengharapan akan adanya damai dalam kehidupan kita, yaitu damai yang datangnya dari Allah. Pendamaian itu dilakukan oleh Kristus lewat kematian-Nya dan kemenangan-Nya atas kuasa maut. Ia mengorbankan diri-Nya agar dunia (manusia) dapat di perdamaikan dengan Allah.

Mari kita perhatikan bersama mengenai hal pendamaian ini:


1. Untuk siapakah pendamaian yang dilakukan Kristus?
Jawabannya adalah bahwa ternyata Kristus mati bukan hanya untuk orang Kristen saja, melainkan untuk semua orang. Ia mati untuk semua agama yang ada di muka bumi, bahkan Ia mati untuk orang Atheis sekalipun. Ia mati untuk semua suku bangsa dan bahasa (II Kor. 5:14-15). Allah beitu mengasihi isi dunia ini sehingga Ia rela mengorbankan Anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus, untuk menjadi korban pendamaian itu. Ia mau agar kita semua dpt kembali mempunyai hubungan yg dekat/akrab dengan Dia.

2. Bagaimana cara Ia mendamaikan dunia dengan Allah?
Satu-satunya cara agar kita dapat diperdamaikan dengan Allah adalah dengan pengorbanan Kristus yang tidak berdosa di kayu salib, dan di sana Dialah yang menanggug dosa kita. Karena pengorbanan Kristuslah kita dapat di benarkan di hadapan Allah. Lihat II Korintus 5:21 “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.”

Pengorbanan itu begitu sempurna sehingga tidak perlu ada lagi pengorbanan lain untuk menebus kita. (bandingkan Ibrani 10:10 & 14 yang berbunyi: “Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus; Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.”)
Kalau dalam Perjanjian Lama, harus ada persembahan penghapus dosa yang harus di lakukan secara berkala untuk menebus kesalahan seseorang, namun Kristus hanya melakukannya satu kali saja untuk selama-lamanya. Bukankan itu luarbiasa?

3. Apa yang harus dilakukan mereka yang telah diperdamaikan?
a. Mereka (orang-orang yang telah di tebus oleh pengorbanan Kristus) haruslah sudah mati, yaitu mati terhadap dosa. Artinya tidak lagi mau hidup di dalam kehidupan yang lama di mana dosa masih mengusai kehidupan mereka. (II Kor. 5:14  “Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati.”

b. Mereka tidak lagi hidup untuk diri sendiri. Artinya, setiap orang yang telah ditebus oleh Tuhan tidak lagi hidup untuk kesenangan diri sendiri melainkan menyerahkan dirinya untuk hidup melakukan kehendak Dia yang telah menebus mereka. (II Kor. 5:15  “Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.”)

Mengapa ada banyak pergolakan di dunia ini (mis. Di Mesir thailand)? Itu karena banyak orang yang hidup dengan cara menonjolkan egonya, keinginannya untuk memegang kekuasaan.

c. Hidup menurut teladan Yesus. Artinya kita tidak lagi hidup seenaknya, melainkan harus hidup sesuai dengan yang di ajarkan Firman Tuhan. Menjadi teladan dalam perkataan dan tingkah laku, sehingga orang dapat melihat Kristus di dalam kehidupan kita.

Sebagai ayat penutup kita baca II Korintus 5:17 “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” Saya yakin dan percaya bahwa jika kehidupan kita telah dibaharui di dalam pengorbanan Kristus dan telah diperdamaikan dengan Dia, maka pasti ada damai di dalam kehidupan kita. Terpujilah Nama Tuhan! Haleluya!!

0 comments:

Post a Comment

 
Yohanes 14:6b "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.