Posted by GSJA HALLELUYA on Sunday, June 06, 2010
Judul:
Choosing to Preach | Pengarang:
Kenton C. Anderson | Ukuran Buku:
15 x 22,5 cm | Isi:
329 hlm | Jenis Buku:
Hard Cover
Resensi Buku :
Dalam buku teks yang berwawasan ke depan ini, Kenton Anderson menyampaikan seruan yang kuat kepada para pelayan Injil masa kini maupun yang akan datang untuk sungguh-sungguh memilih khotbah-khotbah alkitabiah, meskipun ada halangan-halangan untuk berbuat demikian. Walaupun berkhotbah itu sendiri tidak dapat ditawar-tawar, namun bentuknya dapat lebih luwes, memungkinkan umat mendengar dari Tuhan ketika mereka mendengar firman-Nya diberitakan.
Bukannya menyajikan satu model atau proses penyiapan khotbah, Anderson menjelaskan beberapa pilihan yang tersedia. Sementara menentukan pesan Alkitab yang hendak Anda khotbahkan, Anda tentu dihadapkan pilihan untuk mulai dengan teks (deduktif) atau dengan pendengar (induktif)? Anda akan fokus pada gagasan (kognitif) atau pencitraan(afektif)?
Pilihan-pilihan yang Anda buat membawa kepada lima kemungkinan struktur khotbah:
- DEKLARATIF — mengajukan argumen
- PRAGMATIS — menjawab misteri
- NARATIF — menceritakan kisah
- VISIONER — melukiskan gambaran
- INTEGRATIF — melantunkan nyanyian
Masing-masing model dijelaskan secara detail dan dikaitkan dengan pengkhotbah-pengkhotbah terkenal masa kini, termasuk John MacArthur, Rick Warren, Eugene Lowry, dan Rob Bell. Buku ini memperlengkapi Anda denagn bermacam-macam alat untuk khotbah.
Sumber : http://www.gandummas.com/product_info.php?products_id=767
Posted by GSJA HALLELUYA on Sunday, June 06, 2010
Suatu ketika, terdapat seorang pemuda di tepian telaga. Ia tampak termenung. Tatapan matanya kosong, menatap hamparan air di depannya. Seluruh penjuru mata angin telah di lewatinya, namun tak ada satupun titik yang membuatnya puas. Kekosongan makin senyap, sampai ada suara yang menyapanya. Ada orang lain disana.
“Sedang apa kau disini anak muda?” tanya seseorang. Rupanya ada seorang kakek tua. “Apa yang kau risaukan..?”
Anak muda itu menoleh ke samping, “Aku lelah Pak Tua. Telah berkilo-kilo jarak yang kutempuh untuk mencari kebahagiaan, namun tak juga kutemukan rasa itu dalam diriku. Aku telah berlari melewati gunung dan lembah, tapi tak ada tanda kebahagiaan yang hadir dalam diriku. Kemanakah aku harus mencarinya? Bilakah kutemukan rasa itu?”
Kakek Tua duduk semakin dekat, mendengarkan dengan penuh perhatian. Di pandangnya wajah lelah di depannya. Lalu, ia mulai bicara, “di depan sana, ada sebuah taman. Jika kamu ingin jawaban dari pertanyaanmu, tangkaplah seekor kupu-kupu buatku.” Mereka berpandangan. “Ya … tangkaplah seekor kupu-kupu buatku dengan tanganmu,” sang Kakek mengulang kalimatnya lagi.
Posted by GSJA HALLELUYA on Saturday, June 05, 2010
Royal Rangers adalah sebuah pelayanan penginjilan yang dimulai di Amerika Serikat dan telah berkembang lebih dari 80 negara di seluruh dunia. Di Amerika, Royal Rangers ditujukan hanya untuk anak laki-laki. Akan tetapi, di luar Amerika, pelayan ini ditujukan untuk anak laki-laki dan perempuan. Royal Rangers memotivasi anak-anak baik anak laki-laki maupun perempuan secara rohani lewat pembelajaran Alkitab, penghafalan dan menjadi model peranan seorang kristen. Anak-anak tersebut diperkuat secara mental oleh suatu program mingguan yang berdasarkan peningkatan penghargaan.Lebih dari itu, anak-anak tersebut meningkatkan keberanian secara fisik mereka oleh keikutsertaan di dalam usia aktivitas dan rekreasi spesifik. Akhirnya, mereka diperkenalkan dengan gereja, komunitas, dan aktivitas terkait dengan sifat untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan sosial mereka.
Dedicated leaders, yang disebut commanders, mengarahkan akan-anak melalui pertemuan outpost mingguan. Pertemuan tersebut didesain untuk membangun anak-anak secara utuh kepada Kristus sehingga menjadi anak-anak yang beriman teguh kepada Kristus.
Posted by GSJA HALLELUYA on Saturday, June 05, 2010
Menulis pada 29 Juni 2009 jam 11:58
Jim Caviezel adalah aktor Hollywood yang memerankan Tuhan Yesus dalam Film “The Passion Of the Christ”. Berikut refleksi atas perannya di film itu.
JIM CAVIEZEL ADALAH SEORANG AKTOR BIASA DENGAN PERAN2 KECIL DALAM FILM2 YANG JUGA TIDAK BESAR. PERAN TERBAIK YANG PERNAH DIMILIKINYA (SEBELUM THE PASSION) ADALAH SEBUAH FILM PERANG YANG BERJUDUL “ THE THIN RED LINE”. ITUPUN HANYA SALAH SATU PERAN DARI BEGITU BANYAK AKTOR BESAR YANG BERPERAN DALAM FILM KOLOSAL ITU.
Dalam Thin Red Line, Jim berperan sebagai prajurit yang berkorban demi menolong teman-temannya yang terluka dan terkepung musuh, ia berlari memancing musuh kearah yang lain walaupun ia tahu ia akan mati, dan akhirnya musuhpun mengepung dan membunuhnya. Kharisma kebaikan, keramahan, dan rela berkorbannya ini menarik perhatian Mel Gibson, yang sedang mencari aktor yang tepat untuk memerankan konsep film yang sudah lama disimpannya, menunggu orang yang tepat untuk memerankannya.
“Saya terkejut suatu hari dikirimkan naskah sebagai peran utama dalam sebuah film besar. Belum pernah saya bermain dalam film besar apalagi sebagai peran utama. Tapi yang membuat saya lebih terkejut lagi adalah ketika tahu peran yang harus saya mainkan. Ayolah…, Dia ini Tuhan, siapa yang bisa mengetahui apa yang ada dalam pikiran Tuhan dan memerankannya? Mereka pasti bercanda.
Posted by GSJA HALLELUYA on Saturday, June 05, 2010
Posted by GSJA HALLELUYA on Friday, June 04, 2010
Posted by GSJA HALLELUYA on Friday, June 04, 2010
Rabu, 4 November 2009 – 16:24 wib
Anton Suhartono – Okezone
KUALA LUMPUR – Pemerintah Malaysia menolak menyebarkan Injil yang di dalamnya menggunakan kata “Allah” sebagai pengganti “Tuhan”.
Di Malaysia Injil tidak boleh menggunakan “Allah” sebagai padanan kata “Tuhan”.
Seorang pejabat dari penerbitan Kementerian Dalam Negeri Malaysia menyatakan, pemerintah menolak permintaan dari pihak gereja untuk mengizinkan 10.000 Injil yang diimpor dari Indonesia itu beredar.
Pejabat itu juga sudah meminta importir untuk mengembalikan Injil dengan terjemahan Bahasa Indonesia itu sejak bulan lalu.
“Injil-Injil itu sudah dilarang beredar,” kata pejabat yang menolak disebutkan identitasnya, seperti dikutip Associated Press, Rabu (4/11/2009).
Pihak gereja berdalih kata “Allah” sudah umum digunakan agama Kristen selama berabad-abad lalu, baik di Indonesia maupun Malaysia. Gereja Katolik Roma Malaysia rencananya akan membawa kasus ini ke pengadilan.(ton)
Posted by GSJA HALLELUYA on Friday, June 04, 2010
Roma – Vatikan menyebut Halloween yang dirayakan tiap 31 Oktober malam sebagai bentuk kegiatan anti-kristen. Sebuah artikel di koran resmi Vatikan, L’Osservatore Romano mengatakan ‘Halloween bagian dari okultisme dan jelas anti-kristen’.
“Para orang tua harus menyadari ini dan lebih baik mengadakan pesta yang bermanfaat dan elok ketimbang teror, ketakutan dan kematian,” kata Bapak Canals, anggota komisi Spanyol bidang peribadatan dalam koran tersebut, seperti dikutip Telegraph.co.uk, Jumat (31/10/2009).
Gereja Katholik terus melawan popularitas Halloween dalam beberapa tahun belakangan ini. Tahun lalu, sebuah koran yang di bawah Keuskupan Italia, Avvenire, menyerukan boikot terhadap ‘Liburan Setan’
Halloween disebut sebagai ‘perayaan horor berbahaya dan mengerikan’ yang dapat mendorong seseorang melakukan ‘kekejaman (setan) sektarian tanpa segan’.
Posted by GSJA HALLELUYA on Friday, June 04, 2010

Seorang anak gadis kecil sedang berdiri terisak didekat pintu masuk sebuah gereja yang tidak terlalu besar, ia baru saja tidak diperkenankan masuk ke gereja tersebut karena “sudah terlalu penuh”. Seorang pastur lewat didekatnya dan menanyakan kenapa si gadis kecil itu menangis? “Saya tidak dapat ke Sekolah Minggu” kata si gadis kecil. Melihat penampilan gadis kecil itu yang acak-acakan dan tidak terurus, sang pastur segera mengerti dan bisa menduga sebabnya si gadis kecil tadi tidak disambut masuk ke Sekolah Minggu. Segera dituntunnya si gadis kecil itu masuk ke ruangan Sekolah Minggu di dalam gereja dan ia mencarikan tempat duduk yang masih kosong untuk si gadis kecil. Sang gadis kecil ini begitu mendalam tergugah perasaannya, sehingga pada waktu sebelum tidur di malam itu, ia sempat memikirkan anak-anak lain yang senasib dengan dirinya yang seolah-olah tidak mempunyai tempat untuk memuliakan Yesus. Ketika ia menceritakan hal ini kepada orang tuanya, yang kebetulan merupakan orang tak berpunya, sang ibu menghiburnya bahwa si gadis masih beruntung mendapatkan pertolongan dari seorang pastur. Sejak saat itu, si gadis kecil berkawan dengan sang pastur.
Posted by GSJA HALLELUYA on Tuesday, November 03, 2009
Suatu ketika seorang laki-laki beserta anaknya membawa seekor keledai ke pasar. Di tengah jalan, beberapa orang melihat mereka dan menyengir, "Lihatlah orang-orang dungu itu. Mengapa mereka tidak naik ke atas keledai itu?"
Laki-laki itu mendengar perkataan tersebut. Ia lalu meminta anaknya naik ke atas keledai. Seorang perempuan tua melihat mereka, "Sudah terbalik dunia ini! Sungguh anak tak tahu diri! Ia tenang-tenang di atas keledai sedangkan ayahnya yang tua dibiarkan berjalan."
Kali ini anak itu turun dari punggung keledai dan ayahnya yang naik. Beberapa saat kemudian mereka berpapasan dengan seorang gadis muda. "Mengapa kalian berdua tidak menaiki keledai itu bersama-sama?"
Mereka menuruti nasehat gadis muda itu. Tidak lama kemudian sekelompok orang lewat. "Binatang malang...., ia menanggung beban dua orang gemuk tak berguna. Kadang-kadang orang memang bisa sangat kejam!"
Sampai di sini, ayah dan anak itu sudah muak. Mereka memutuskan untuk memanggul keledai itu. Melihat kejadian itu, orang-orang tertawa terpingkal-pingkal, "Lihat, manusia keledai memanggul keledai!" sorak mereka.
Jika anda berusaha menyenangkan semua orang, bisa jadi anda tak akan dapat menyenangkan siapa pun. (Anonim)