Lilitkanlah kain kabung dan mengeluhlah, hai para imam; merataplah, hai para pelayan mezbah; masuklah, bermalamlah dengan memakai kain kabung, hai para pelayan Allahku, sebab sudah ditahan dari rumah Allahmu, korban sajian dan korban curahan. Adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah para tua-tua dan seluruh penduduk negeri ke rumah TUHAN, Allahmu, dan berteriaklah kepada TUHAN. (Yoel 1:13-14)
Shalom sidang jemaat yang dikasihi Tuhan! Terpujilah Nama Tuhan karena untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Kali ini kita akan belajar mengenai bagaimana kita harus hidup sebagai pelayan-pelayan Tuhan yang berkenan kepada Tuhan. Bukankan kita semua adalah hamba-hamba Tuhan yang bertugas untuk melayani Tuhan dengan berbagai karunia yang Tuhan percayakan kepada diri kita masing-masing. Kita melayani dalam bidang-bidang yang Tuhan sudah tetapkan bagi kita.
Kalau kita membaca Yoel 1:13-14 di atas, yang lebih disoroti adalah kehidupan para imam, hal ini dikarenakan pada zaman Yoel banyak terdapat imam-imam yang melakukan penyimpangan-penyimpangan yang mengakibatkan kemerosotan iman dari umat Tuhan. Untuk itulah diperlukan kritiria-kriteria yang khusus untuk menjadi menjadi pelayan Tuhan.
Kekudusan harus menjadi gaya hidup para pelayan yang berkenan kepada Tuhan, sehingga menghasilkan kekudusan di dalam umat Tuhan. Bagaimana ciri-ciri dari gaya hidup pelayan yang berkenan kepada Tuhan ?
Ada tiga ciri yang dapat kita pelajari dari Firman Allah untuk menjadi pelayan yang berkenan kepada Tuhan.
I. Tuhanlah yang menjadi pusat dari kehidupan kita (Roma 11:36)
Berpusat pada Allah atau Theosentris, artinya pemikiran yang selalu memusatkan segala sesuatu pada Allah. Pandangan yang bertolak belakang dengan pandangan ini adalah pandangan antroposentris yang memusatkan segala sesuatu pada manusia. Pandangan antroposentris memandang keberadaan, pengalaman, serta nilai-nilai manusia sebagai pusat dan ukuran seperti yang dianut dalam post modern. Bahkan ada juga yang memiliki paham politheistis melibatkan kehidupan dengan mempercayai banyak dewa. Sekarang yang menjadi pertanyaan: Kepada siapakah kita akan memusatkan hidup kita?
II. Melakukan kehendak Tuhan (Matius 26:39)
Melakukan kehendak Tuhan berarti membiarkan Allah yang mengontrol kehidupan kita, membiarkan Allah yang berotoritas dalam hidup kita. Karena rancangan kita bukanlah rancangan Tuhan, namun kita harus percaya bahwa rancangan Tuhan adalah damai sejahtera.
III. Berani bayar harga (II Kor 11:23)
Berani bayar harga artinya merelakan apa yang kita miliki untuk dipakai bagi kemuliaan Tuhan. Pelayanan adalah suatu tanggung jawab yang besar yang diberikan Tuhan pada kita, tentunya memerlukan juga pengorbanan yang besar. Perhatikan bahwa sebesar apapun pengorbanan kita tidak akan pernah bisa membalas pengorbanan Tuhan ketika Ia menebus kehidupan kita.
Ada sebuah kisat ketika jenazah raja George V diarak sepanjang jalan-jalan kota London, mahkotanya diletakkan di atas peti jenazahnya. Salah satu hiasan pada mahkota itu adalah sebuah salib. Pada waktu salvo-salvo kehormatan ditembakkan dari meriam-meriam, kereta jenazah bergetar, dan hiasan salib itu terlepas, jatuh di jalan. Seorang pengawal memungut salib itu. Ia segera menjumpai komandannya dan berkata: “Pak, salib ini mesti segera diganti.” Komandan itu tidak ingin membuat arak-arakan berhenti, karena itu ia berkata: “Aku kira tidak perlu diganti sekarang.”
Tetapi pengawal itu menjawab: “Tapi, pak, mahkota itu tidak pernah lengkap tanpa sebuah salib!”
Rasul Paulus menulis: “Jika kita anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia” (Roma 8:17).
Sebagai orang percaya khususnya pelayan Tuhan, kita harus menjaga kekudusan hidup kita dihadapan Tuhan. Tentu Tuhan akan lebih menghargai pelayanan kita dan akan menyediakan mahkota kemuliaan bagi kita, jika kita mau menjadi pelayan yang berkenan.
Untuk dapat menjadi pelayan yang berkenan kepada Tuhan, kita harus selalu hidup berpusat pada Allah, dan melakukan kehendak Allah dalam hidup kita, serta kita berani berkorban demi kemuliaan nama Allah. Kiranya Tuhan menolong kita semua untuk menjadi pelayan-pelayan yang berkenan bagi-Nya. Tuhan memberkati! Halleluya!
0 comments:
Post a Comment