“Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Yesus Kristus bagi kamu (I Tesalonika 5:18)
Ketika cicak berdecak, bunyi apakah yang selalu dikeluarkannya? [Ck..ck...ck...]; Bukankah bunyi yang sama juga yang saudara keluarkan ketika kagum terhadap sesuatu. Menurut penelitian ilmiah bunyi yang dikeluarkan oleh cicak itu pertanda kagum terhadap setiap hal yang dilihatnya. Bagaimana dengan kita?
“Daripada kita bersunggut untuk duri di sekeliling mawar, lebih baik kita menikmati keindahan mawar yang dikelilingi duri.“ Kata-kata ini merupakan wujud syukur. ‘Ucapan Syukur’ merupakan kualitas hati yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tentram dan bahagia.
Ingatlah: pengucapan syukur dalam segala hal adalah bukti bahwa kita setuju dengan apa yang sedang Allah proses bagi hidup kita.
A. Kapan? Ruang Lingkup Ucapan Syukur… Dalam Segala Hal..
Saudara-saudara adalah Kehendak Tuhan bahwa kita mensyukuri segala sesuatu dalam hidup kita. Walaupun harus kita akui bahwa kehendak yang satu ini merupakan bagian yang paling sulit kita lakukan. Mungkin Iya kalau kita lagi berkecukupan tapi bagaimana kalau kita dalam kekurangan? Padahal ruang lingkup dari kehendak Allah ini mencakup segala hal. Artinya dalam situasi apapun juga.
Ada dua hal yang sering membuat kita tak bersyukur.
1. Kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki.
Katakanlah Anda telah memiliki sebuah rumah, kendaraan, pekerjaan tetap, dan pasangan yang terbaik. Tapi Anda masih merasa kurang. Pikiran Anda dipenuhi berbagai target dan keinginan. Anda begitu terobsesi oleh rumah yang besar dan indah, mobil mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan lebih banyak uang. Tapi anehnya, walaupun sudah mendapatkannya, kita hanya menikmati kesenangan sesaat. Kita tetap tak puas, kita ingin yang lebih lagi. Jadi, betapapun banyaknya harta yang kita miliki, kita tak pernah menjadi “KAYA” dalam arti yang sesungguhnya. Mari kita luruskan pengertian kita mengenai orang “kaya”. Orang yang “kaya” bukanlah orang yang memiliki banyak hal, tetapi orang yang dapat menikmati apapun yang mereka miliki. Cobalah lihat keadaan di sekeliling Anda, pikirkan yang Anda miliki, dan syukurilah. Anda akan merasakan nikmatnya hidup.
2. Kecenderungan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain.
Jika kita terus membandingkan diri kita dengan orang lain, hal itu akan membawa kita kepada bencana, karena kita memang tidak bisa menjadi seperti orang lain. Hukum alam menyatakan bahwa tiap-tiap orang berbeda. Kalaupun ada orang yang kembar, pada titik tertentu ada perbedaan, DNA-nya masih memiliki perbedaan. Ada satu kenyataan yang harus kita ingat mengenai kehidupan di dunia ini, yaitu: “Seseorang tidak akan selalu mendapatkan apa yang disukainya, oleh karena itu hendaklah kita menyukai apapun yang kita dapatkan.”
Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki.
Alasan Allah meminta kita mengucap syukur, karena itu merupakan kehendak Allah di dalam Yesus Kristus bagi kita.
o Mengucap syukur adalah kehendak Yesus bagi kita. Adanya label Kehendak Allah dalam Yesus Kristus di sini memberikan kepada kita pertAnda bahwa ini suatu keharusan dan bukan pilihan. Seperti halnya kehendak Tuhan yang lain bersedia kita jalankan, maka hal Mengucap Syukur dalam segala keadaan ini juga harus kita lakukan.
o Jika kita menyimak betul deklarasi dari pengharapan anak-anak Allah dalam penderitaan seperti tercatat Roma 8:28, maka kita akan tenang dan mulai belajar bersyukur sebab di sana terletak Rahasia penting itu.Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (Rm. 8:28)
Apapun yang kita alami saat ini, mari kita ijinkan Allah turut bekerja di dalamnya. Dan kita akan melihat selalu ada kebaikan dari Tuhan dalam setiap persoalan yang kita alami, bagi kita yang mengasihi Dia, bagi kita yang tetap dalam rencana-Nya dan bagi kita yang tidak meninggalkan firman-Nya. Haleluya!
0 comments:
Post a Comment