Menjadi Pelayan Tuhan yang Berkenan

Lilitkanlah kain kabung dan mengeluhlah, hai para imam; merataplah, hai para pelayan mezbah; masuklah, bermalamlah dengan memakai kain kabung, hai para pelayan Allahku, sebab sudah ditahan dari rumah Allahmu, korban sajian dan korban curahan. Adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah para tua-tua dan seluruh penduduk negeri ke rumah TUHAN, Allahmu, dan berteriaklah kepada TUHAN. (Yoel 1:13-14)

Shalom sidang jemaat yang dikasihi Tuhan! Terpujilah Nama Tuhan karena untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Kali ini kita akan belajar mengenai bagaimana kita harus hidup sebagai pelayan-pelayan Tuhan yang berkenan kepada Tuhan. Bukankan kita semua adalah hamba-hamba Tuhan yang bertugas untuk melayani Tuhan dengan berbagai karunia yang Tuhan percayakan kepada diri kita masing-masing. Kita melayani dalam bidang-bidang yang Tuhan sudah tetapkan bagi kita.

Kalau kita membaca Yoel 1:13-14 di atas, yang lebih disoroti adalah kehidupan para imam, hal ini dikarenakan pada zaman Yoel banyak terdapat imam-imam yang melakukan penyimpangan-penyimpangan yang mengakibatkan kemerosotan iman dari umat Tuhan. Untuk itulah diperlukan kritiria-kriteria yang khusus untuk menjadi menjadi pelayan Tuhan.

Apa Anggapan Orang AS tentang Pernikahan?


Warga Amerika Serikat semakin banyak yang berpendapat bahwa pernikahan adalah sesuatu yang usang. Hal ini terungkap dari jajak yang dilakukan The Pew Research Centre dan dikutip majalah Time.

Berdasarkan survei tersebut, 39 persen responden mengatakan pernikahan adalah sesuatu yang usang. Hampir empat dari setiap sepuluh pasangan yakin bahwa pernikahan adalah hal kuno, ungkap survei tersebut.

Jadi, semakin banyak orang di negara tersebut yakin bahwa pernikahan tidak diperlukan untuk membentuk keluarga bahagia.Hanya 52 persen orang dewasa (mulai usia 18) yang menikah, artinya semakin banyak anak lahir di luar pernikahan.

Jajak pendapat itu menunjukkan bahwa hampir satu dari tiga anak-anak Amerika hidup dengan orang tua yang bercerai, pisah ranjang atau yang tak pernah menikah.Angka itu merupakan lima kali kelipatan dari data tahun 1960.

39 persen orang Amerika yang sekarang berpikir sudah kuno, merupakan peningkatan tajam dibandingkan tahun 1978. Jajak 32 tahun lalu menunjukkan hanya 28 persen yang merasa seperti itu.

Ketika ditanya apakah yang merupakan keluarga, sebagian besar responden merujuk pasangan yang menikah, dengan atau tanpa anak.

Tapi, empat dari lima disurvei juga menilai bahwa keluarga juga melingkupi orang tua tunggal atau pasangan beda kelamin yang tak menikah tapi punya anak. Tiga dari lima yang disurvei juga menganggap pasangan sejenis yang memungut anak juga merupakan keluarga.

"Pernikahan masih sangat penting di negeri ini, tetapi tidak mendominasi kehidupan keluarga seperti dulu," kata Andrew Cherlin, profesor sosiologi dan kebijakan publik di Johns Hopkins University.

"Sekarang, ada berbagai jalan untuk hidup berkeluarga dan makin banyak orang yang bisa menerima hal itu."

Pandangan perubahan definisi keluarga sebagian besar didorong mereka yang berusia 18-29. Generasi tersebut lebih banyak memiliki orangtua yang tak menikah atau bercerai.

Faktor ekonomi teryata juga memainkan peran besar. Biro Sensus Amerika Serikat baru-baru ini melaporkan bahwa pasangan beda jenis yang "kumpul kebo" melonjak naik dalam waktu setahun menjadi 7,5 juta orang.Hal ini disebabkan banyak orang enggan membuat komitmen pernikahan sehubungan perekonomian yang terus-menerus lesu ini.

Namun, penelitian menunjukkan bahwa perkawinan tidak akan hilang dalam waktu dekat.67 persen warga Amerika Serikat masih optimistis tentang masa depan dalam pernikahan dan keluarga.
(A038/A038/BRT)

Sumber : antaranews.com

Gereja Katholik Cari Pengusir Setan

Washington (ANTARA News/Reuters) - Dicari: beberapa pria baik untuk mengusir setan! Uskup Katholik Roma AS, yang kebanjiran permintaan untuk mengirim pengusir hantu menyelenggarakan lokakarya pelatihan khusus di Baltimore pada akhir pekan.

Tujuan lokakarya tersebut ialah untuk mengajarkan para tokoh agama upacara tertentu, demikian laporan Catholic News Service.

Gereja itu telah menugaskan sebanyak 56 uskup dan 66 tokoh agama untuk mengikuti lokakarya dua-hari yang dimulai Jumat (12/11), dengan tujuan menambah jumlah kelompok pengusir hantu Amerika yang cuma berjumlah lima atau enam yang terdaftar di buku gereja tersebut saat ini.

"Ada sekelompok kecil tokoh agama yang mengatakan mereka mendapat permintaan dari seluruh wilayah AS," kata Uskup Thomas Paprocki dari Springfield, Illionis, sebagaimana dikutip.

"Sebenarnya, masing-masing daerah keuskupan mesti memiliki pengusir hantunya sendiri," ia menambahkan.

Paprocki tak mengatakan mengapa ada peningkatan permintaan upacara pengusiran hantu, yang ia katakan jarang dilakukan.

Upacara pengusiran hantu, yang dianggap serius oleh Gereja Katholik, menjadi pokok film horor Hollywood --yang paling menonjol adalah film "The Exorcist" 1973-- dan dianggap oleh banyak orang sebagai takhayul yang memberi rasa deg-degan bagi perayaan seperti Halloween.

Peraturan Gereja Katholik menetapkan hanya pastor terlatih saja yang dapat melaksanakan upacara tersebut --dan hanya dengan izin dari uskup.

Sebagian tanda seseorang mungkin berada di bawah pengaruh setan meliputi mencakar, memotong, menggigiti kulit dan memiliki kekuatan di luar kondisi lumrah. (C003/K004)

Sumber : antaranews.com

Arkeolog Israel Temukan Kolam Kuno Romawi

JERUSALEM - Ketika menggali situs untuk pemandian ritual baru kaum Yahudi di Jerusalem, arkeolog Israel menemukan sebuah kolam dari jaman Romawi yang ada di kota tersebut sejak 2.000 tahun yang lalu.

Ofer Sion, pimpinan dari penggalian di Kota Tua Jerusalem, mengatakan bahwa situs tersebut membuktikan kota Romawi lebih besar dari dugaan sebelumnya. Demikian seperti yang dikutip dari Associated Press, Rabu (24/11/2010).

"Penemuan ini sangatlah penting karena di semua penggalian di Jerusalem kami tidak pernah menemukan sebuah bangunan dari abad dua dan abad tiga," ujar Ofer Sion.

Kota Jerusalem adalah salah satu kota yang kaya akan situs galian di dunia dan para arkeolog secara rutin memeriksa tempat terlebih dahulu sebelum dilakukan rencana-rencana konstruksi.

Para arkeolog menemukan jejak yang menuju ke lantai mosaik kolam tersebut yang berwarna putih dan ratusan lantai ubin terracotta dengan nama kesatuan Romawi yang paling terkenal, yakni Tenth Legion, Tenth Legion diduga sebagai pasukan yang membangun kolam tersebut. Sion menyebutkan bahwa situs tersebut adalah bagian dari kompleks yang lebih luas di mana ribuan prajurit biasa dimandikan ritual di sana.

Setelah kerajaan Yahudi digulingkan, Romawi menjadikan Aelia Capitolina sebagai ibukota dari provinsi baru Syria-Palestina. Lalu ketika Yordania menguasai Jerusalem pada 1948-1967, pabrik tekstil dibuat pada tempat yang sama.

Ketika para arkeolog sudah menyelesaikan penggalian mereka, pihak kota Jerusalem akan melanjutkan membangun Mikveh, sebuah tempat pemandian ritual untuk kaum Yahudi. Pihak berwenang Israel juga mengatakan bahwa pemandian kuno Romawi akan digabungkan dengan rancangan tempat pemandian yang baru.

"Setiap bangunan modern di Kota Tua Jerusalem dibangun di atas bangunan kuno," ujar Rafi Greenberg, seorang archaeolog dari Tel Aviv University.

"Pertanyaannya apakah pihak keagamaan di sini bisa cukup toleran untuk menerima sejarah yang berbeda-beda," ujarnya. (srn)

Sumber : okezone.com

Komunitas Yahudi di Manado Belajar Berdoa Lewat Internet


Jakarta - Manado - Kota Manado, Sulawesi Utara, yang punya komunitas Kristiani yang kuat, ternyata juga punya sekelompok kecil penganut Yahudi. Mereka adalah sisa dari sejarah kolonial Belanda, yang identitasnya terbelah antara menjadi Kristiani atau melestarikan agama kakek buyutnya.

Toar Palilingan (27) adalah seorang pemuda yang tampak biasa saja. Namun dia, keluarga dan kerabatnya sekitar 10 orang, mungkin adalah yang tersisa dari komunitas Yahudi di Indonesia. Tinggal di daerah komunitas Kristiani pun tidak mengurangi semangat mereka untuk beribadah sebagai umat Yahudi.

"Kami hanya mencoba untuk menjadi umat Yahudi yang baik," kata Toar Palilingan seperti dilansir New York Times, Selasa (22/11/2010).

Namun beribadah tentu bukan perkara mudah. Sebuah Sinagog di luar kota Manado adalah satu-satunya yang tersisa dari kolonialisme Belanda, yang kini masih mereka gunakan. Mencari bimbingan umat Yahudi di luar Indonesia pun malah dipandang curiga.

Toar dan kerabatnya pun belajar beribadah lewat internet. Kitab Taurat mereka download dari internet dan panduan ibadah mereka tonton di Youtube. Dengan bercanda, Toar yang memakai baju dan topi hitam khas Yahudi Orthodox ini, menyebut pemuka agama mereka adalah Rabbi Google.

Lantas bagaimana mereka bisa menjadi Yahudi di Indonesia? Saat dijumpai dalam jamuan Sabbath, kakek Toar, Leo van Beugen (70) pun berkisah silsilah keluarga mereka.

Pada masa kolonial Belanda, memang ada sejumlah keluarga Yahudi yang berimigrasi ke Indonesia sejak abad ke-19. Mereka berdagang atau menjadi penghubung antara pemerintah kolonial Belanda dan masyarakat setempat. Salah satunya adalah Elias van Beugen yang menjadi awal dari keluarga Palilingan.

Mereka banyak melakukan kawin campur dengan orang Indonesia dan beribadah sebagai orang Yahudi. Namun begitu Indonesia merdeka, mereka pindah agama menjadi Kristen atau Islam demi keamanan.

"Kita bilang ke anak-anak, jangan bercerita soal leluhur Yahudi. Jadi cucu-cucu kita tidak tahu," kata Leo yang kini memeluk Katolik.

Toar akhirnya tahu juga soal leluhurnya ini dari nenek buyutnya, lalu dikenalnya dengan keluarga Oral Bollegraf (50) yang keturunan keluarga Yahudi juga. Kakek Oral mewariskannya sebuah Sinagog untuk dikelola sekaligus menjadi rumah mereka.

"Kita tadinya tidak tahu kalau kita adalah Yahudi. Namun orang-orang sini tahu kalau keluarga kita dulu memang Yahudi," kata Oral. Toar menambahkan, dengan baju hitam putihnya, orang-orang malah menyangkanya orang Iran.

Namun warisan kebudayaan Yahudi di Manado tidak hanya Sinagog. Apalagi Kristen dan Yahudi memang ada persinggungan budaya. Ada juga tugu Menorah, tempat lilin bercabang 7, yang tegak setinggi sekitar 20 meter di atas bukit menghadap Manado. Menorah adalah perabot penting dalam peribadatan Yahudi.

Pemprov Sulawesi Utara membangun tugu ini sebagai obyek wisata baru di Manado dengan biaya sekitar Rp 1,3 miliar. Anggota DPRD Sulut Denny Wowiling mengatakan tugu Menorah ini diharapkan mampu menarik perhatian turis-turis asing.

"Biar mereka juga tahu, ada simbol suci Yahudi juga di luar negara mereka," kata Denny.

Denny pun menambahkan umat Islam dan Kristen mampu hidup saling berdampingan di Sulawesi Utara. Mereka hanya khawatir menjadi sasaran kelompok tertentu dari luar daerah.

Sumber : detik.com

Ada Kuasa Dalam Pujianmu!

Seringkali ketika ada hal-hal sulit terjadi di dalam kehidupan kita, kita tidak ‘merasa’ senang untuk memuji Tuhan. Tetapi, perasaan semacam itu tidaklah dapat dipercaya. Jika kita mau mengalami hadirat Tuhan dan kemenangan, kita harus mematuhi Dia dan juga Firman-Nya.

Ada perintah dari Tuhan tentang pentingnya pujian kita kepada Tuhan seperti tertulis di dalam I Tesalonika 5:18 “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” Ayat ini berkata, “Mengucap syukurlah dalam segala hal.” Ayat ini tidak berkata bahwa kita seharusnya mengucap syukur waktu semua hal baik; waktu tidak ada masalah atau perjuangan. Tidak!!! Kita harus bersukacitalah senantiasa dan dalam segala hal.
Mengapa kita harus memuji Tuhan dalam segala hal? Jawabannya karena Tuhan mempunyai tujuan dan rencana untuk semua hal yang terjadi di dalam kehidupan kita. Kita memiliki janji dari Tuhan tentang hal ini di dalam Roma 8:28. yang berbunyi: “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Memang mudah sekali untuk kita memuji Tuhan waktu semua hal baik, atau kita sudah melewati masalah. Tetapi saya pikir Tuhan ingin kita belajar bagaimana cara kita bisa mengucap syukur dalam segala hal. Inilah keputusan saya. Saya memutuskan kalau saya akan memuji Tuhan atau saya akan mengeluh.

Di dalam beberapa bagian Alkitab, terdapat kisah tentang orang-orang percaya yang memuji Tuhan meskipun ada situasi yang tidak baik. Lihatlah sebagai contoh dalam Kisah Para Rasul 16:16-34 . Paulus dan Silas adalah hamba-hamba Tuhan. Mereka pergi ke tempat sembahyang, tetapi ada seorang hamba perempuan yang mempunyai roh tenung. Sambil dia mengikuti mereka, dia berkata, “Orang-orang ini adalah hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan kepada keselamatan.” Semua hal yang perempuan ini berkata adalah betul, tetapi dia mengikuti Iblis. Tuhan tidak perlu Iblis mengiklankan Dia. Semua orang tahu perempuan ini mempunyai roh tenung. Paulus tidak mau situasi terus karena mungkin orang-orang lain akan pikir bahwa kekuasaan Tuhan sama dengan kekuasaan Iblis.

Perhatikan pada ayat 20. Paulus dan Silas mengacaukan kota itu. Bagaimana mereka bisa mengacaukan kota itu? Melalui kepatuhan mereka kepada Tuhan. Saya pikir sekarang adalah waktu kita seharusnya mengacau kerajaan Iblis. Iblis akan mencoba banyak cara untuk memperhentikan rencana Tuhan di dalam dunia ini dan di dalam kehidupan kita juga. Iblis mau mengecilkan hati kita.

Paulus dan Silas tidak melakukan sesuatu yang salah. Mereka hanya mematuhi Tuhan saja. Sekarang pembesar-pembesar kota menyuruh mengoyakkan pakaian dari tubuh mereka dan mendera mereka dan mereka dilemparkan ke dalam penjara. Meskipun tubuh Paulus dan Silas sakit sekali dan mereka di tempat yang jelek dan kotor, mereka mulai berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah. Mereka tidak diam. Suara mereka keras sehingga semua orang hukuman bisa mendengarkan mereka. Demikian juga dengan kita. Ada orang-orang lain yang memperhatikan kita waktu kita mengalami kesulitan, masalah, atau penyakit. Kalau kita mengikuti contoh Paulus dan Silas, kita bisa mengalami kekuasaan Tuhan dan mujizat.

Perhatikan pula pada ayat 26 lagi. “Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua.” Halleluya! Sekarang Paulus dan Silas bebas. Tetapi ada mujizat lain juga - semua orang di penjara bebas! Mazmur 22:4 berkata bahwa ”Tuhan bersemayam di atas puji-pujian orang Israel.” Waktu kita memuji Tuhan, hadirat-Nya datang. Di tempat di mana ada hadirat Tuhan, hal-hal yang luar biasa akan terjadi. Ada mujizat yang terjadi. Karena contoh Paulus dan Silas kepala penjara dan keluarganya menjadi orang-orang Kristen juga.

Ketahuilah ada kuasa dalam pujian kita. Karena itu, marilah kita dengan besar hati memuji Tuhan meskipun semua hal belum baik. Tuhan mau memakai semua situasi di dalam kehidupan kita supaya kuasa-Nya terang kepada semua orang. Tuhan mempunyai rencana yang luar biasa untuk semua saudara. Ingatlah: Rancangan Tuhan bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan Tuhan. Kita harus percaya kepada Tuhan. Mari kita mengikuti contoh di dalam Firman Tuhan dan mencari Tuhan melalui doa dan pujian kita. Kita bisa mengharapkan hadirat Tuhan dan kuasa-Nya akan datang untuk melepaskan kita dan semua orang dekat dengan kita. Di dalam hadirat-Nya ada keampunan, penyembuhan, pembebasan dan kemerdekaan.

Kiranya Tuhan menolong kita menjadi gereja dan sidang jemaat Allah yang benar-benar dapat menyenangkan Allah. Tuhan memberkati.

Gelandangan Kembalikan Tas Berisi Rp 30 Juta Temuannya

Seorang gelandangan menemukan tas ransel berisi uang 3.300 dolar AS atau sekitar Rp 30 juta memutuskan untuk melacak dan mengembalikan kepada pemiliknya.

Gelandangan di Arizona itu bernama Dave Talley (49) menemukan tas rangsel di stasiun kereta api listrik di kawasan Tempe, Arizona.

Diketahui, Talley sudah menjadi gelandangan sejak 11 tahun silam setelah SIM-nya ditilang polisi usai kecelakaan hingga membuat punggungnya cidera gara-gara mabuk. Sejak 2003 dia memutuskan untuk tidak minum miras lagi.

Padahal saat ia menemukan tas ransel itu, uang di sakunya pas habis untuk membeli sparpart sepeda di bengkel. Hampir saja ia tergoda untuk menyimpan uang ribuan dolar itu.

Tapi berkat keteguhan jiwanya, ia mencari tahu siapa pemilik tas rangsel berisi uang itu berdasar sebuah flash drive atau USB yang ditemukan juga dalam tas. Ternyata dari situ ia mengetahui biodata pemilik, yang kemudian menelusuri mencari untuk menyerahkan tas itu kepadanya. Luar biasa, ini bukan film atau novel melainkan kenyataan.

Dalam waktu 5 hari akhirnya ketemu dengan pemilik bernama Bryan Belanger, seorang mahasiswa Arizona State University.

Betapa gembira si mahasiswa itu setelah tasnya hilang selama 5 hari. Ia pun segera memberikan hadiah uang yang tidak memberitahukan jumlahnya. Uang itu semula untuk menambah biaya beli mobil buat transportasi kuliah.

Anehnya, Talley menolaknya dengan mengatakan bahwa apa yang dilakukan tulus dan uang itu bukan haknya.

Mahasiswa itu tersinggung, dan segera menepon ibunya untuk membujuk dan mencaritahu keberadaan Talley si tuna wisma yang biasa mangkal di stasiun.

"Ini adalah kejadian aneh dalam hidup saya. Saya pikir ini benar-benar pelajaran untuk menjaga iman," kata Belanger dikutip dailymail (20/11).

Ibu Belanger kemudian menemui si Talley dan hendak memberikan hadiah serta ucapan terimakasih. Lagi-lagi Talley menolaknya dengan santun. Sikap itu telah membuat ibu Belanger tersinggung merasa direndahkan, kemudian menelepon media lokal The Arizona untuk memberitakannya.

Dan sejak itu, orang ramai berdatangan menemui Talley untuk memberikan uang dan hadiah atas ketulusannya.

"Itu bukan uang saya dan tidak berhak menggunakannya. Aku hanyalah gelandangan yang biasa tidur di mana-mana. Jika ada perubahan dalam hidupku justru aku takut tak bisa menjalaninya," jawab Talley membuat orang keheranan. (*)

Sumber : TRIBUNNEWS.COM

Apakah Ibadah dalam Gereja itu? - 2


Baca sebelumnya : Apakah Ibadah dalam Gereja itu? - 1
Puji Nama Tuhan karena kasih setiaNya yang tak berkesudahan dalam kehidupan kita. HALLELUYA!! Suara Gembala minggu ini adalah kelanjutan dari edisi minggu yang lalu. Minggu yang lalu kita berbicara mengenai aspek vertikal berkaitan dengan ibadah dalam gereja. Kali ini kita akan berbicara mengenai aspek horizontal berkaitan dengan ibadah dalam gereja.

ASPEK HORIZONTAL
Banyak sekali interaksi yang terjadi secara vertikal di antara kita dan Tuhan di dalam pujian dan penyembahan, namun perhatian yang diberikan kepada aspek-aspek horisontal pujian masih kurang. Dinamika-dinamika horisontal pujian ini mengandung bagian yang sangat penting dari pengalaman berjemaat, namun seringkali tidak ada di dalam kehidupan ibadah seseorang. Berikut ini ada enam unsur dari aspek horizontal yaitu:

1. Alasan pertama dari dinamika-dinamika horisontal kebaktian kita adalah bahwa kita memuji dan menyembah dengan maksud untuk memperkuat rasa persatuan di dalam Tubuh Kristus. Dari pembacaan pada Mazmur 133, kita akan mengerti betapa penting kesatuan bagi Tuhan dan bagaimana kita akan mengerti betapa penting kesatuan bagi Tuhan dan bagaimana ini menyenangkan Dia. Karena pujian dan penyembahan ikut membantu terbentuknya kesatuan, mereka pasti mendapat tempat istimewa di hati Tuhan.

2. Penyembahan tidak hanya menyebabkan kita bertumbuh di dalam kasih persaudaraan, namun memberi kesempatan untuk saling melayani. Tidak ada kesempatan lain di dalam ibadah penyembahan! Kepada nasihatnya tentang kasih persaudaraan, Rasul Yohanes menambahkan, “Dan perintah ini kita terima dari Dia: ‘Barangsiapa mengasihi Allah, ia juga harus mengasihi saudaranya” (1 Yoh. 4:21). Jadi Tuhan berkata kepada kita, “Engkau berkata bahwa engkau mengasihi Aku? Baiklah, buktikan itu! Layanilah sesamamu dengan kasih.” Itulah bukti kasih kita kepada Tuhan. Janganlah kita berkata kepada Tuhan bahwa kita mengasihi Dia jika kita tidak menunjukkan kasih kepada orang lain.

3. Lebih jauh kita memuji dengan maksud untuk mengajarkan dan memperkuat kebenaran rohani. Perhatikanlah bagaimana Paulus mengungkapkan konsep ini: “Berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati” (Ef. 5:19). Baca juga Kol. 3:16. Paulus membuat sangat jelas fungsi horisontal ini. Dia berkata dengan jelas bahwa hendaknya kita berbicara satu dengan yang lain dengan lagu yang kita nyanyikan, dan dia merinci bagaimana ini terjadi, yaitu kita mengajar dan menasihati satu dengan yang lain melalui pujian.

4. Pujian menyediakan orang-orang percaya kesempatan untuk mengakui iman mereka di hadapan orang lain. Pujian secara berjemaat menolong kita untuk menggunakan vokal lebih banyak di dalam mengekspresikan iman kita, karena pujian sesungguhnya adalah memberikan pernyataan dengan vokal. Jika kita mau mengakui nama Yesus di dalam ibadah penyembahan, kita akan mendapat keberanian lebih banyak untuk menyatakan nama-Nya di hadapan orang tidak percaya. Jika seseorang malu mengaku nama Yesus dengan suara keras di hadapan orang percaya, dia juga tidak akan pernah berani untuk menyatakan iman mereka kepada orang tidak percaya. Saat kita mengangkat suara kita di tengah jemaat, Tuhan akan menambahkan kemampuan kita untuk menyatakan iman kita dengan vokal kepada orang lain.

5. Kita memuji di tengah jemaat untuk menyatakan kemuliaan Tuhan di hadapan orang-orang yang tidak percaya. Sesungguhnya ada orang-orang tidak percaya yang mengunjungi ibadah-ibadah penyembahan kita, dan mereka menilai kita saat kita memuji. Seringkali kita perlu diingatkan bahwa kita selalu disoroti di dalam ibadah-ibadah penyembahan kita! Kesan apakah yang mereka peroleh bila mereka mendengarkan puji-pujian kita dan mengamati raut muka kita? Apakah mereka meresponi dengan berpikir, “Tanpa bergabung dengan orang-orang yang tidak beres ini saya sudah mendapat banyak problem?” Atau mereka menyaksikan vitalitan dan antusias kita yang meyakinkan mereka bahwa kita sedang mengambil bagian di dalam sesuatu yang sejati?

6. Kita mendapati bahwa pujian dan penyembahan memperkuat penerimaan Firman Tuhan. Survei terhadap para pengkhotbah membuktikan ketika mereka ditanya: “apakah Anda menemukan bahwa lebih mudah berkhotbah setelah jemaat membuka hati di dalam penyembahan?” Jawabannya hampir selalu menakjubkan, ya! Pertama, setelah gembala sidang menyembah bersama jemaat, dia akan merasakan secara lebih mantap hadirat Roh yang penuh urapan. Namun lebih penting, dengan menyembah, jemaat akan menjadi lebih terbuka untuk menerima Firman Tuhan.

Patung Yesus tertinggi

WARSAWA, KOMPAS.com — Sekitar 15.000 peziarah Kristen/Katolik dan turis, Minggu (21/11/2010), berkumpul di kota Swiebodzin di barat Polandia dalam sebuah peresmian sebuah patung Yesus tertinggi di dunia.

Patung setinggi 33 meter (seusia Yesus) yang dilambangkan sebagai perjalanan 33 tahun Yesus hidup di dunia ini langsung menjadi ikon baru negara Polandia.

Siaran langsung yang ditayangkan stasiun televisi Polandia itu menunjukkan prosesi keagamaan yang dihadiri oleh ribuan pemeluk Katolik, yang berbondong-bondong membawa bendera, plakat, dan spanduk bertuliskan Kristus Sang Raja Semesta sebagai nama patung itu.

"Monumen ini adalah wujud nyata keimanan kita terhadap Kristus," kata Uskup Stefan Regmunt yang memberkati patung itu dalam upacara yang dipimpin Kardinal Henryk Gulbinowicz.

Patung tersebut merupakan karya mantan pastor Katolik Roma, Sylwester Zawadzki, dan dinyatakan lebih tinggi 3 meter dari patung Kristus Sang Penebus di Brasil yang berdiri di puncak gunung, yang menghadap kota Rio de Janeiro.

Mahkota emas setinggi 3 meter memperindah patung seberat 440 ton itu, menyimbolkan tiga tahun masa tugas Kristus di Bumi, sehingga patung tersebut akan setinggi 36 meter.

Dengan undakan yang dibuat setinggi 16 meter, total ketinggian patung Kristus Sang Raja Semesta sekitar 52 meter. Sementara total ketinggian patung Yesus di Rio sekitar 38 meter.

"Kristus Sang Raja Semesta akan menyambut para turis dan pemeluk Katolik Polandia," kata Bapa Zawadzki, yang berulang kali memuji karya monumental tersebut, yang berdiri di atas undakan buatan setinggi 16 meter itu.

"Monumen tersebut dibangun untuk memenuhi misi keagamaan, bukan sebagai penarik perhatian," tegas pastor berusia 78 tahun itu.

Namun, TVN-24 melaporkan, ketinggian patung tersebut justru menjadi daya tarik para wisatawan.
Umat Kristen dan Katolik serta para wisatawan datang berbondong-bondong untuk mencari suvenir dan berfoto di monumen yang berjarak sekitar 90 kilometer dari perbatasan Jerman.

Pembangunan patung Kristus Raja Semesta ini 100 persen dibiayai melalui donasi dan kolekte para jemaat dan pendukung lain.

Sumber : kompas.com

Apakah Ibadah dalam Gereja Itu? - 1


Kali ini saya ingin mengajak kita untuk merenungkan ‘Apakah Ibadah dalam Gereja itu?’ Pada dasarnya ada dua ansur penting yang kita lakukan ketika kita beribadah di dalam gereja. Dua unsur tersebut adalah aspek Vertikal dan aspek Horisontal.

Minggu ini kita akan membahas mengenai unsur atau aspek vertical terlebih dahulu, dan nanti aspek horizontal akan di bahas pada pesan gembala yang kan datang.

ASPEK VERTIKAL
1. Alasan utama penyembahan adalah melayani Tuhan.
Sikap dasar penyembahan bukanlah “Berkati aku, Tuhan,” melainkan “Aku akan memberkati (memuji) Tuhan!” Kebanyakan dari antara kita akan mengaku bahwa seringkali kita pulang ke rumah dari ibadah penyembahan dengan bersungut-sungut karena penyembahan tidak memuaskan hati kita seperti pekan ini, kita mungkin menjawab, “Ya, dalam skala 1 sampai 10, saya menaruhnya di sekitar 5.” Namun, jika maksud utama penyembahan adalah untuk memberkati dan memuliakan Tuhan, lalu mengapa saya marah bila saya tidak mendapat berkat? Pertanyaannya bukanlah apakah ibadah penyembahan memberkati saya, melainkan apakah ia memberakti Tuhan. Yang penting bukanlah apa yang saya pikir mengenai ibadah hal ini! Ia masuk peringkat ke berapa dalam skala-Nya dari 1 sampai 10? Apakah Dia berkenan? Apakah Dia senang dengan “korban pujian” kita?

2. Kita juga menyembah supaya kita menyadari secara lebih baik hadirat Tuhan yang dinyatakan. Alkitab mengungkapkan bahwa Tuhan ada di segala tempat pada setiap saat (mahahadir), namun Tuhan menyatakan hadirat-Nya di dalam tingkat yang berbeda. Dia menyatakan diri-Nya pada satu tingkat “di mana dua atau tiga orang berkumpul.” Namun bilamana sekelompok umat Tuhan berkumpul untuk menyanyikan pujian pengagungan bagi Tuhan, Dia “mendiami” pujian itu dan mengungkapkan hadirat-Nya dengan cara yang sangat istimewa di antara umat-Nya yang sedang memuji (lihat Mazmur 22:4).

3. Alasan ketiga untuk penyembahan dalam jemaat, dalam aspek vertikal adalah menyediakan tempat persemaian untuk pengoperasian karunia-karunia Roh Kudus dan berbagai macam pelayanan rohani. Karunia-karunia Roh Kudus dibagi-bagikan menurut kedaulatan kehendak Tuhan dan puji-pujian kita tidak merayu Tuhan untuk memberikan karunia-karunia-Nya. Namun sebuah ibadah penyembahan akan menyediakan lingkungan yang paling baik untuk menggerakkan karunia-karunia Roh. Tanpa suasana penyembahan, karunia-karunia tampaknya jarang sekali dinyatakan; namun di dalam konteks penyembahan Roh Kudus dapat bekerja lebih bebas.

4. Terakhir, kita menyembah untuk membuka saluran-saluran komunikasi antara kita dan Tuhan. Orang-orang Kristen dapat berpura-pura kelihatan rohani di dalam pakaian hari Minggu mereka, namun di dalam hati mereka dapat merasa jauh dari Tuhan. Beberapa mungkin belum berdoa atau menyembah atau berkomunikasi dengan Tuhan sejak kebaktian terdahulu yang mereka hadiri. Mungkin kita akan terkejut jika kita mengetahui betapa banyak orang Kristen yang lupa membaca Alkitab mereka atau memberikan yang baik untuk berdoa dalam sepekan. Orang lain mungkin datang ke suatu pertemuan dengan perasaan kacau bersalah dan depresi. Ibadah penyembahan adalah kesempatan untuk menemukan kekuatan baru di dalam hadirat Tuhan.

Bagaimana dengan kita? Apakah unsur-unsur dari aspek vertikal sudah kita jalankan dalam kehidupan ibadah kita kepada Tuhan.

Aspek selanjutnya akan kita pelajari pada edisi yang kana dating. Kiranya Tuhan Yesus memberkati kita sema.

Baca juga : Apakah Ibadah dalam Gereja itu? - 2

Dr. Johannes Leimena: Pahlawan Nasional Republik Indonesia

JAKARTA: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya menetapkan Dr. Johannes Leimena sebagai Pahlawan Nasional tanggal 11 November 2010 di Istana Negara, setelah mendapat rekomendasi dari Sekretariat Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan. Usulan mengenai hal ini diajukan oleh pemerintah dan masyarakat Maluku sejak awal 2010 ini.

“Walaupun begitu, beliau bukan cuma milik dan kebanggaan orang Maluku, tapi juga milik dan kebanggaan seluruh rakyat Indonesia,” ujar Jakob Tobing, Presiden Institut Leimena.

“Secara pribadi, sikapnya yang tulus, sangat menghargai dan menghayati kemajemukan menyebabkan ia selalu berempati kepada bangsa Indonesia tanpa membeda-bedakan. Itu merupakan keteladanan yang amat berharga bagi bangsa yang majemuk ini. Karena itu kami menyambut baik, sangat menghargai, dan berterima kasih kepada Presiden SBY yang telah menangkap hati nurani rakyat untuk menganugerahkan gelar pahlawan nasional bagi tokoh bangsa kita ini.” ujar Jakob Tobing.
Para pemimpin umat beragama pun turut menyambut penghargaan ini.

Dr. Ahmad Syafii Maarif (Pendiri Maarif Institute dan Mantan Ketua PP Muhammadiyah) menyatakan ia senang sekali mendengar kabar ini. “Jadi usaha kita tidak sia-sia!” ujar Buya Maarif yang memberikan refleksinya mengenai Om Yo (panggilan akrab Dr. Leimena) di ”Dr. Johannes Leimena’s Memorial Lecture” yang dihadiri oleh para tokoh dari berbagai propinsi di Indonesia bulan September 2010 lalu.

“Beliau adalah contoh yang baik untuk generasi yang akan datang. Dia bukan seorang pemburu harta karun ketika menjabat sebagai menteri, tapi bekerja untuk melayani orang. Itu filsafat hidup yang perlu kita renungkan dan canangkan. Selain itu, kesetiakawanan dan konsistensinya juga tinggi sekali. Walaupun Bung Karno jatuh, dia tetap membela demi kepentingan bangsa Indonesia. Bahkan jika kita tidak setuju dengan hal itu, konsistensinya tetap perlu dicontoh. Jadi ia adalah contoh bukan hanya untuk orang Kristen, tapi juga untuk seluruh masyarakat Indonesia.” ujar Buya Maarif.

Para pemimpin gereja di Indonesia pun mengungkapkan kebahagiaan mereka:
“Penghargaan ini menunjukkan bahwa negara akhirnya mengakui Jo Leimena sebagai nasionalis sejati yang inspirasi hidupnya didasarkan atas imannya. Selain itu, ia adalah teladan dari seorang negarawan: walaupun berbeda pendapat, tapi tidak pernah bermusuhan secara pribadi,” ujar Pdt. Dr. Andreas A. Yewangoe (Ketua Umum PGI – Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia)

Pdt. Dr. Nus Reimas (Ketua Umum PGLII – Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili di Indonesia) menyatakan “ini menjadi suatu kebanggan karena walaupun dia seorang Kristen, tapi ia memiliki iman dan karakter yang luar biasa sebagai negarawan. Ini memberikan cerminan dan dorongan pada generasi muda untuk tampil tanpa motivasi yang lain selain untuk melayani, seperti kata-kata Dr. Leimena yang terkenal: “politik bukan jalan pintas bagi kekuasaan, tapi sebagai kesempatan untuk mengabdi.” ujar Pdt. Dr. Nus Reimas.

Sementara itu Pdt. Dr. Robinson Nainggolan (Ketua Harian PGPI – Persekutuan Gereja-gereja Pentakosta Indonesia) mengharapkan agar ke depannya, para pemimpin Kristen bisa melahirkan orang-orang seperti Om Yo yang hidup bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri, tapi untuk memajukan bangsa secara keseluruhan.

Institut Leimena adalah sebuah lembaga non-profit di Jakarta yang mengkaji berbagai kebijakan dan permasalahan publik yang berkembang untuk ikut mendorong kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik, serta memfasilitasi program-program strategis yang relevan di tengah masyarakat.

Institut ini dinamai dengan menggunakan nama “Leimena” untuk mengenang Dr. Johannes Leimena (1905-1977), negarawan dan gerejawan Indonesia, serta berupaya meneladani kepemimpinan beliau yang mengedepankan kasih dan melayani semua kalangan.
Sumber-sumber informasi lebih lengkap mengenai Dr. Johannes Leimena dapat di download di www.leimena.org/biografi.html. Di dalamnya terdapat informasi berisi:

  • Ringkasan Biografi Dr. Johannes Leimena
  • Dokumen Bersejarah, yang berisi antara lain :
  1. Buku berjudul “The Ambon Question: Facts and Appeal” (ditulis oleh Dr. Leimena tahun 1950 untuk menjawab beberapa pertanyaan seputar kasus “Republik Maluku Selatan” (RMS) yang merebak saat itu. Penulisan buku itu didorong oleh Dewan Gereja-gereja se-Dunia (World Council of Churches) yang saat itu meminta penjelasan dari Dr. J. Leimena.
  2. Surat-surat kenegaraan resmi yang ditulis oleh Dr. Leimena atau ditujukan kepada Dr. Leimena.
  • Foto-foto yang menggambarkan berbagai peristiwa yang terjadi dalam hidup Dr. Leimena.
  • Komentar para tokoh nasional & internasional dari berbagai latar belakang mengenai Dr. Leimena.
  • Materi dari Johannes Leimena Memorial Lecture 2010, antara lain berisi power point dan atau makalah dari Prof.Dr. Emil Salim, Dr. Ahmad Syafii Maarif, dan Jakob Tobing, M.P.A.


Informasi lebih lanjut, hubungi:
Grace Emilia (Director Communications & Marketing Institut Leimena) di
Email: atau di HP: 0815.719.1217

Sumber: Institute Leimena, 2010
Sumber : www.pgi.or.id

Hidup adalah Menjadi Berkat

Aku meminta kepada Tuhan untuk menyingkirkan PENDERITAANKU
Tuhan menjawab: “TIDAK!”
Itu bukan untuk Kusingkirkan, tetapi agar kau MENGALAHKANNYA!

Aku meminta kepada Tuhan untuk menyembuhkan KECACATANKU
Tuhan menjawab: “TIDAK!”
Jiwa adalah SEMPURNA, badan hanyalah SEMENTARA!

Aku meminta kepada Tuhan untuk menghadiahkanku KESABARAN
Tuhan menjawab: “TIDAK!”
Kesabaran adalah HASIL DARI KESULITAN; itu tidak dihadiahkan, itu harus dipelajari.

Aku meminta kepada Tuhan untuk memberiku KEBAHAGIAAN
Tuhan menjawab: “TIDAK!”
Aku memberimu BERKAT. Kebahagiaan adalah tergantung padamu!

Aku meminta kepada Tuhan untuk menjauhkan PENDERITAAN
Tuhan menjawab: “TIDAK!”
Penderitaan menjauhkanmu dari perhatian duniawi & membawamu mendekat padaKU!

Aku meminta kepada Tuhan untuk MENUMBUHKAN ROHKU
Tuhan menjawab: “TIDAK!”
Kau harus menumbuhkannya sendiri, tetapi Aku akan memangkas untuk membuatmu berbuah!

Aku meminta kepada Tuhan segala hal sehingga aku dapat MENIKMATI HIDUP
Tuhan menjawab: “TIDAK!”
Aku akan MEMBERIMU HIDUP, sehingga kau dapat menikmati segala hal!

Aku meminta kepada Tuhan membantuku mengasihi orang lain seperti Ia mengasihiku
Tuhan menjawab: “Aaahhh, akhirnya kau mengerti!”

HARI INI ADALAH MILIKMU, JANGAN SIA-SIAKAN.
BAGI DUNIA KAU MUNGKIN HANYALAH SESEORANG, TETAPI BAGI SESEORANG KAU MUNGKIN DUNIANYA. JADILAH BERKAT SENANTIASA!

10 Alasan Mengapa Saya Memberi Persepuluhan

Halleluya!! Terpujilah Nama Tuhan karena kasih setia-Nya yang tak pernah berakhir dalam kehidupan kita. Saya percaya kita semua berada dalam perlindungan dan pemeliharaan-Nya. Sungguh Allah kita adalah Allah yang bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita. Puji Tuhan!

Kali ini saya ingin kita mengajak kita semua belajar mengenai hal persepuluhan. Saya percaya kita semua sudah melakukan kewajiban kita untuk membayar persepuluhan, karena itu sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Tetapi mungkin ada di antara kita yang belum memahaminya secara utuh mengapa kita melakukan hal tersebut. Ada 10 alasan mengapa kita memberi persepuluhan di gereja.
  1. Kita memberi persepuluhan karena kita mengasihi Allah. Saya mengenalnya sebagai satu-satunya Allah yang kekal yang telah menciptakan alam semesta dan segala apa yang ada di dalamnya; oleh karena itu, Dialah satu-satunya yang memenuhi syarat untuk menerima apa yang terbaik dari saya.
  2. Saya memberi persepuluhan oleh karena sesuatu telah Allah lakukan bagi saya. Dia telah memberikan Anak-Nya yang tunggal. Dia telah menyelamatkan saya dari kehancuran dan memberkati saya dengan apa yang saya miliki. Dia berkata: ”Ujilah Aku” (Mal. 3:10). Saya telah menguji apa yang dikatakan-Nya, dan Dia telah membuktikan diri-Nya bahwa Ia setia dalam menepati janji.
  3. Saya memberi persepuluhan oleh karena itu merupakan rancangan Allah dalam membiayai perluasan kerajaan-Nya. Dia berkata: ”Demikian juga segala persembahan persepuluhan..., adalah milik Tuhan; itulah persembahan kudus bagi Tuhan” (Im. 27:30). Tidak hanya kudus bagi Tuhan tetapi sepenuhnya milik Tuhan.
  4. Saya memberi persepuluhan oleh karena dengan melakukannya menyebabkan saya bersukacita. Melakukan kehendak Tuhan dalam hal ini memberi kedamaian dan sukacita bagi hati saya.
  5. Saya memberi persepuluhan oleh karena gereja saya membutuhkan itu. Yesus menekankan gereja; karena itu saya juga turut memikirkan gereja sebab saya mengarahkan pikiran kepada Kristus.
  6. Saya memberi persepuluhan oleh karena jiwa-jiwa yang terhilang membutuhkan Injil. Alkitab mengatakan: ”Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu..., supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku” (Mal. 3:10). Orang-orang akan dijangkau dan diselamatkan bila anak-anak Tuhan membawa persepuluhannya ke dalam rumah perbendaharaan Tuhan.
  7. Saya memberi persepuluhan oleh karena saya menginginkan berkat-berkat Tuhan. Allah memberkati sembilan-persepuluh (9/10) dari penghasilan saya. Dia berjanji untuk mencurahkan berkat sehingga tidak ada tempat lagi untuk menampungnya. Ini bukan selalu berbentuk materi, tetapi dalam bentuk di mana saya sendiri saja yang menyadarinya.
  8. Saya memberi persepuluhan oleh karena saya ingin meraih kelimpahan dalam Allah. ”Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga” (II Kor. 9:6). Seseorang menuai apa yang ditaburnya (Lih. Gal. 6:7).
  9. Saya memberi persepuluhan untuk melindungi harta milik saya. Alkitab mengatakan: ”Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusaknya dan pencuri membongkar serta mencurinya” (Mat. 6:19).
  10. Saya memberi persepuluhan oleh karena saya tidak ingin menjadi seorang pencuri (perampok). Allah katakan bahwa orang-orang mencuri/merampok dari-Nya ketika mereka menahan dan bahkan menolak memberi persepuluhan dan persembahan-persembahan khusus. (Lihat Mal. 3:8, 9). Persepuluhan adalah milik Allah.

Kiranya Tuhan menolong kita semua dapat hidup sesuai dengan perintah Tuhan. Tuhan memberkati! Halleluya!

(Sumber: Pentacostal Evangel)

7 Mentalitas Profesional

Kini adalah zaman profesional. Abad 21 dicirikan oleh globalisasi yang serba kompetitif dengan perubahan yang terus berlomba.

Sebuah kisah kehidupan Harimau dan Rusa dalam Perlombaan Saat Matahari Terbit.

Setiap pagi di Afrika, seekor rusa bangun. Ia tahu bahwa ia harus berlari lebih cepat daripada singa tercepat. Jika tidak, ia akan terbunuh.

Setiap pagi seekor singa bangun, ia tahu bahwa ia harus berlari cepat daripada rusa terlamban. Jika tidak, ia akan kelaparan. Tidak penting apakah Anda sang rusa atau sang singa, saat matahari terbit, Anda sebaiknya mulai berlari.

Tidak terbayangkan lagi ada organisasi yang bisa bertahan tanpa profesionalisme.
Mari membangun mentalitas profesional.

1. Mentalitas Mutu (Efesus 1: 3 , 21)
Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga , jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang.

Seorang pengerja sudah seharusnya dan selayaknya menampilkan kinerja terbaik yang mungkin bisa dilakukan dan berusaha agar berada di tingkat terbaik. ( Cutting edge ) di bidang yang dipercayakan Tuhan.

Profesionalisme tidak identik dengan pendidikan tinggi. Yang utama adalah sikap dasar atau mentalitas. Maka seorang penyanyi di daerah terpencil misalnya, meskipun tidak lulus SMP, namun sanggup bernyanyi dengan segenap hati sampai dihasilkan suatu suara terbaik, sebenarnya adalah seorang profesional. Seorang guru SD di desa Papua yang mengajar dengan segenap dedikasi demi kecerdasan murid-muridnya adalah seorang profesional.

Jadi mentalitas mutu adalah seorang profesional yang memiliki standar kerjanya yang tinggi dan berorientasikan pada kemuliaan Tuhan.

2. Mentalitas Kasih (Roma 13:8)
Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapa pun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.

Seorang pengerja selalu dimotivasi oleh keinginan mulia berbuat baik. Istilah baik di sini berarti berguna bagi pekerjaan Tuhan. Aspek ini melengkapi pengertian baik dalam mentalitas pertama, yaitu mutu. Baik dalam mentalitas kedua ini berarti goodness yang dipersembahkan bagi kesejahteraan masyarakat.

Mutu kerja seorang profesional tinggi secara teknis, tetapi juga harus tinggi nilai Kasihnya.
Apapun yang dikerjakan bukan hanya dengan keahlian dan kemampuan terbaiknya, juga harus dengan ketulusan dan kejujuran seperti yang tertulis dalam Alkitab.

3. Mentalitas Melayani (1 Petrus 4:10)
Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.

Pengerja Tuhan tidak bekerja untuk tugas yang dipercayakan saja, apalagi hanya untuk kepuasan diri sendiri saja tanpa peduli pada sekitarnya.

Hakekat melayani, adalah kesadaran untuk melayani, menolong , bekerja sama dengan orang lain.
Dalam melakukan pekerjaannya, seorang profesional yang memiliki mentalitas melayani maka dia akan melakukan tugasnya dengan jujur, tulus dan berintegritas.

4. Mentalitas Pembelajar (Matius 11:29 - 1 Koristus 4:6)
Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Supaya dari teladan kami kamu belajar apakah artinya ungkapan: "Jangan melampaui yang ada tertulis", supaya jangan ada di antara kamu yang menyombongkan diri dengan jalan mengutamakan yang satu dari pada yang lain.

Seseorang yang ingin maju, harus mau dan berani untuk belajar, seorang olah ragawan, sebelum bertanding tentu dilakukan persiapan dan belajar yang cukup, baru bisa ada kesempatan nntuk meraih piala.

Begitu juga di bidang lain, seorang pekerja profesional adalah dia yang telah mendapat pendidikan dan pelatihan khusus di bidang profesinya.
Jadi mentalitas pembelajar adalah keinginan belajar untuk terus bertumbuh dan mempertajam kemampuannya.

5. Mentalitas Pengabdian (I Petrus 5:2)
Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.

Seorang pengerja memilih dengan sadar satu bidang pelayanan yang akan dilayaninya sebagai pelayanan. Pilihannya ini biasanya terkait erat dengan ketertarikannya pada bidang itu, bahkan ada semacam rasa keterpanggilan untuk mengabdi di bidang tersebut. Mula-mula, pilihan itu dipengaruhi oleh bakat dan kemampuannya yang digunakannya sebagai dasar melayani.

Pengabdian yang bermula pada dasar pelayanan akan bertumbuh kembang seperti sebuah hubungan cinta antara sang pekerja dengan pekerjaannya.

Hubungan ini mirip dengan hubungan jejaka-gadis yang jatuh cinta. Semakin mereka mengenal, rasa cinta makin kental, dan akhirnya mengokohkan hubungan itu secara marital. Demikian juga seorang profesional, semakin ia menekuni profesinya semakin timbul rasa cinta. Dan bila hatinya sudah mantap betul maka ia memutuskan untuk hanya menekuni bidang itu sampai tuntas dan menyatu padu dalam sebuah ikatan cinta yang kekal. Demikianlah, seorang profesional mengabdi sepenuh cinta pada profesi yang dipilihnya.

6. Mentalitas Kreatif (Efesus 1:17)
Dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.

Rasul Paulus mengatakan seorang olahragawan baru bisa meraih piala kemenangan apabila mau berlatih dan memenuhi aturan aturan yang ditetapkan. Untuk meraih kemenangan tidak melulu soal teknis, tetapi juga seni. Disinilah dituntut kreatifitas dan inovasi dalam mencapai keberhasilan.

Seorang pekerja profesional, sesudah menguasai kompetensi teknis di bidangnya, berkembang terus ke tahap seni. Dia akan menemukan unsur seni dalam pekerjaannya. Dia akan menghayati estetika dalam profesinya. Mata hatinya terbuka lebar melihat kekayaan dan keindahan profesi yang ditekuninya. Seterusnya, perspektif, keindahan, dan kekayaan ini akan memicu kegairahan baru bagi sang profesional yang pada gilirannya memampukannya menjadi pekerja kreatif, berdaya cipta, dan inovatif.

7. Mentalitas Etis - Moral (II Timotius 3:16)
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

Seorang pengerja, sesudah memilih bidang pelayanannya, menerima semua konsekuensi pilihannya, baik manis maupun pahit. Profesi apa pun pasti terlibat menggeluti wacana moral yang relevan dengan profesi itu. Misalnya pelayanan paduan suara menggeluti moralitas di seputar etika tarik suara, profesi gembala menggeluti moralitas kehidupan, profesi usher menggeluti moralitas keramah tamahan, begitu seterusnya dengan profesi lain.

Maka seorang profesional sejati tidak akan menghianati etika dan moralitas profesinya demi kepuasan pribadi, uang atau kekuasaan.

Jika profesinya dihargai dan dipuji orang, dia juga akan menerimanya dengan wajar dan mengembalikan itu semua kepada Tuhan.

Pdm.Thomas Herry.

Sumber Tulisan:
LAI
Jansen H. Sinamo.

Belajar dari Keledai

Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Hewan itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam, sementara si petani memikirkan apa yang harus dilakukannya.

Akhirnya, ia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun (ditutup - karena berbahaya); jadi tidak berguna untuk menolong si keledai. Ia mengajak tetangga-tetangganya untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur. Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian. Tetapi kemudian, semua orang takjub, karena si keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang karena apa yang dilihatnya. Walau punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang-guncangkan badanya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu. Sementara tetangga-tetangga si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, si keledai terus juga mengguncangkan badannya dan melangkah naik. Segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan melarikan diri!

Kehidupan dan pelayanan terus saja menuangkan tanah dan kotoran kepadamu, segala macam tanah dan kotoran. Cara untuk keluar dari "sumur" (kesedihan, kekecewaan, sakit hati dan masalah) adalah dengan mengguncangkan segala tanah dan kotoran dari diri kita (pikiran dan hati kita) dan melangkah naik dari "sumur" dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai pijakan. Setiap masalah dan tantangan yang kita hadapi merupakan satu batu pijakan untuk melangkah. Kita dapat keluar dari "sumur" yang terdalam dengan terus berjuang, jangan pernah menyerah!

Guncangkanlah hal negatif yang menimpa dan melangkahlah naik! Ingatlah aturan sederhana tentang Kebahagiaan:

  • Bebaskan dirimu dari kebencian serta iri dan dengki
  • Bebaskanlah pikiranmu dari kecemasan
  • Hiduplah sederhana
  • Berilah lebih banyak
  • Berharaplah lebih sedikit
  • Tersenyumlah, dunia akan terasa lebih damai
  • Banyaklah bersyukur dg apa yang kita peroleh
  • Berusaha lebih dekat dengan Tuhan
  • Memberi maaf baik kepada teman, musuh, maupun kepada DIRIMU SENDIRI.

Gereja yang Missioner

Puji Tuhan! Dalam Suara Gembala minggu ini saya ingin mengetengahkan sebuah wacana mengenai gereja. Tentulah kita sepakat bahwa kita tidak ingin gereja kita hanya biasa-biasa saja, yang hanya sekedar menjalankan program dan mengadakan acara demi acara. Melainkan kita mau gereja membawa dampak bagi semua orang, baik yang ada di sekitar gereja itu berdiri maupun sampai ke ujung bumi. Ada lima hal yang ingin saya kemukakan kepada kita semua mengenai gereja seperti apakah yang ingin kita capai. Kelima hal ini akan merupakan misi dari gereja kita.

1. MENJADI GEREJA YANG MENJALANKAN AMANAT AGUNG KRISTUS MELALUI PENGINJILAN, PEMURIDAN, PELAYANAN, PERSEKUTUAN, DAN PENYEMBAHAN SECARA ALKITABIAH.
Jelas tertera dalam Amanat Agung Yesus Kristus kepada gereja-Nya yang tertuang di dalam Matius 28:18-20 yang mengatakan: Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." Dari ayat ini jelas, bahwa memberitakan Injil kepada dunia adalah kehendak Allah bagi setiap orang percaya, bukan hanya kepada mereka yang disebut pendeta. Kita semua mempunyai tanggung jawab yang sama di hadapan Tuhan untuk menyampaikan kabar baik ini dan membawa mereka kepada Tuhan.

2. GEREJA YANG KUDUS, SERTA SIAP MENYAMBUT KEDATANGAN KRISTUS.
Di dalam 1 Petrus 1:16 di katakan: “Kuduslah kamu, sebab AKu kudus.” Ini adalah prinsip yang tidak dapat di tawar lagi jika kita mau mengikut Kristus. Yesus Kristus adalah Allah yang kudus yang adalah kepala atas kita. Sebagai tubuh-Nya, bagaimana mungkin kita tidak hidup dalam kekudusan? Dalam ayat 15 dalam pasal yang sama dikatakan: “tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu…” Tentu kita sebagai orang percaya punya kerinduan untuk suatu kali kelak kita dapat berjumpa dengan Dia. Dan salah satu syarat mutlak yang harus kita penuhi adalah menjaga hidup kita tetap kudus di hadapan Tuhan. Ibrani 12:14 mengatakan: “Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.”

3. MENJADI KELUARGA ALLAH YANG SALING MENGASIHI, SALING HORMAT, DAN SALING MEMPERHATIKAN.
Bagian ini berkaitan dengan hubungan kita satu terhadap yang lain sebagai tubuh Kristus. Allah mau agar kita saling menjadi berkat, baik melalui sikap hati, tingkah laku dan tutur kata kita. Firman Tuhan di dalam 1 Petrus 1:22 berkata: “Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.” Kita harus bisa menjaga sedemikian rupa hubungan persaudaraan dalam Tuhan ini agar tercipta kebersamaan dan persatuan demi tercapainya misi Tuhan di dalam gereja kita.

4. MENJADI GEREJA YANG TAKUT AKAN TUHAN, RENDAH HATI, TIDAK SOMBONG, JUJUR, DAN DAPAT DIPERCAYA.
Marilah masing-masing kita saling merendahkan diri dan menundukkan diri kita di bawah tuntunan Roh Allah saja, agar tercipta kesatuan pikiran, kesatuan perasaan dan rasa saling mengasihi karena di ikat oleh kasih Tuhan. Dalam 1 Petrus 3:8, 9 ada tertulis: “Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati.”

5. MENJADI GEREJA YANG SUNGGUH MENYENANGKAN TUHAN, SUKA BERDOA, SERTA DISUKAI SEMUA ORANG.
Kita diciptakan Allah dengan tujuan untuk menjadi kesenangan bagi-Nya. Oleh karena itu kita harus dengan setia membangun hubungan dengan Allah, bukan saja secara pribadi, di rumah-rumah dan juga secara berjemaat. Disamping itu saling memberkati satu dengan yang lain di antara sidang jemaat juga merupakan kehendak Tuhan dalam kehidupan kita. Kisah Para Rasul 2:46-47 mengatakan: “Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.”
Marilah kita melakukan semuanya itu dengan sukacita dan dengan tujuan untuk kemuliaan nama Tuhan Yesus Kristus. Saya percaya jika kita dapat melakukan itu semua, gereja kita akan sangat diberkati oleh Tuhan dan gereja kitapun akan menjadi berkat bagi banyak orang. Puji Tuhan! Amin.

14 Hal yang Membuat Hidup Saudara Tidak Biasa

  1. Belajar tersenyum bila masalah datang.
  2. Tetap berpenampilan menarik meskipun dalam saat berpuasa.
  3. Tulus seperti merpati supaya jangan menipu, cerdik seperti ular supaya jangan ditipu (berhikmat).
  4. Boleh lupa dompet asal jangan lupa doa.
  5. Punyailah iman yang dapat melihat kesempatan dalam kesulitan dan bukan melihat kesulitan dalam kesempatan.
  6. Layanilah Tuhan dengan karunia yang Tuhan berikan, karena banyak yang mampu (melayani) tetapi tidak mau dan banyak yang mau tapi tidak mampu.
  7. Jadikan persembahan saudara menjadi penyembahan dan bukan penyesalan.
  8. Layanilah Tuhan dengan sukacita dan bukan dengan suka-suka.
  9. Pilihlah makanan saudara sesuai dengan kebutuhan, bukan keinginan.
  10. Jadilah Kristen yang kritis tetapi jangan penuh kritik.
  11. Lebih baik engkau berdiam dan dikira orang bodoh daripada banyak bicara dan membuktikan engkau bodoh (Ams. 17 : 28).
  12. Jadikanlah Alkitab sebagai "Obat Kuat" dan bukan "Obat Tidur".
  13. Lakukanlah yang benar, bukan apa yang kamu rasa benar.
  14. Terimalah orang lain apa adanya, bukan "ada apanya.”

Syarat-Syarat Mengikut Yesus

Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Matius 16:24

Shallom! Apa kabar Sidang Jemaat?? Tentu saja kabar kita dahsyat, karena memang Allah yang kita sembah adalah Allah yang dahsyat. Terpujilah nama Tuhan! Pada edisi Suara Gembala kali ini saya ingin mengingatkan kembali kepada dua khotbah saya yang terdahulu. Saya percaya kita semua adalah orang-orang yang telah diselamatkan oleh Tuhan Yesus Kristus. Kita semua pastilah mengucap syukur karena kita telah memperoleh jaminan keselamatan dan menjadi pengikut Kristus. Tapi ingat, ada syarat yang harus kita penuhi untuk menjadi pengikut Kristus yang sejati. Apa sajakah syarat-syarat untuk menjadi pengikut Kristus?

I. HARUS MENYANGKAL DIRI
Maksud dari menyangkal diri adalah keberanian untuk melupakan diri sendiri atau tidak mengutamakan diri sendiri. Contohnya jika pada suatu waktu ketika kita akan pergi ke Gereja ternyata gerimis, namun kita tetap bersemangat untuk pergi beribadah. Hal ini menunjukkan kita lebih mementingkan hubungan kita dengan Tuhan daripada memikirkan bahwa kita akan kehujanan atau bahkan sakit karenanya.

Atau arti yang lain menghilangkan keinginan diri sendiri dan mengikuti apa yang Tuhan kehendaki dalam kehidupannya. Contohnya jika kita mendapat berkat kita tidak hanya memanfaatkan untuk diri kita sendiri tetapi kita juga melihat orang lain yang membutuhkan. Karena bisa saja berkat tersebut Tuhan maksudkan untuk orang lain, dan Ia memakai kita untuk menjadi saluran dari berkat tersebut. Oleh karena itu penting bagi kita untuk peka dengan berkat Tuhan, agar kita tahu kepada siapakah berkat ini seharusnya diterima. Contoh yang lain, misalnya pada jam-jam ibadah, di televisi ada siaran langsung pertandingan tinju di mana Chris John akan bertarung, atau pertandingan sepakbola antara Brazil dan Inggris. Ini tentu akan sangat menarik bagi kita para penggemar tinju atau sepak bola. Dalam kesempatan seperti inilah kita bisa menunjukkan penyangkalan diri bahwa kita lebih mengutamakan Yesus, yang sudah mati untuk menebus dosa kita, dan pergi beribadah daripada menonton apa yang sifatnya hanya kesenangan diri sendiri.

Mengapa kita harus menyangkal diri? Karena jika kita masih mementingkan diri sendiri, Tuhan tidak bisa masuk ke dalam hati kita. Hal ini karena masih ada sifat egois di dalam hidup kita, masih ada keinginan daging yang belum dikalahkan, bahkan masih ada tabiat dosa di dalam hidup kita, dan kecenderungannya adalah kita menjadi orang yang tidak mau diatur.

II. IA HARUS MEMIKUL SALIB
Salib adalah lambang penderitaan (I Ptr. 2:21), kematian (Kis. 10:39), kehinaan (Ibr. 12:2), cemoohan (Mat. 27:39) dan penolakan (1 Ptr. 2:4). Disini kita mendapati ada 3 macam pergumulan dan penderitaan yang dapat dikategorikan sebagai salib. Yang pertama, kita menderita dalam perjuangan melawan dosa seumur hidup. Roma 6:6 menulis: ”Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.” Kita harus menyalibkan semua keinginan dosa (Rm. 6:21-13). Kita harus benar-benar menjaga kehidupan kita agar kita tidak kedapatan berdosa. Kita harus bisa berkata YA di atas YA dan TIDAK di atas TIDAK!

Yang kedua, Kita menderita dalam peperangan iblis dan kuasa-kuasa kegelapan ketika kita memajukan Kerajaan Allah. 2 Korintus 2: 4-5 berkata: ”karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus…” Kita harus ingat dan sadar ketika kita menjadi pengikut Kristus pada saat itu kita telah menjadi musuh Iblis, oleh karena itu kita harus waspada senantiasa dengan mendekatkan diri kepada Tuhan.

Yang ketiga, kitapun harus siap menanggung ejekan dan kebencian dari dunia (Baca Yohanes 15:18-25). Betapa seringnya orang percaya dibenci, diejek bahkan disakiti oleh orang-orang yang tidak percaya, tapi Tuhan Yesus sudah menyatakan itu kepada kita dalam Yohanes 15 tadi, oleh karena itu tetaplah setia walau dunia menolak kita.

Tujuan memikul salib adalah agar kita hidup untuk Allah (Gal. 2:19) dan supaya Kristus hidup di dalam kita (Gal. 2:20). Dengan demikian jika Tuhan di pihak kita siapakah lawan kita?? Oleh karena itu janganlah kita hidup menjadi seteru salib (Flp. 3:17, 19) melainkan marilah kita bermegah karena salib itu (Gal. 6:14, 17).

Kiranya kita semakin bertumbuh di dalam Tuhan dan dapat memenuhi syarat untuk menjadi pengikut-pengikut Kristus yang sejati. Tuhan memberkati. Halleluya!

DOA : Kehendak Allah dan Kebutuhan Kita

Shalom Sidang Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus. Dalam Suara Gembala kali ini kita masih akan berbicara mengenai doa. Bisakah Bapak dan Ibu bayangkan seandainya kita dimasukkan ke dalam suatu ruangan hampa udara dan terkunci disana untuk 10 menit saja tanpa oksigen. Bagaimana rasanya? Pastilah kita akan merasa dada kita sesak. Benar, oksigen adalah sesuatu yang sangat kita perlukan dalam hidup kita. Demikian juga dengan doa, karena doa adalah nafas kehidupan rohani kita. Berapa banyak di antara kita yang suka berdoa?

Konon ada sebuah kisah seorang pengusaha sepatu yang hendak membuka usaha toko sepatu di daerah yang orangnya tidak tahu kegunaan sepatu. Teman-temannya berkata kepada pengusaha ini agar ia mengurungkan niatnya tersebut karena apa yang ia lakukan adalah sesuatu yang mustahil. Tapi justru pengusaha ini tetap pergi karena ia berpendapat bahwa jika orang-orang di daerah itu sudah tahu manfaat sepatu pastilah mereka akan membeli sepatu. Demikian juga dengan doa. Lihatlah contoh Yesus, “pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi keluar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana” (Mrk. 1:35). Yesus melakukannya bukan karena Ia adalah Tuhan, tetapi karena Yesus tahu manfaat doa bagi diri-Nya. Mengapa kita sangat perlu membangun kehidupan doa yang baik dalam hidup kita?

1. Karena Doa adalah Kerinduan Hati Allah terhadap Umat-Nya.
Allah mau kita membangun komunikasi dengan Dia. Yang menjadi kerinduan-Nya adalah mendengar suara-suara kita menaikan ucapan syukur kepada-Nya. Ibrani 13:15 mengatakan: ”Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.” Bahkan dalam I Tesalonika 5:18 dikatakan: “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”

2. Karena Doa adalah Pernyataan Kita kepada Allah bahwa Kita Membutuhkan DIA.
Benar, doa adalah tanda kita mengaku kepada Allah bahwa kita tidak mampu hidup tanpa pertolongan-Nya. Dan yang menarik, hati Allah benar-benar sangat disenangkan jika kita mengadukan masalah kehidupan kita kepada Allah. Oleh karena itu ia berjanji kepada setiap orang yang datang kepada-Nya bahwa Ia akan meolong mereka. Dalam Matius 7:7-8 dikatakan: ”Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.” Dan dalam Yeremia 33:3: “Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kau ketahui.” Allah sendiri memberi jaminan bahwa Ia akan menjawab doa-doa kita karena memang Allah kita adalah Allah yang memperhatikan umat-Nya (Bdg. Mzm. 65:3).

Bagaimana agar Doa kita dijawab oleh Allah?
Yakobus 5:16b – 18 menyatakan: ”Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya.”
Prinsip yang pertama yang harus dimiliki agar doa kita dijawab oleh Tuhan adalah kita harus hidup benar di hadapan Tuhan. Hal ini berbicara mengenai kekudusan hidup kita. Allah kita adalah Allah yang kudus, Ia mau kita juga hidup demikian. Kita harus hidup sesuai dengan kebenaran Firman-Nya. Hal kedua yang membuat doa kita dijawab oleh Allah adalah berdoa dengan yakin kepada Allah. Artinya dengan iman yang teguh tanpa keraguan sedikitpun. Yakobus 1:6-8 berkata: ”Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.”

Kiranya Tuhan Yesus menolong kita semua untuk semakin bertumbuh di dalam kehidupan doa kita, baik secara pribadi maupun secara berjemaat. Karena kita telah tahu bahwa betapa besar manfaat doa bagi kehidupan kita semua, dan kita juga tahu bahwa sebagai orang percaya kita tidak dapat hidup tanpa doa yang dilakukan secara terus menerus, yang menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam hidup kita. Tuhan memberkati kita semua!

Bidat-Bidat dalam Perjanjian Baru

Sejak abad pertama, gereja sudah menghadapai orang-orang yang berusaha memutarbalikan kebenaran sesuai dengan keinginan mereka. Mereka itu adalah: Pertama, kelompok yang me-yahudi-kan. Kelompok ini menekankan pemeliharan hukum Taurat secara teliti. Mereka menyatakan bahwa orang-orang bukan Yahudi yang menganut agama Kristen harus melakukan upacara fisik seperti penyunatan dan ketaatan kepada Hukum Taurat seperti yang dilakukan oleh orang Yahudi selama ratusan Tahun (Kis. 15:1-31). Kedua, penganut ajaran Gnostik. Mereka beranggapan bahwa Yesus bukan benar-benar anak Allah.

Mereka menganggap bahwa zat itu jahat dan roh itu baik. Mereka mengambil nama mereka dari kata Yunani gnosis (artinya pengetahuan), serta mengakui bahwa mereka memiliki pengertian khusus mengenai kebenaran-kebenaran rahasia dalam hidup ini. Paulus menyebut tiga orang yang meninggalkan iman mereka untuk menganut ajaran ini, yaitu Himeneus, Aleksander dan Filetus (I Tim. 1:20; 2 Tim. 2:17-18). Ketiga, pengikut Nikolaus. Nikolaus sendiri adalah penganut ajaran Yahudi (Kis, 6:5), yang kemudian mempunyai pengikut.

Mereka ini mencampuradukkan kekristenan dengan kekafiran. Mereka berpendapat, karena tubuh mereka masih dalam bentuk jasmani, karena itu jahat, maka hanya apa yang dilakukan oleh roh merekalah yang penting. Jadi, mereka merasa bebas untuk menuruti kehendak dalam melakukan hubungan seksual secara sembarangan, untuk memakan makanan yang sudah dipersembahkan kepada berhala, dan melakukan apa saja yang mereka senangi dengan tubuh mereka. Itulah sebabnya mereka mendapat tempat dalam salah satu bagian dalam aliran gnostik.

Pentingnya Membangun Kehidupan Doa

Ketika Tuhan Yesus masih berada di Bumi, sebelum Ia melakukan aktifitas untuk sepanjang hari itu dikatakan Firman Tuhan bahwa: “Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana“ (Markus 1:35).

Puji Tuhan sampai saat ini di gereja kita telah berlangsung doa pagi dan tambah hari Tuhan menambahkan jiwa-jiwa yang bergabung di dalam doa pagi ini. Doa pagi ini sebetulnya hanya berlangsung selama setengah jam yakni dari pukul 05.00–05.30, tapi seringkali jemaat sudah datang sebelum waktu tersebut. Ini menunjukkan bahwa ada suatu kerinduan yang besar untuk bersekutu dengan Tuhan dan rasa perlu akan pertolongan Tuhan dalam kehidupan mereka. Sekali lagi puji Tuhan.

Demikian juga doa malam yang diadakan setiap hari Jumat sebagai doa untuk seluruh pelayan Tuhan dan seluruh Sidang Jemaat. Berbicara mengenai doa malam, Tuhan Yesus kerap kali berdoa di malam hari bahkan dikatakan Ia berdoa semalam-malaman. “Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah“ (Lukas 6:12).

Gereja mula-mula juga memberikan teladan bagi kita dalam hal berdoa, karena dikatakan mereka tiap-tiap hari berada di Bait Allah, mereka sering berkumpul bersama-sama dan berdoa. “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekuuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah.“ (Kis. 2:42, 46 ).

Jadi doa adalah merupakan hal vital dalam kehidupan Gereja Tuhan, karena melalui doalah kita berkomunikasi dengan Bapa kita di Sorga. Seperti kata Firman Tuhan: “ADA TERTULIS : RUMAH-KU AKAN DISEBUT RUMAH DOA“ (Matius 21 : 13 ).

Sebagai gembala yang dipercayakan Tuhan untuk menggembalakan domba-domba-Nya, maka saya mengajak seluruh sidang jemaat mari kita tingkatkan doa kita. Baik itu doa pribadi, doa keluarga, doa bersama pelayan, dan doa bersama seluruh sidang jemaat, karena Firman Tuhan mengatakan: “Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya” (Yak. 5:16).

Kiranya Tuhan Yesus menolong kita agar dapat semakin bergiat di dalam kehidupan doa kita kepada Tuhan. Tuhan memberkati kita semua.

Memikul Salib

Ada 3 orang; A, B, dan C diberi tugas oleh Tuhan untuk memikul salib yang sama besar dan sangat berat menuju puncak sebuah bukit. Di sana Tuhan berjanji akan menjemput mereka ke Surga. Di tengah jalan ketiga orang itu melihat sebuah gergaji. Si B mulai berpikir dan menghasut kedua temannya untuk memotong salib mereka supaya salib itu menjadi ringan. Namun kedua temannya tidak menuruti usul si B, karena mereka taat dan mengasihi Tuhan. Kasih mereka kepada Tuhan membuat mereka mau dan rela memikul tanggung jawab yang Tuhan sudah berikan tanpa keluhan.

Singkat cerita si B memotong salibnya, sehingga dengan mudah ia mendahului kedua temannya. Sampai di puncak bukit, si B melihat sebuah jurang yang teramat lebar memisahkan puncak bukit itu dengan gerbang Surga. Di seberang jurang terlihat malaikat Tuhan yang sudah menanti kedatangan mereka. Dengan bersemangat si B menanyakan jalan mana yang bisa dipakainya untuk sampai ke gerbang Surga, tapi malaikat Tuhan itu menjawab, "Tuhan sudah sediakan jalan itu".
Si B sangat bingung karena dia sama sekali tidak melihat jalan yang dimaksud sang malaikat Tuhan.

Belajar Dari Kaleb

(Yosua 14: 6-15)

Kali ini kita akan belajar dari seorang tokoh Alkitab yang bernama Kaleb. Kaleb memang tidak sepopuler rekannya, Yosua, yang menjadi orang nomor satu di Israel setelah era Musa. Namun demikian Allah sangat menghargainya. Mengapa? Jawabannya karena Allah menjumpai kualitas unggul yang terdapat di dalam diri Kaleb. Apa saja keunggulan-keunggulan Kaleb?

1. IA MEMPUNYAI KETAATAN TOTAL KEPADA ALLAH.
Pada saat itu Kaleb telah berusia 85 tahun. Saat itu rupanya tugas penaklukan Tanah Perjanjian hampir selesai, namun demikian Kaleb belum melihat realisasi dari apa yang dijanjikan Allah kepadanya. Untuk itulah dia menghadap kepada pemimpinnya Yosua, dan memohon Hebron, daripadanya. Dalam pertemuan dengan Yosua inilah, kemudian Kaleb dalam ayat 6-9, menuturkan kembali apa yang terjadi 40 tahun lalu di Kadesh-Barnea, ketika dia dan Yosua berani berkata jujur dan melawan 10 pengintai yang lain. Kaleb dan Yosua merekomendasikan agar bangsa Israel maju dan menduduki Tanah itu karena Allah pasti menyertai mereka sesuai dengan apa yang dijanjikan-Nya.

Mengapa Jemaat Mula-mula Disukai Semua Orang?

Sidang Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, adalah suatu kerinduan/kebanggaan bagi setiap kita apabila bisa disukai semua orang. Kali ini kita akan belajar dari cara hidup jemaat mula-mula yang menolong kita untuk memahami bagaimana mereka bisa menjadi jemaat yang disukai semua orang:

Dia yang Menemani Aku

Di suatu tempat, ada satu keluarga atheis. Mereka mempunyai seorang anak perempuan berusia 7 tahun. Suatu malam, pasangan suami istri itu bertengkar. Pertengkaran itu menghebat, sampai akhirnya mereka pun saling mencaci satu sama lain. Akhirnya, dalam kekalapan akibat cacian istrinya, si suami pun meraih sebilah pisau dapur dan menikam istrinya berulang-ulang sampai sang istri meninggal dengan tubuh rusak penuh berlumurah darah. Selang beberapa waktu, si suami menyadari apa yang terjadi. Tanpa pikir panjang, ia pun menikamkan pisau ke jantungnya sendiri. Ia roboh, dan meninggal tepat di samping jenazah istrinya.

Semua kejadian itu disaksikan anak perempuan mereka dari balik pintu.

Mengucap Syukurlah Senantiasa

“Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” (I Tesalonika. 5:18)

Pada puncak dari karirnya, Mark Twain, dibayar 5 dollar untuk tiap kata yang ditulisnya. Suatu hari ada seseorang menulis surat kepadanya sembari menyelipkan uang 5 dollar di dalamnya. Isi dari surat itu aneh: Sebuah pertanyaan! “Apa yang menjadi kata favorit Anda?” Mark Twain membalas surat itu dengan satu kata: ”Thanks” – ”terimakasih.”

Seneca menulis: Tidak ada yang lebih mulia daripada hati yang penuh ucapan syukur. Seorang pujangga yang lain juga menulis: ”Hati yang penuh dengan ucapan syukur bukan saja sebagai kebajikan yang terbesar, namun bapa dari semua kebajikan.” Jadi jangan heran bila kita mendapati bahwa Rasul Pauluspun memandang pengucapan syukur sebagai sesuatu yang amat penting.

Penyembahan yang Menyenangkan Allah - 2

Baca Sebelumnya :
Penyembahan yang Menyenangkan Allah - 1

“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itulah ibadahmu yang sejati” (Roma 12:1)

Selamat beribadah kembali dalam rumah Tuhan ini. Kiranya damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus. Dalam Suara Gembala Penyembahan yang Menyenangkan Allah - 1 yang lalu, kita telah merenungkan tentang dua dari empat ciri penyembahan yang menyenangkan hati Allah yang ditulis oleh Rick Warren dalam buku Kehidupan yang Digerakkan oleh Tujuan. Ciri yang pertama adalah Allah senang bila penyembahan kita tepat, dan ciri yang kedua adalah Allah senang bila penyembahan kita tulus. Ciri yang ketiga dan keempat akan dibahas berikut ini.

 
Yohanes 14:6b "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.